backup og meta

Autoimun Center Komprehensif Pertama di Indonesia

Autoimun Center Komprehensif Pertama di Indonesia

Penyakit autoimun merupakan kondisi ketika sistem pertahanan tubuh untuk melawan serangan luar terganggu, sehingga secara keliru menyerang sel sehat normal dalam tubuh. Lebih dari 100 penyakit yang digolongkan menjadi penyakit autoimun sehingga penyakit ini seringkali disebut dengan “penyakit seribu wajah”. 

Apa itu Autoimun Center Komprehensif?

Penyakit autoimun disebut penyakit seribu wajah karena ada 100 lebih penyakit dalam golongan penyakit autoimun.

Beragamnya tanda dan gejala yang ditimbulkan menjadikan autoimun perlu penanganan dari multidisiplin ilmu seperti dokter ahli imunologi, penyakit dalam, dan dokter spesialis lain yang dibutuhkan.

Rumah Sakit Mayapada Jakarta Selatan kini memiliki Autoimun Center untuk menangani berbagai jenis penyakit autoimun, baik pada anak-anak maupun dewasa.

Autoimun Center ini memiliki fasilitas yang terbilang lengkap termasuk sebagai berikut.

  • Laboratorium yang dilengkapi dengan panel pemeriksaan autoimun seperti tes ANA IF, ANA Profile, Anti-dsDNA, C3, C4, RF, Anti CCP-IgG, dan lain-lain.
  • Radiologi dengan USG doppler, CT scan, MRI, dan pemeriksaan bone mass density/BMD.
  • Pemeriksaan penunjang lainnya seperti elektroensefalografi (EEG) dan elektromiografi (EMG).

Penatalaksanaan Gangguan Autoimun membutuhkan panel pemeriksaan autoimun yang lengkap untuk menunjang diagnosis dokter.

Namun, kendala yang umum dihadapi adalah tidak semua laboratorium di rumah sakit dapat menyediakan pemeriksaan ini, sehingga biasanya membutuhkan waktu tambahan untuk memperoleh hasil pemeriksaan.

Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, selaku tim dokter inti di Mayapada Autoimmune Center  mengatakan, “Untuk menjawab kebutuhan ini, Mayapada Hospital hadir dengan Mayapada Autoimmune Center sebagai pusat layanan terpadu autoimun dengan layanan yang komprehensif.”

Autoimun Center ini didukung oleh para ahli di antaranya Prof. Dr. dr. Karnen G Baratawidjaja, SpPD, K-AI, FINASIM, FAAAI dan Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM.

Para dokter dan tim terkait telah berhasil melayani banyak pasien autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, diabetes tipe 1, sindrom Guillain-Barre (GBS), inflammatory bowel disease (IBD), dan jenis autoimun lainnya.

Siapa yang berisiko mengalami penyakit autoimun?

penyakit autoimun

Meski dapat menyerang siapa saja, sebanyak 78% kasus penyakit autoimun terjadi pada wanita.

Kebanyakan wanita berusia 20–50 tahunlah yang terserang autoimun, terutama orang yang memiliki riwayat keluarga dengan autoimun.

Kondisi ini kemungkinan juga diturunkan secara genetik meski gangguan yang diderita tidak selalu sama.

Penyakit ini tidak menular dan penyebab autoimun belum diketahui secara pasti, tapi dipengaruhi oleh dua hal berikut ini.

  • Faktor genetik (25%)
  • Faktor lingkungan dan gaya hidup (75%) seperti asupan makanan, stres, pola tidur, polusi, infeksi, radiasi, dan sebagainya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Versi Terbaru

02/06/2023

Ditulis oleh Ulfa Rahayu

Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Gelar Acara Acapella, Darlie Buktikan Napas Segar Tahan 12 Jam

Pahami ADHD Lebih Dekat bersama Yayasan ADHD Indonesia


Fakta medis diperiksa oleh

Hello Sehat Medical Review Team


Ditulis oleh Ulfa Rahayu · Tanggal diperbarui 02/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan