backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tidak Selalu karena Madu, Ini Penyebab Botulisme pada Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 16/08/2022

Tidak Selalu karena Madu, Ini Penyebab Botulisme pada Bayi

Botulisme pada bayi merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan sering kali membuat orangtua cemas. Bagaimana tidak, botulisme bisa membuat fungsi saraf menjadi tidak normal hingga menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan. Ketahui lebih lengkap mengenai kondisi ini dalam ulasan berikut.

Apa itu botulisme pada bayi?

Botulisme pada bayi adalah penyakit yang dapat terjadi ketika ia menelan racun dari bakteri pembentuk spora, yakni Clostridium botulinum.

Dalam kondisi tertentu, spora dapat tumbuh di dalam luka dan menghasilkan racun. Racun tersebut kemudian masuk ke aliran darah.

Bayi dengan botulisme dapat mengalami kelemahan otot, tangisan yang lemah, bahkan kesulitan bernapas. Hal itu membuat bayi perlu dirawat di rumah sakit.

Dengan diagnosis dini dan perawatan medis yang tepat, bayi Anda mungkin bisa pulih sepenuhnya dari penyakit ini.

Apa penyebab botulisme pada bayi?

lipoma pada bayi

Mengutip Kids Health, penyebab utama botulisme pada bayi adalah racun dari spora bernama Clostridium botulinum yang biasanya hidup di tanah dan debu.

Bakteri tersebut dapat menempel pada permukaan, seperti karpet dan lantai. Selain itu, bakteri ini juga dapat mencemari makanan, termasuk madu.

Itulah sebabnya bayi di bawah usia 1 tahun tidak boleh diberikan madu. Pasalnya, saluran pencernaan bayi masih belum cukup matang untuk mengatasi spora.

Sementara sistem pencernaan anak yang lebih besar dan orang dewasa telah berkembang dengan baik, sehingga mampu memindahkan racun ke seluruh tubuh sebelum menyebabkan dampak negatif.

Botulisme pada bayi biasanya menyerang bayi yang berusia 3 minggu hingga 6 bulan. Kendati begitu, semua bayi berisiko mengalami botulisme hingga usianya menginjak 12 bulan.

Apa saja tanda dan gejala botulisme pada bayi?

Melansir Healthy Children, botulisme pada bayi yang ditularkan melalui makanan, gejalanya biasanya dapat berkembang dengan cepat.

Kemungkinan tanda atau gejala botulisme pada bayi mulai terasa dalam waktu 12 hingga 48 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi spora Clostridium botulinum.

Gejala yang timbul dapat berkisar dari ringan hingga berat. Sering kali, kondisi ini dimulai dengan gejala berikut.

  • Sembelit.
  • Tangisan yang melemah.
  • Kehilangan ekspresi wajah.
  • Refleks muntah berkurang.
  • Susah untuk makan.
  • Tidak mampu menggerakkan seluruh tubuh atau floppiness.

Bayi Anda juga mungkin mengalami sejumlah kondisi berikut ini.

  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Mulut kering.
  • Kelopak mata menurun.
  • Kesulitan menelan dan berbicara.

Dalam hal ini, masa inkubasi untuk penyakit infeksi pada bayi ini umumnya dapat berkisar antara 3 – 30 hari setelah terpapar spora.

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

Umumnya, diagnosis penyakit ini dilakukan dengan mendeteksi toksin botulinum dan isolasi C. botulinum dari sampel tinja bayi.

Pada bayi yang mengalami konstipasi, mungkin perlu dilakukan irigasi kolon dengan saline steril.

Pemeriksaan lain mungkin saja akan dokter lakukan. Konsultasikan dengan dokter untuk jenis pemeriksaan yang tepat.

Bagaimana cara mengobati botulisme pada bayi?

Bayi yang mengalami botulisme sering kali memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU). Dokter akan berusaha membatasi masalah yang ditimbulkan oleh toksin di dalam tubuh bayi.

Selain itu, dokter akan mengobati botulisme pada bayi dengan cara memberikan antitoksin atau yang disebut botulisme immunoglobulin intravena (BIGIV).

Bayi yang telah mendapatkan BIGIV sering kali bisa pulih lebih cepat dan menghabiskan lebih sedikit waktu di rumah sakit daripada bayi yang tidak.

Namun, bila racun telah memengaruhi otot-otot pernapasan, bayi mungkin perlu menggunakan mesin pernapasan (ventilator) selama beberapa minggu sampai keadaannya membaik.

Sementara bila sudah memengaruhi otot-otot untuk menelan, pemberian cairan infus atau ASI melalui selang mungkin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan nutrisi bayi.

Bagaimana cara mencegah botulisme pada bayi?

Untuk melindungi bayi Anda dari botulisme, hindari paparan tanah atau debu yang berpotensi terkontaminasi bakteri.

Tanah dapat mengandung spora C. botulinum yang dapat bersirkulasi di udara dan terhirup ke dalam paru-paru.

Penyakit ini juga dapat terjadi jika bayi makan makanan di mana spora C. botulinum telah berkembang biak dan menghasilkan toksin di dalamnya.

Dalam hal ini, madu sering kali dikaitkan dengan hal tersebut.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar Anda tidak memberikan madu kepada bayi di bawah usia 12 bulan. Madu diyakini aman untuk anak usia 1 tahun ke atas.

Perlu Anda ketahui, bahwa tidak ada vaksin atau obat khusus yang tersedia untuk mencegah botulisme. Jika Anda mencurigai bayi Anda mengalami botulisme, segera cari bantuan medis.

Kesimpulan

Sebagian besar bayi bisa sembuh total dari botulisme, meskipun memakan waktu beberapa minggu hingga bulan. Sementara itu, gejala yang ditularkan melalui makanan terkadang bisa berkembang ke tahap di mana otot-otot menjadi lumpuh hingga menyebabkan kematian akibat gagal atau masalah pernapasan pada bayi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 16/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan