Indonesia memiliki banyak tanaman herbal yang bermanfaat bagi kesehatan dan telah terbukti secara empirik dalam sejumlah penelitian ilmiah. Kekayaan tanaman herbal ini juga bisa membantu dalam mengontrol dan menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Mengenal penyakit asam urat
Artritis gout (penyakit asam urat) adalah penyakit radang sendi yang paling sering ditemukan di Indonesia. Perhimpunan Reumatologi Indonesia dalam buku Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout menuliskan, gout terjadi pada 1-2% orang dewasa dan kasus artritis inflamasi paling banyak terjadi pada pria.
Prevalensi penyakit gout diperkirakan antara 13,6 per 1.000 pria dan 6,4 per 1.000 perempuan. Prevalensi gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria berusia lebih dari 75 tahun dan 3% pada perempuan berusia lebih dari 85 tahun.
Penyakit ini ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat (MSU) di persendian dan jaringan ikat yang berlangsung lama. Biasanya artritis gout disertai dengan adanya kondisi yang mendasari, seperti hipertensi, diabetes melitus, sindroma metabolik, dan obesitas.
Artritis gout biasanya didahului dengan fase hiperurisemia, yakni kondisi kadar asam urat lebih dari 6,8 mg/DI yang berarti sudah melewati batas normalnya. Fase hiperurisemia adalah fase ketika pasien tidak menunjukkan gejala klinis apapun dalam periode yang cukup lama.
Berbagai organisasi kesehatan seperti, The European League Against Rheumatism (EULAR), American College of Rheumatology (ACR), dan National Kidney Foundation (NKF) tidak menganjurkan konsumsi obat kimia konvensional dalam menurunkan asam urat secara rutin dengan pertimbangan keamanan dan efektivitas obat tersebut.
Selain itu, obat-obat penurun asam urat golongan tertentu tidak boleh diberikan pada artritis gout akut. Sebab sejumlah obat bisa saja menurunkan level asam urat yang relatif banyak dalam waktu singkat, namun berakibat membuat gejala akut semakin berat dan hebat.
Karena itu, tatalaksana kondisi ini biasanya dilakukan dengan memodifikasi gaya hidup untuk mencegah terjadinya fase lebih parah, yakni fase interkritikal dan artritis gout kronis.
Konsumsi ramuan herbal asli Indonesia bisa menjadi alternatif modifikasi pola hidup dan efektif menurunkan kadar asam urat dengan lebih aman. Selain itu, herbal juga bisa membantu mengatasi obesitas yang diketahui sebagai komorbid penyakit asam urat.
Tanaman herbal untuk mengatasi asam urat
Meningkatnya kadar asam urat bisa disebabkan oleh 3 hal, yakni konsumsi makanan yang tinggi purin, produksi asam urat berlebih, dan hambatan sekresi asam urat di ginjal.
Asam urat dalam tubuh berasal dari proses oksidasi zat purin oleh enzim xantin oksidase. Jadi ketika mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi maka enzim xantin akan bekerja mengubahnya menjadi asam urat.
Beberapa tanaman herbal Indonesia memiliki kemampuan dalam menekan aktivitas enzim xantin oksidase sehingga produksi asam urat bisa lebih terkontrol.
Herbal kayu secang, rimpang, dan sambiloto untuk mengontrol produksi asam urat
Salah satu tanaman herbal yang memiliki khasiat ini adalah kayu secang. Masyarakat Jawa Tengah sudah tidak asing lagi dengan wedang secang. Wedang secang biasanya dikonsumsi untuk menghangatkan badan dan secara tradisional untuk mengobati gejala batuk pilek ringan.
Pada sebuah uji in-vitro, diketahui ekstrak etanol kayu secang mampu menghambat kerja enzim xantin oksidase sebesar 98%–dengan pembanding positif allopurinol sebagai obat kimia terstandar.
Ekstrak kayu secang memiliki kandungan senyawa aktif brazilin, jenis senyawa yang berpotensi tinggi sebagai antioksidan. Dengan merebus kayu secang pada suhu 70⁰C maka kita bisa mendapatkan kadar brazilin tertinggi.
Penggunaan harian yang disarankan adalah 5 gram serutan kayu secang direbus dengan 500 mL air selama 20 menit. Rebusan tersebut sebaiknya diminum 2 kali per hari.
Selain kayu secang, ada beberapa jenis herbal asli Indonesia lainnya yang mampu menghambat kerja enzim xantin oksidase dalam memproduksi asam urat yakni macam-macam rimpang seperti kencur, jahe, lengkuas, kunyit, dan daun sambiloto.
Sambiloto diketahui mengandung senyawa aktif yang disebut andrografolid, senyawa ini memiliki manfaat tinggi sebagai antioksidan.
Kandungan antioksidan dalam tanaman herbal ini, baik dalam kayu secang, rimpan, maupun sambiloto, dapat membantu melawan radikal bebas yang memfasilitasi pembentukan asam urat.
Kumis kucing untuk membuang kadar asam urat
Mekanisme lain dalam menurunkan kadar asam urat dalam tubuh adalah meningkatkan sekresi asam urat di ginjal. Herbal yang memiliki potensi tersebut dalam tanaman kumis kucing.
Secara empiris kumis kucing banyak digunakan masyarakat pedesaan untuk mengatasi kencing batu dan infeksi saluran kencing. Dalam beberapa penelitian, kumis kucing dapat meningkatkan volume urin, meningkatkan frekuensi berkemih, dan meningkatkan larutnya garam kristalisasi termasuk kristal MSU asam urat.
Karena itu konsumsi kumis kucing berpotensi membantu melarutkan atau membuang kadar asam urat dalam tubuh melalui urin.
Resep membuat ramuan sambiloto
Berikut cara pengolahan herbal sambiloto untuk membantu mengontrol asam urat.
Ramuan sambiloto
- 30 gram daun sambiloto tumbuk halus
- 300 mL air mendidih
- 1sdm madu
Cara membuat: rebus daun sambiloto sampai air tersisa sepertiganya, tambahkan madu saat akan diminum. Konsumsi satu kali sehari.
Ramuan parem sambiloto
- 30 gram daun sambiloto (1 genggam)
- Air secukupnya
- Minyak zaitun
Cara membuat: campurkan daun sambiloto, peras sampai berbentuk pasta. Campurkan dengan minyak zaitun. Oleskan pada kaki atau bagian sendi yang bengkak 2 kali sehari, pagi dan malam.
[embed-health-tool-bmi]