Hal ini akan mendorong korban untuk sulit menolak karena berpikir mungkin ini memang hal yang normal. Padahal kenyataannya, korban telah termakan oleh manipulasi sang pelaku.
Perlu diingat bahwa tubuh Anda sepenuhnya milik Anda. Tidak ada satupun orang yang berhak menyentuh tubuh Anda tanpa seizin Anda.

3. Membuat korban merasa bersalah
Pelaku pelecehan seksual biasanya senang membuat korbannya merasa bersalah. Misalnya pelaku dan korban pulang larut malam berdua. Hal ini bisa dimanfaatkan pelaku yang mengantarkan korban pulang sebagai imbalan dan justru menuduh korban yang berinisiatif dengan minta diantarkan pulang. Padahal, dalam situasi apa pun pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan dan satu-satunya yang bersalah yaitu si pelaku, bukan korban.
Selain itu, pelaku pelecehan seksual juga senang membuat korbannya merasa berhutang bantuan padanya. Contohnya karena dia mentornya atau orang yang memberi pekerjaan padanya. Dengan begitu, kesempatan untuk menuruti permintaan sang pelaku lebih besar.
4. Menolak jawaban “tidak”
Para pelaku biasanya memiliki kegigihan untuk membujuk korban untuk melakukan apa yang diinginkannya dengan cara yang halus dan terkesan sopan. Walaupun sudah ditolak berkali-kali, biasanya pelaku akan terus berusaha untuk mendapatkannya. Pelaku tidak akan cepat menyerah hanya karena beberapa penolakan, karena dalam kamus para pelaku tidak ada kata “tidak”. Mereka akan terus mencari cara agar korban mau dan mengiyakan permintaannya meski terpaksa.
Jika Anda ada dalam posisi ini, segera cari bantuan dan laporkan tindakan pelaku pada pihak yang berwenang. Baik itu manajer HRD, kepala sekolah, kepolisian, dan lainnya.
5. Ancaman atau godaan terselubung
Pelaku bisa menggunakan ancaman untuk membujuk calon korbannya. Misalnya mengancam akan menghancurkan karier atau reputasi korban jika menolak ajakannya. Bisa juga sebaliknya, pelaku menggunakan godaan demi mendapatkan wanita tersebut, misalnya menjanjikan kenaikan jabatan atau nilai ujian yang tinggi.
6. Minta korban untuk melakukan hal yang sepele dulu
Salah satu cara klasik untuk memanipulasi korban pelecehan seksual adalah dengan memintanya melakukan hal-hal yang terkesan sepele terlebih dahulu. Sebagai contoh, pelaku meminta korban untuk memijat bahunya. Bila korban bersedia, lama-lama pelaku akan meminta korban untuk memijat bagian tubuhnya yang lain, seperti di area kelamin.
Korban sudah terlanjur menyetujui permintaan awal pelaku, akan sulit baginya untuk menolak permintaan selanjutnya dengan tegas.
Perlu diingat bahwa pelaku pelecehan seksual bisa melakukan cara apapun agar tujuannya terpenuhi. Jadi, sebenarnya masih ada ratusan trik lain yang bisa dilakukan pelaku untuk melancarkan aksinya. Karena itu, setiap kali Anda merasa tidak nyaman atau tidak aman, segera menyingkir dari situasi tersebut dan cari bantuan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar