Berat lahir bayi mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan dan kecukupan nutrisi bayi saat dilahirkan. Bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500gr (2,5 kg). Beberapa klasifikasi lain untuk berat lahir rendah adalah: berat lahir sangat rendah jika di bawah 1,5 kg, dan berat lahir rendah ekstrem jika di bawah 1 kg.
Berat lahir rendah tidak hanya mempengaruhi kondisi bayi saat dilahirkan tetapi juga kesehatan bahkan kelangsungan hidup bayi. Pada umumnya, bayi yang dilahirkan prematur atau kurang dari 37 minggu usia kandungan memiliki berat lahir yang lebih rendah dari bayi normal. Di samping jangka waktu kehamilan, berat lahir bayi ditentukan oleh beberapa faktor yang pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu dan kesehatan saat kehamilan.
1. Status gizi ibu bayi sebelum hamil
Status gizi seorang calon ibu bayi memenentukan asupan yang diperoleh bayi dalam kandungan. Kecukupan status gizi sebelum kehamilan dinilai menggunakan indeks masa tubuh (IMT). Salah satu penelitian menunjukkan perempuan yang berbadan kurus atau dengan IMT < 18,5 memiliki peluang dua kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat rendah dibandingkan individu dengan IMT normal. Saat sebelum memasuki masa kehamilan, IMT menggambarkan perkembangan tubuh dan kecukupan asupan untuk ibu dan bayi.
2. Berat badan ibu bayi saat sedang hamil
Peningkatan asupan untuk memenuhi kebutuhan bayi pasti akan berdampak pada kenaikan berat badan saat kehamilan. Kenaikan berat badan berkisar antara 5 kg hingga 18 kg yang disesuaikan dengan status gizi sebelum hamil, pada individu berbadan normal kenaikan berat badan yang disarankan sekitar 11 kg hingga 16 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu sedikit meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah. Hal ini dibuktikan oleh penelitian oleh Frederik dan kolega yang menemukan kenaikan berat badan ibu hamil memiliki hubungan positif terhadap berat bayi saat dilahirkan, semakin besar peningkatan berat badan ibu hamil maka akan semakin tinggi berat badan bayi saat dilahirkan.
3. Usia Ibu saat sedang hamil
Bayi berat lahir rendah pada umumnya ditemukan pada ibu yang hamil saat usia remaja. Tubuh seorang perempuan usia remaja belum siap untuk mengalami kehamilan, hal ini juga dapat disebabkan kecukupan nutrisi pada usia tersebut. Kehamilan usia remaja yang paling sering terjadi pada usia 15-19 tahun. Akibatnya, risiko melahirkan berat bayi lahir rendah menjadi lebih tinggi 50% dibandingkan usia normal untuk menjalani kehamilan atau sekitar 20-29 tahun.
4. Jarak waktu melahirkan anak
Jika waktu kehamilan terlalu berdekatan dengan waktu melahirkan anak sebelumnya maka kemungkinan tubuh ibu bayi belum menyimpan nutrisi yang cukup untuk kehamilan selanjutnya. Kebutuhan nutrisi akan meningkat saat hamil, dan akan lebih tinggi lagi jika ibu mengalami kehamilan dan harus memberikan ASI secara bersamaan sehingga meningkatkan risiko bayi berat lahir rendah. Suatu penelitian di India menemukan bahwa Ibu yang melahirkan BBLR cenderung memiliki interval kelahiran yang lebih singkat. Rata-rata BBLR terjadi pada ibu yang melahirkan dengan jarak hanya 24 bulan dari kelahiran yang sebelumnya.
5. Kondisi kesehatan ibu
Kesehatan ibu saat menjalani kehamilan maupun riwayat kesehatan sebelum dapat berkontribusi menyebabkan BBLR. Tidak hanya masalah kesehatan fisik, namun juga kesehatan psikologis ibu. Berikut beberapa masalah kesehatan ibu yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah:
- Anemia – Kondisi ini pada umumnya disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) dalam darah saat kehamilan dan diatasi dengan mengonsumsi suplemen tablet Fe saat hamil.
- Riwayat keguguran dan melahirkan BBLR – salah satu masalah yang menyebabkan keguguran adalah ketika tubuh tidak dapat mempertahankan kandungan. Individu dengan usia lebih dari 30 biasanya lebih berisiko memiliki kandungan yang lebih lemah sehingga berisiko melahirkan prematur dan BBLR.
- Penyakit Infeksi – beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan BBLR adalah HIV, toxoplasmosis dan listeria. HIV dapat ditularkan melalui plasenta ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi hingga menyebabkan gangguan perkembangan dan imun bayi sejak dalam kandungan. Sedangkan toxoplasmosis dan listeria menginfeksi lewat makanan yang tidak matang atau tidak higienis.
- Komplikasi kehamilan – di antaranya gangguan pada uterus dan letak plasenta yang lebih rendah sehingga bayi harus dilahirkan dengan operasi caesar saat kurang dari usia kandungan normal.
- Pregnancy blues – disebabkan gangguan hormonal yang menyebabkan kesedihan terus-menerus selama hamil. Dampaknya dapat menghilangkan nafsu makan dan kelelahan yang konstan pada ibu hamil.
- Paparan alkohol dan asap rokok saat hamil (pasif maupun aktif) – konsumsi keduanya menyebabkan racun masuk ke aliran darah ibu hamil dan dapat merusak plasenta, sehingga dapat merusak sumber nutrisi bagi bayi dalam kandungan. Keduanya juga dapat menyebabkan kerusakan sel terutama protein dan lapisan lipid. Konsumsi alkohol sebanyak 20 gram saja dapat menyebabkan janin mengalami hambatan perkembangan dan bernapas.
6. Melahirkan bayi kembar
Dengan adanya lebih dari satu bayi dalam kandungan, maka tubuh akan berusaha lebih keras untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Jika mengalami kekurangan nutrisi saat kehamilan, ini dapat menyebabkan berat lahir rendah. Bayi yang lahir kembar juga cenderung memiliki badan yang lebih kecil karena keterbatasan ruang untuk berkembang saat dalam kandungan sehingga mereka memiliki berat lahir yang lebih rendah. Ada baiknya Ibu yang sudah terdeteksi akan memiliki bayi kembar meningkatkan kecukupan asupan dan meningkatkan berat badan berkisar antara 14 kg hingga 23 kg agar dapat mengurangi risiko melahirkan bayi kembar dengan berat lahir rendah.
BACA JUGA:
- Berat Berlebih Saat Hamil Dapat Berisiko untuk Jantung Anak
- Dampak Bulimia Terhadap Ibu Hamil dan Bayi
- Kenapa Ibu Hamil Perlu Melakukan Genetic Screening
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]