backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Wanita Lebih Panjang Umur Dibanding Pria?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 01/03/2020

    Benarkah Wanita Lebih Panjang Umur Dibanding Pria?

    Setelah sekian lama dicap sebagai gender yang lemah, kini giliran Anda untuk berbangga hati menjadi seorang perempuan, karena Anda memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh kaum pria.

    1. Umur panjang

    Dari 49 orang tertua yang tercatat di dunia saat ini, hanya dua di antaranya adalah laki-laki. Seorang wanita yang lahir hari ini memiliki harapan hidup mencapai usia 79,8 tahun, alias lima tahun lebih lama daripada laki-laki. Meskipun kesenjangan usia ini telah menyempit sedikit dalam beberapa tahun terakhir, usia harapan hidup laki-laki pada saat ini sudah bisa dicapai oleh perempuan sejak 30 tahun yang lalu.

    Peneliti percaya bahwa ada banyak faktor yang bisa menyebabkan wanita memiliki tingkat bertahan hidup lebih besar daripada laki-laki. Salah satunya adalah bundel kromosom pembentuk DNA dalam setiap sel. Kromosom terdiri dari 2 pasang: perempuan memiliki dua kromosom X, sedangkan pria memiliki X dan kromosom Y. Perbedaan sederhana ini secara tidak langsung mengubah cara sel berkembang. Memiliki dua kromosom X, wanita menyimpan salinan ganda dari setiap gen, yang berarti mereka memiliki cadangan jika salah satunya rusak. Pria tidak memiliki cadangan, ditambah lagi sejumlah faktor eksternal yang lebih sering terjadi pada pria – misalnya dalam hal kecelakaan dan penyakit terkait dengan gaya hidup seperti penyakit jantung dan kanker.

    Para peneliti di Imperial College School of Medicine di London menemukan bahwa wanita menghasilkan sel darah putih yang lebih kebal infeksi dibandingkan laki-laki pada usia yang sama. Sebuah tim yang dipimpin oleh Dr. Richard Aspinall dan Dr. Jeffery Pido-Lopez melacak jumlah sel darah putih baru, yang dikenal sebagai T-sel, di 46 pria dan wanita sehat berusia 20 – 62 tahun. Pada kedua jenis kelamin, kelenjar timus yang menghasilkan T-sel, membuat sel-sel yang lebih sedikit dengan bertambahnya usia. Namun wanita masih memiliki kadar T-sel baru daripada laki-laki pada usia yang sama, menurut laporan di majalah New Scientist. Para peneliti kemudian melihat statistik untuk kematian di Inggris akibat pneumonia dan influenza antara tahun 1993 dan 1998. Mereka menemukan lebih banyak pria daripada wanita meninggal dari penyakit dan gaya hidup yang mencerminkan perbedaan aktivitas timus antara kedua jenis kelamin.

    2. Kehidupan seks yang lebih baik

    Rekor dunia mencatat wanita asal Denmark mencapai 222 kali orgasme dalam satu kali masturbasi!

    Tubuh wanita mengizinkan mereka untuk bisa memiliki orgasme berulang kali bahkan ketika mereka tidak secara sukarela mencapai orgasme ganda atau belum siap menghadapi orgasme ganda, baik saat melakukan seks penetratif maupun masturbasi. Menariknya lagi, orgasme ganda tidak harus terjadi segera berturut-turut. Dengan rangsangan dan gairah yang konsisten dan terus berlanjut, seorang wanita memiliki kekuatan untuk terus menikmati orgasme tanpa batas. Sebaliknya, pria tidak memiliki kemampuan untuk orgasme ganda karena tubuh pria membutuhkan periode pemulihan dari satu kali orgasme.

    Selain itu, sebuah survei baru menunjukkan bahwa rata-rata perempuan menikmati seks terbaik dalam hidup mereka pada usia 28 sementara kaum pria tertinggal lima tahun di belakang. Menurut jajak pendapat, seorang pria harus menunggu sampai mereka berusia 33 sebelum mereka mencapai puncak hasrat seksual mereka. Temuan ini mematahkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa puncak seksual pria berada di usia 18 dan wanita di 30.

    Perempuan lebih bisa memahami dirinya sendiri dan menemukan apa yang berhasil dan tidak dalam hal seks, lebih cepat daripada pria. “Seperti kebanyakan hal, seks akan lebih baik semakin sering Anda melakukannya dan semakin Anda ahli dalam hal tersebut,” kata pakar seks dan asmara, Tracey Cox. Jadi masuk akal bagi pria untuk memiliki seks yang lebih baik di usia 33 daripada 18, karena mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasai diri dan mengontrol orgasme, serta untuk memahami sistem seksual wanita yang lebih kompleks.

    3. Lebih kebal terhadap kanker kepala dan leher

    Statistik dari National Cancer Research menunjukkan, sejak 2015 sekitar 30.000 pria secara keseluruhan akan didiagnosis dengan kanker rongga mulut atau faring, sementara perempuan hanya sekitar 12.000. Untuk kasus kanker esofagus, setidaknya 14.000 pria bisa didiagnosis mengidap penyakit ini, dibandingkan dengan akumulasi total perempuan yang hanya mencapai 3.000 kasus.

    Kedua kanker ini sangat terkait dengan penggunaan tembakau dan konsumsi alkohol berlebihan. “Meskipun jumlah perempuan yang merokok dan minum alkohol kini makin banyak, namun angka perokok dan peminum alkohol utama masih dipegang oleh kaum pria, sehingga perkembangan risikonya masih jauh lebih tinggi terhadap pria,” ujar J. Leonard Lichtenfeld, MD., wakil kepala tim medis American Cancer Society.

    4. Peluang lebih rendah terhadap melanoma

    Penelitian yang dikepalai oleh A. Joosse (2011) di Cancer Registry Munich menemukan bahwa perbedaan gender memiliki andil dalam faktor risiko munculnya melanoma alias tipe kanker kulit langka namun paling ganas. Dari 11.000 kasus melanoma, wanita memiliki angka kelangsungan hidup 38 persen dibandingkan dengan laki-laki, dan secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menjalar ke kelenjar getah bening dan metastasis visceral (42 persen dan 44 persen lebih rendah). Selain itu, wanita memiliki keuntungan perkiraan keberlangsungan hidup hingga 20% bahkan setelah didiagnosis kanker, termasuk jenis kanker in-transit dan kelenjar getah bening, tetapi tidak termasuk metastasis non-visceral.

    Melanoma kulit pada wanita ternyata memiliki kecenderungan lebih rendah untuk bermetastasis (menyebar), dan peneliti menduga bahwa ini adalah karena perbedaan dalam interaksi induk tumor pada tubuh wanita dan pria.

    Kesenjangan risiko ini bisa jadi disebabkan oleh frekuensi dan intesitas kegiatan luar ruangan yang lebih didominasi oleh kaum pria, misalnya pekerjaan dan berolahraga. Walaupun tidak umum bagi kanker melanoma untuk menyerang di usia muda, namun gejala melanoma dapat mulai timbul pada saat mereka mencapai usia 50-an dan 60-an, akibat akumulasi kerusakan kulit dari waktu ke waktu tanpa perlindungan tabir surya.

    5. Indera penciuman yang lebih tajam

    Pria dan wanita sangat berbeda dalam evaluasi persepsi mereka terhadap bau. Perempuan bisa mengidentifikasi lebih banyak jenis bau melebihi laki-laki, menurut sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Roberto Lent dari Institute of Biomedical Sciences di Federal University of Rio de Janeiro dan National Institute of Translational Neuroscience, Kemenristek Brazil.

    Indera penciuman wanita memang lebih tajam daripada pria, dikarenakan wanita memiliki 50 persen lebih banyak sel pada olfactory bulb dalam otak mereka (bagian otak yang berperan dalam mengidentifikasi bau), menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.

    Selain itu, perbedaan jenis kelamin dalam ketajaman indera penciuman mungkin didasari oleh faktor perilaku sosial yang berbeda dan bisa dikaitkan dengan persepsi masing-masing individu terhadap penciuman, yang secara alami berhubungan dengan pengalaman dan emosi. Hal inilah yang juga mendasari praduga para peneliti yang mempercayai bahwa superioritas indra penciuman wanita adalah kemampuan kognitif atau emosional, bukan cuma persepsi.

    6. Bisa mendeteksi lebih dari 100 juta warna

    Manusia pada umumnya adalah makhluk trikromatik, memiliki tiga jenis reseptor warna (sel kerucut) dalam matanya. Setiap reseptor warna mampu menerima sekitar 100 warna berbeda, yang artinya seorang manusia normal bisa mengidentifikasi sekitar 100^3 warna, alias satu juta warna dalam satu waktu.

    Lain halnya dengan tetrakromatik seperti pada sejumlah ikan, burung, dan serangga, yang memungkinkan mereka memiliki empat jenis reseptor warna. Beberapa manusia dilaporkan termasuk tetrakromatik, memungkinkan mereka bisa mengidentifiasi berbagai warna hingga 100 juta warna berbeda. Tentu saja, karena tidak satupun dari kita benar-benar tahu bagaimana dunia terlihat oleh orang lain, orang-orang dengan kondisi visual bak “manusia super” ini tidak akan menyadari kemampuan ini.

    “Tetrakromatik terbukti bisa dimiliki oleh segelintir wanita,” ujar Dr. Jay Neits, peneliti visual warna dan oftalmologi di University of Washington di Seattle, “walaupun frekuensi dan apa yang dilakukan oleh sejumlah wanita tetrakromatik ini masih kurang jelas.”

    Tetrakromatik kemungkinan akan muncul pada wanita dengan anak laki-laki atau ayah yang buta warna. Gen reseptor warna yang memproses merah dan hijau yang ditemukan pada kromosom X, yang dimiliki dua kali lipat oleh wanita. Perempuan tetrakromatik diyakini membawa tiga jenis gen dengan sel kerucut biasa dan satu jenis mutan. Neitz memperkirakan hanya sekitar 2 persen wanita memiliki mutasi genetik yang menyebabkan retina kerucut ekstra, dan masih belum ada uji andal yang bisa benar-benar memprediksi apakah seseorang benar-benar memiliki “penglihatan super” atau tidak.

    Conchetta Antico, pelukis lokal asal San Diego, California, Amerika Serikat, adalah salah satu wanita tetrakromat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 01/03/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan