backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Zat Aditif BHA dan BHT Dalam Makanan Kemasan, Apa Bahayanya Bagi Kesehatan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Zat Aditif BHA dan BHT Dalam Makanan Kemasan, Apa Bahayanya Bagi Kesehatan?

    Tidak sedikit makanan kemasan di pasaran yang diolah dengan beragam zat aditif (tambahan) guna mengawetkan serta mempercantik tampilan makanan. Dari banyak jenis zat aditif pada makanan, BHA dan BHT adalah dua di antaranya. Adakah risiko bahaya yang mungkin timbul dari konsumsi ini?

    Sebelum melangkah lebih jauh, pastikan Anda sudah memahami betul apa yang dimaksud dengan BHA dan BHT.

    Apa itu BHA dan BHT?

    BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene) merupakan antioksidan menyerupai vitamin E yang banyak digunakan oleh industri makanan sebagai pengawet. Fungsinya terutama untuk mencegah minyak dan lemak dalam makanan teroksidasi dan menjadi tengik. Oksidasi yang terjadi ketika kemasan dibuka dalam waktu lama dapat mengubah rasa, warna, dan bau makanan dan mengurangi beberapa nutrisinya.

    Sereal, kentang olahan, permen karet, makanan cepat saji, dan mentega, termasuk beberapa produk makanan yang biasanya diolah dengan BHA dan BHT. Mudahnya, Anda bisa mengetahui adanya kandungan BHA dan BHT dengan cara membaca label makanan.

    makanan ringan

    Apakah kedua zat aditif pada makanan ini aman bila dikonsumsi?

    Setelah Anda mengerti tentang kedua jenis zat aditif ini, mungkin Anda akan mulai bertanya mengenai keamanan BHA dan BHT dalam produk makanan. Seperti dilansir dari laman Very Well Fit, FDA, sebagai badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat yang setara BPOM, menuturkan bahwa BHA dan BHT aman untuk digunakan dalam produk makanan olahan.

    Para peneliti memperkirakan bahwa rata-rata jumlah BHA yang ada di dalam makanan harian masih dapat ditolerir oleh tubuh karena “dosis”nya sangat sedikit. Menurut para periset, BHA baru akan menimbulkan reaksi negatif bila dikonsumsi setidaknya hingga 125 kali dalam sehari.

    Begitu juga dengan BHT yang dianggap aman. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi BHT dalam jumlah yang sangat besar memicu timbulnya berbagai interaksi dengan hormon kontrasepsi serta hormon steroid.

    natrium dalam makanan kemasan

    Sebenarnya, zat aditif pada makanan boleh dikonsumsi asal sesuai batas

    Intinya, FDA sebenarnya menyetujui penggunaan BHA dan BHT dalam produk makanan. Hanya saja, batas yang dianjurkan hingga 0,002 persen dari keseluruhan kadar lemak yang ada dalam makanan tersebut. Sedangkan untuk makanan kering lainnya, FDA telah menetapkan batasan aman untuk setiap jenis makanan yang berbeda.

    Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh National Toxicology Program, BHA bisa bersifat karsinogenik (pemicu kanker) pada tikus. Meski begitu, sejauh ini belum ada bukti kuat yang menyatakan kalau zat aditif dapat memicu kanker pada manusia.

    Jadi, BHA dan BHT yang ada dalam produk makanan pada dasarnya aman bila dikonsumsi. Namun, penting untuk tetap memperhitungkan seberapa banyak makanan kemasan dan makanan cepat saji yang Anda makan setiap harinya. Akan lebih baik lagi, bila Anda menyelingi konsumsi makanan yang mengandung zat aditif dengan rutin makan makanan segar atau setidaknya yang bebas pengawet.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan