Insomnia mungkin terlintas di pikiran Anda saat mengalami susah tidur pada malam hari. Akan tetapi, tak selamanya kondisi ini disebabkan oleh gangguan tidur. Yuk, cari tahu perbedaan insomnia dan susah tidur pada ulasan di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Insomnia mungkin terlintas di pikiran Anda saat mengalami susah tidur pada malam hari. Akan tetapi, tak selamanya kondisi ini disebabkan oleh gangguan tidur. Yuk, cari tahu perbedaan insomnia dan susah tidur pada ulasan di bawah ini.
Dikutip dari Sleep Foundation, sekitar 35% orang terkadang mengalami gejala mirip insomnia, seperti kesulitan untuk memulai tidur atau tetap tertidur selama malam hari.
Namun, sulit tidur tak selalu berarti Anda mengidap insomnia. Kesulitan tidur hanya didiagnosis sebagai insomnia bila berdampak negatif pada kehidupan sosial sehari-hari.
Meski begitu, secara umum insomnia merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan memulai tidur dan mempertahankannya.
Menurut sebuah studi dalam jurnal Sleep (2011), terdapat tiga subtipe insomnia seperti berikut.
Berdasarkan hal ini, susah tidur malam tidak selalu menjadi gejala insomnia. Sering terbangun dan sulit melanjutkan tidur juga bisa digolongkan ke dalam gangguan tidur ini.
Meski terlihat mirip, insomnia dan susah tidur pada malam hari dapat dibedakan berdasakan penyebab dan frekuensi kejadiannya.
Susah tidur umumnya disebabkan oleh lingkungan tidur yang kurang nyaman, misalnya kondisi kamar yang berisik, terlalu gerah, atau terlalu terang akibat cahaya lampu.
Kebiasaan menonton TV atau main ponsel sebelum tidur juga bisa menggangu proses produksi melatonin atau hormon tidur pada tubuh Anda.
Susah tidur yang tidak termasuk gejala insomnia biasa hanya berlangsung sesaat. Anda akan bisa tidur lagi dengan memperbaiki kebiasaan tersebut.
Selain itu, jenis insomnia juga bisa dikelompokkan berdasarkan lama gangguan ini muncul, yakni insomnia akut dan insomnia kronis.
Insomnia akut terjadi dalam jangka pendek dan pada kondisi tertentu, misalnya menjelang ujian atau akibat dari tuntutan pekerjaan di kantor.
Jenis gangguan tidur ini sangat wajar terjadi dan mungkin banyak orang pernah mengalaminya.
Secara garis besar, penyebab insomnia akut antara lain:
Apabila berbagai kondisi tersebut bisa Anda atasi segera, umumnya insomnia akut akan pulih sendiri dan tak memerlukan pengobatan khusus.
Sebagai contoh, saat sudah menyelesaikan tuntutan kerjaan, Anda yang awalnya sulit tidur bisa tidur dengan nyenyak lagi tanpa gangguan.
Insomnia kronis terjadi dalam jangka panjang. Beberapa ahli menggolongkan gangguan tidur ini bila terjadi tiga kali dalam seminggu dan bertahan selama tiga bulan atau lebih.
Kondisi ini membuat Anda sulit tidur berkepanjangan. Hal ini berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental karena Anda tentu tidak memperoleh waktu tidur yang cukup.
Penyebab susah tidur pada malam hari akibat insomnia kronis sangat beragam, antara lain:
Gangguan tidur lain yang Anda alami, seperti sleep apnea dan restless legs syndrome (RLS), juga bisa menyebabkan insomnia kronis.
Apabila Anda mengalami susah tidur dalam jangka panjang, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Mengidap insomnia bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Selain susah tidur, pengidap insomnia biasanya akan merasakan gejala-gejala lain, seperti:
Secara umum, masalah susah tidur yang cukup ringan bisa Anda atasi dengan menerapkan pola tidur sehat melalui sleep hygiene.
Untuk memperoleh kualitas tidur yang baik, Anda sebaiknya membatasi makan dan minum, menciptakan ruangan tidur yang nyaman, dan menghindari gangguan sebelum tidur.
Menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi, rutin olahraga, serta berhenti merokok dan minum alkohol juga bisa Anda lakukan.
Jika berbagai cara mengatasi susah tidur belum berhasil, segera konsultasikan dengan dokter.
Dokter bisa menyarankan terapi perilaku kognitif untuk insomnia (cognitive behavior therapy for insomnia/CBT-I) bila Anda didiagnosis dengan kondisi tersebut.
Terapi psikologis ini bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku yang menyebabkan berbagai masalah dalam hidup.
Selain itu, pengobatan insomnia juga dapat dikombinasikan dengan resep obat tidur untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kecemasan Anda.
Susah tidur dan insomnia yang tidak ditangani bisa memperburuk kualitas hidup. Segera konsultasikan dengan dokter Anda bila mendapati gejalanya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar