Pemakaian gigi palsu mungkin memang lebih identik dengan orang tua. Namun, karena fungsinya adalah menggantikan gigi yang hilang, bisa saja seseorang yang masih muda sudah pakai gigi palsu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Pemakaian gigi palsu mungkin memang lebih identik dengan orang tua. Namun, karena fungsinya adalah menggantikan gigi yang hilang, bisa saja seseorang yang masih muda sudah pakai gigi palsu.
Penggunaan gigi palsu justru memang kerap disarankan supaya gigi dan mulut tetap bisa berfungsi secara optimal dan tidak menimbulkan risiko kerusakan pada gigi lainnya.
Gigi palsu atau denture adalah alat bantu yang digunakkan untuk menggantikan gigi yang hilang.
Selain meningkatkan rasa percaya diri, pemasangan gigi palsu juga dilakukan untuk mengatasi keluhan lain yang muncul saat gigi hilang, seperti kesulitan makan dan gangguan bicara.
Gigi permanen yang copot tidak akan bisa tumbuh lagi. Maka, saat Anda kehilangan gigi pada usia muda, penggunaan gigi palsu bisa menjadi solusinya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa seseorang di usia muda sudah memakai gigi palsu.
Radang gusi atau gingivitis yang tidak diatasi dapat berkembang menjadi periodontitis. Pada kondisi ini, infeksi sudah menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang berfungsi untuk menyangga gigi.
Saat penyangganya rusak, gigi Anda akan lebih mudah lepas, tidak terkecuali pada orang yang masih berusia muda.
Itulah sebabnya beberapa dokter gigi mungkin sudah menyarankan pasien periodontis yang parah untuk pakai gigi palsu meski masih muda.
Perubahan hormon selama kehamilan bisa membuat ibu hamil lebih rentan mengalami berbagai masalah gusi, seperti peradangan dan periodontitis.
Meski kecil kemungkinannya, Better Health Channel menyebutkan bahwa ibu hamil dapat terkena periodontitis hingga menyebabkannya kehilangan gigi.
Ketika gigi ibu hamil hilang atau tanggal, salah satu solusi yang dapat diberikan adalah penggunaan gigi palsu.
Benturan yang keras pada area mulut dapat menyebabkan cedera yang berujung pada gigi copot. Jika masalah ini terjadi di usia muda, Anda mungkin harus memakai gigi palsu.
Cedera bisa terjadi akibat kecelakaan kendaraan, olahraga yang membuat Anda rentan berbenturan, dan sebagainya.
Risiko gigi tanggal karena cedera bisa menjadi lebih besar jika Anda memiliki kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism) saat stres atau tidur.
Mengutip laman National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, diabetes dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan gusi.
Jadi, jika Anda mengalami kerusakan gigi akibat diabetes di usia muda, kemungkinan Anda untuk pakai gigi palsu juga makin meningkat.
Beberapa penyakit lain, seperti osteoporosis, sindrom Sjogren, dan rheumatoid arthritis juga dapat merusak gigi sehingga mengharuskan seseorang pakai gigi palsu saat masih muda.
Tidak hanya itu, permasalahan gigi yang cukup parah, seperti gigi berlubang yang terlalu besar dan tidak dapat ditangani dengan perawatan gigi, juga bisa berakhir dengan pemasangan gigi palsu di usia muda.
Sama seperti gigi asli, gigi tiruan juga perlu dirawat supaya kondisinya tetap baik dan berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut ini adalah beberapa tips merawat gigi palsu di usia muda.
Anda juga perlu segera pergi ke dokter gigi jika gigi tiruan terasa longgar, menyebabkan keluarnya darah, atau menimbulkan peradangan pada gigi.
Jika Anda merawat gigi palsu dengan benar dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi, gigi palsu dapat bertahan dengan baik selama beberapa tahun.
Namun, jika gigi palsu digunakan dalam jangka panjang tanpa perawatan yang tepat, Anda justru bisa mengalami berbagai permasalahan.
Ini bisa meningkatkan risiko gigi berlubang, kerusakan jaringan di sekitar gigi, infeksi pada lokasi pemasangan gigi palsu, hingga perubahan bentuk rahang.
Meski begitu, karena pemasangan gigi palsu di usia muda biasanya merupakan saran dari dokter, jangan sampai risiko efek samping pasang gigi palsu mengurungkan niat Anda untuk memakainya.
Ruang kosong pada rongga mulut karena gigi copot yang tidak diisi gigi tiruan juga bisa menimbulkan berbagai permasalahan, seperti gigi geser, gangguan fungsi mengunyah, dan masih banyak lagi.
Jadi, sebenarnya tidak masalah jika Anda sudah pakai gigi palsu meski masih muda. Yang terpenting, rawatlah gigi palsu Anda dengan sebaik mungkin dan rajinlah mengunjungi dokter gigi.
Hal ini tidak hanya dapat mencegah efek samping penggunaan gigi palsu dalam jangka panjang, tetapi juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar