backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Lebih Mudah Membentuk Otot Jika Dulu Pernah Berotot?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    Benarkah Lebih Mudah Membentuk Otot Jika Dulu Pernah Berotot?

    Muscle memory atau memori otot adalah sebuah fenomena ketika otot-otot pada tubuh Anda mengingat apa yang pernah Anda lakukan pada mereka. Sebagai contohnya, Anda telah menjalani latihan angkat beban dalam waktu yang lama, namun karena alasan tertentu Anda berhenti melakukannya selama 3-6 bulan. Hal itu mengakibatkan Anda kehilangan tenaga dan otot yang selama ini Anda bangun. Namun, ketika Anda mulai latihan lagi, Anda dapat mengembalikan otot-otot yang hilang dalam waktu beberapa minggu saja, seolah-olah otot mengingat apa yang telah Anda tinggalkan.

    Banyak orang percaya bahwa muscle memory sebagian besar disebabkan oleh mekanisme sistem saraf. Mekanisme sistem saraf dapat menjelaskan meningkatnya kekuatan, namun tidak menjelaskan bagaimana seseorang bisa mendapatkan kembali ukuran otot dengan cepat.

    Bagaimana otot bisa “mengingat”?

    Tidak seperti sel lainnya, sel-sel otot memiliki lebih dari satu nukleus (inti sel) dan mungkin ribuan. Nukleus berfungsi sebagai pengontrol sel (yang memungkinkan untuk pertumbuhan otot secara cepat, stimultan, dan terkoordinasi, serta memperbaiki jaringan otot), dan karena otot Anda memiliki sel yang sangat banyak dan lebih kompleks daripada sel-sel lain yang terdapat dalam tubuh, maka satu atau dua nukleus saja tidak akan dapat melakukan tugasnya.

    Ketika Anda memiliki otot lebih besar, Anda juga harus menambah banyak nukleus. Peningkatan nukleus dengan pertumbuhan otot telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian. Telah terbukti bahwa orang yang mengonsumsi steroid dan yang menumbuhkan otot dengan mudah memiliki nukleus otot lebih dari normal.

    Kita percaya bahwa ketika otot mengecil, nukleus juga akan hilang. Namun, baru-baru ini, studi yang menggunakan berbagai model hewan menunjukkan bahwa atrofi atau penyusutan otot tidak aktif hingga 3 bulan, sehingga kita tidak kehilangan nukleus seperti yang dibayangkan. 

    Karena otot memiliki jumlah nukleus yang sama meskipun Anda telah berhenti berlatih, maka Anda akan dengan mudah membangun otot kembali ke ukuran sebelumnya. Jadi, nukleus ini tampaknya bertindak sebagai ‘sel memori’. Mereka tahu berapa banyak otot yang Anda miliki sebelum Anda berhenti olahraga.

    Cara kerja muscle memory

    Inilah yang sebenarnya terjadi selama siklus olahraga, penurunan/berhenti olahraga, dan olahraga kembali:

    1. Olahraga menciptakan nukleus yang mengarah pada pertumbuhan otot

    Ketika otot kelebihan beban akibat resistensi latihan, nukleus baru akan diperoleh. Olahraga lebih lanjut (bersamaan dengan diet yang tepat) memungkinkan nukleus untuk menyintesis protein otot yang membuat serat otot lebih besar dan kuat.

    2. Penurunan/pemberhentian olahraga mengarah ke atrofi, namun nukleus tetap ada

    Selama periode penurunan, otot bertahan melawan atrofi karena adanya nukleus. Dan bahkan jika periode penurunan latihan ini terus berlangsung, nukleus tidak akan hilang meskipun sel satelit akan menghilang dan menyebabkan otot menjadi kecil.

    3. Ketika olahraga diteruskan, nukleus sudah siap dan bersedia

    Inilah sebabnya mengapa setelah periode penurunan, otot yang sebelumnya telah dilatih akan berkembang lebih pesat saat pelatihan dilanjutkan. Bagian tersulit dari pertumbuhan otot (membentuk nukleus baru) telah dilakukan, dan nukleus tersebut dapat segera melakukan aksinya dan mulai menyintesis protein.

    Mengapa banyak yang mengatakan bahwa nukleus menghilang saat otot berkurang?

    Hal itu karena dalam studi sebelumnya, mereka menghitung nukleus yang dimiliki oleh jaringan ikat dan sel-sel lain (sel satelit). Dan nukleus tersebut memang menghilang atau mati akibat kurangnya olahraga. Penelitian tersebut memiliki kekeliruan mengenai nukleus otot yang dianggap mati bersamaan dengan mengurangnya otot. Faktanya, nukleus yang mereka teliti bukanlah nukleus otot yang sebenarnya.

    Dibandingkan penelitian lama tersebut, penelitian baru menggunakan teknik yang berbeda untuk mempelajari nukleus tersebut. Studi baru hanya menghitung nukleus yang sebenarnya dan kita dapat melihat bahwa jumlah nukleus tidak ada yang berkurang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan