Sama seperti wanita, pria pun akan mengalami masa penurunan hormon testosteron seiring dengan bertambahnya usia. Menurunnya hormon ini tentu bisa memengaruhi Anda sebagai laki-laki, di antaranya menurunnya gairah seksual. Namun, terapi hormon untuk pria disebut bisa menunda efek penurunan ini. Terapi ini disebut juga terapi hormon testosteron. Benarkah?
Apa itu terapi hormon testosteron untuk pria?
Terapi hormon untuk pria biasanya dilakukan dengan memberikan hormon testosteron. Testosteron merupakan hormon yang berfungsi dalam mengembangkan alat kelamin pria dan menciptakan ciri-ciri khas para pria, seperti rambut dan otot.
Terapi yang satu ini biasanya digunakan untuk mengatasi gejala hipogonadisme pada pria, yaitu sebuah kondisi ketika seorang pria hanya memiliki sedikit testosteron. Tujuannya, tentu mengembalikan kadar hormon menjadi lebih banyak.
Meski bertujuan untuk mengembalikan kadar hormon testosteron, belum ada penelitian yang menjelaskan apakah terapi hormon ini bermanfaat untuk pria sehat yang jumlah testosteronnya menurun karena usia.
Ciri-ciri pria yang membutuhkan terapi hormon
Umumnya, para pria yang mengalami hipogonadisme-lah yang membutuhkan terapi hormon agar bisa memproduksi testosteron yang normal. Beberapa pria memang ada yang terlahir dengan kondisi ini, namun tidak sedikit pula yang mungkin mengalami kondisi ini saat mereka dewasa.
Secara umum, hormon testosteron akan menurun seiring dengan bertambahnya usia, yaitu setelah usia 40 tahun.
Seperti yang dilansir dari Harvard Health, ada beberapa gejala bisa jadi penanda bahwa telah terjadi penurunan testosteron dalam tubuh, seperti:
- Menurunnya gairah dan aktivitas seksual secara drastis
- Ereksi spontan berkurang
- Testis menyusut dan menjadi sangat kecil
- Berkurangnya rambut di wajah dan tubuh Anda
- Osteoporosis
- Dada atau payudara membesar
- Sering berkeringat dan merasakan sensasi panas pada malam hari
- Tidak subur alias infertilitas
Apabila Anda mengalami beberapa kondisi di atas, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter, terlebih jika Anda masih berada di usia produktif. Normalnya, Anda akan diminta untuk melakukan tes darah sebelum memutuskan apakah terapi hormon untuk pria ini dapat dilakukan.
Jenis terapi hormon testosteron untuk pria
Jika dokter sudah yakin bahwa terapi hormon testosteron cocok untuk mengatasi masalah Anda, ada beberapa pilihan dari terapi ini, yaitu:
- Suntikan testosteron melalui otot di daerah bokong yang akan dilakukan setiap dua sampai tiga minggu sekali.
- Testosteron dalam bentuk koyo yang dapat ditempelkan di punggung, lengan, bokong, atau perut Anda. Pastikan untuk tidak menempelnya di satu area saja.
- Mengoleskan gel testosteron setiap hari pada bahu, lengan, dan perut .
Risiko dari terapi hormon untuk pria
Walaupun terapi hormon berguna untuk menambah hormon testosteron untuk pria, ada beberapa risiko di balik pengobatan ini.
Kelebihan hormon testosteron bisa bisa berdampak buruk terhadap kesehatan pria, antara lain:
- Meningkatkan tekanan darah
- Mengganggu fungsi hati
- Meningkatkan produksi sel darah merah
- Nyeri dada dan otot
- Menambah risiko gangguan prostat
Meski begitu, seorang dosen fisiologi dan biofisika dari University of Mississippi Medical Center, Jane F. Reckelhoff, PhD., menyatakan bahwa masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai risiko yang muncul dari terapi hormon untuk pria.
Terapi hormon untuk para pria mungkin dapat menjadi jawaban atas masalah penurunan gairah seksual dan mengatasi gejala hipogonadisme mereka. Akan tetapi, karena terapi ini juga berisiko, konsultasikanlah kepada dokter apakah Anda benar-benar membutuhkannya atau tidak.
[embed-health-tool-bmi]