backup og meta

4 Cara Pakai Kutek Gel yang Salah dan Bikin Kuku Jadi Rusak

4 Cara Pakai Kutek Gel yang Salah dan Bikin Kuku Jadi Rusak

Kutek gel atau nail gel adalah salah satu pilihan wanita untuk mempercantik kuku jarinya. Keunggulan cat kuku gel antara lain warnanya beragam dan awet tahan lama karena tidak mudah terkelupas dari kuku, juga tidak mudah terhapus dengan aseton.

Namun, cara mengoleskan kutek sayangnya sering salah. Salah cara dan perawatan ini bisa bikin kuku rusak, rapuh, dan gampang patah. Berikut adalah beberapa kesalahan yang tidak disadari wanita dan bisa bikin kuku rusak.

Kesalahan yang sering dilakukan saat pakai kutek gel

bahaya kutek kuku gel

1 .Keseringan gonta-ganti warna kutek gel

Paduan kutek gel dan nail art yang lucu memang menjadi favorit para wanita untuk memanjakan dirinya. Tak jarang juga beberapa orang gonta-ganti warna kutek jenis gel dalam jangka waktu sebentar.

Namun sayang, bahan cat gel pada dasarnya bisa membuat lapisan kuku menjadi tipis. Terlebih bila saat menghapus kutek gel Anda melakukannya dengan paksa, alias dikerok begitu saja. Ini bisa bikin kuku makin aus atau tipis.

Menurut Kristin Pulaski, seorang terapis manicure pedicure profesional, baiknya mengganti atau memperbaiki kutek jenis gel ini minimal 3 minggu sekali. Apabila keseringan, ini dapat membahayakan lapisan kuku. Kuku  Anda jadi lembek dan mudah patah di kemudian hari.

2. Pakai cat kuku gel kelamaan

Selain sering gonta-ganti warna kutek, pakai kutek kelamaan juga tidak baik. Mengapa? Saat pakai kutek kuku, kelembapan pada kuku akan ikut terangkat terbawa bersama kutek gel.

Nah, kuku yang kelembapannya hilang ini bisa bikin bakteri jadi mudah berkembang di lapisan kuku. Disarankan memakai cat kuku gel ini maksimal 3 minggu. Ini juga bertujuan untuk menghindari kerusakan pada kuku dan kutikula.

3. Mencabut lapisan kutek, atau dikerok

Kebanyakan salon memasang tarif mahal untuk menghapus kutek gel. Maka dari itu, kebanyakan orang ada yang menghapus kutek dengan mencabut atau dengan mengikir kuku pakai buffer sendiri di rumah.

Sayangnya, ini bisa membuat beberapa lapisan kuku terangkat dan kuku jadi sangat tipis. Tidak disarankan menghapus kutek sendiri di rumah. Lebih baik pergi ke salon atau ke terapis perawatan kuku.

Cara yang benar untuk menghapus kutek gel adalah dengan pakai aseton. Nantinya terapis akan menggunakan kapas yang sudah direndam dengan aseton. Setelah itu, kapas tersebut diletakkan di atas kuku berkutek yang ingin dihapus.

Sesudahnya, terapis akan melapisi kuku dan kapas dengan kertas foil selama 15 menit. Ketika dibuka, nantinya kutek sudah menjadi lunak dan terapis akan membersihkan kuku dengan alat manicure dan air bersih.

4. Tidak pakai minyak atau krim kutikula

Kuku yang sehat adalah kuku yang lentur, tidak keras, dan tidak mudah patah. Namun sayang, suhu dingin seperti di kamar atau di kantor yang pakai AC, bisa bikin kuku jadi tambah kering.

Kuku yang kering akan membuat kutikula jadi kering juga. Kutikula adalah kulit mati di pangkal kuku yang fungsinya melindungi kuku dari infeksi.  Ketika kuku kering akibat pakai kutek gel dan pakai aseton, ini bisa bikin fungsi kutikula jadi tidak maksimal.

Maka itu, disarankan untuk pakai minyak kutikula setiap hari. Minyak kutikula bisa digunakan saat pakai kutek gel ataupun tidak. Selain untuk menghidrasi kutikula, minyak ini bisa membuat kuku tampak berkilau dan sehat.

 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

 

Gel nail polish mistake https://www.self.com/story/gel-nail-polish-mistakes diakses pada 24 April 2019.

16 ways your doing nails wrong https://www.huffpost.com/entry/16-ways-youre-doing-your_n_8865276 diakes pada 24 April 2019.

Versi Terbaru

25/04/2019

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ajeng Quamila


Artikel Terkait

8 Penyakit Kulit yang Tidak Menular, Plus Gejala-gejalanya

Mengenal Fungsi Aseton dan Risiko Pemakaiannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 25/04/2019

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan