backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan pada Bekas Luka Bakar Knalpot

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 28/01/2020

    Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan pada Bekas Luka Bakar Knalpot

    Luka bakar dapat terjadi ketika secara tidak sengaja menyentuh atau bersentuhan dengan suatu benda panas, seperti wajan, air mendidih, atau bahkan bisa juga karena knalpot. Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar menggunakan kendaraan beroda dua, luka bakar akibat knalpot menjadi suatu hal yang sering ditemukan. Ketika sudah demikian, Anda perlu segera melakukan perawatan luka dan mencari gel penghilang bekas luka knalpot agar cepat kering dan tidak berbekas.

    Apa saja yang boleh/tidak boleh dilakukan?

    Luka bakar menyebabkan sel kulit mati. Segera setelah sel hancur, kulit memproduksi kolagen untuk memperbaiki bagian yang rusak. Ketika memasuki proses pemulihan, kulit mengeras dan memiliki warna berbeda yang kemudian membentuk bekas luka.

    Beberapa jenis bekas luka hanya sementara dan sebagian lainnya bersifat permanen. Perawatan dan penggunaan obat luka bakar knalpot yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah atau meminimalisir munculnya bekas luka.

    Jika bekas luka telah terbentuk, Anda dapat melakukan cara berikut untuk mengurangi pembentukan bekas luka. Terdapat juga hal atau faktor apa saja yang dapat menghambat pemulihan luka dan memperburuk bekas luka.

    Boleh: menggunakan gel penghilang bekas luka

    Penghilang bekas luka knalpot yang pertama adalah produk yang mengandung gel silikon. Penelitian menunjukan bahwa gel silikon dapat membantu mengurangi bekas luka, termasuk mengurangi ukuran, kekakuan, dan kemerahan.

    Gel silikon (dalam bentuk apapun) telah terbukti membantu mengurangi ketebalan bekas luka. Lalu, rasa gatal dan sakit di bagian luka juga ikut terobati. Agar mendapat hasil yang maksimal, gunakan produk dengan gel silikon setidaknya selama 6 hingga 12 bulan secara rutin.

    Tidak: menggunakan krim yang mengandung vitamin A atau E

    Hindari menggunakan krim yang mengandung vitamin A atau E pada bekas luka karena dapat membuat bekas luka semakin mencolok.

    Boleh: terapi pijat

    Terapi pijat bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit, sensitivitas kulit, dan terkadang rasa gatal yang biasanya menyertai bekas luka bakar. Ditambah lagi, terapi ini dapat mengurangi benjolan dan tampilan luka.

    Selain itu, terapi dengan memijat bekas luka bekerja dengan memanipulasi jaringan di bawah kulit, sehingga dapat melenturkan bekas luka.

    Tidak: mencabuti keropeng

    Keropeng muncul sebagai cara mengatasi luka bakar alami. Jika Anda mencabuti atau mengorek keropeng secara berulang, proses pemulihan jadi terhambat dan malah bekas luka akan menjadi lebih parah.

    Boleh: melindungi bekas luka dari sinar matahari

    Matahari menyinarkan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan bekas luka berubah warna menjadi lebih gelap sehingga semakin terlihat.

    American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan agar masyarakat menggunakan pakaian yang melindungi kulit dan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih agar terhindar dari sinar ultraviolet.

    Tidak: mudah percaya sebuah produk

    Terdapat kepercayaan bahwa vitamin E dapat membantu mengurangi pembentukan bekas luka. Padahal hal ini belum terbukti dalam penelitian berkualitas tinggi. Bahkan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, vitamin E dapat membuat bekas luka semakin terlihat.

    Cara mengatasi luka bakar perlu dilakukan jika Anda tidak ingin memiliki bekas luka bakar, termasuk karena terkena knalpot. Akan tetapi, tentu lebih baik untuk berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu. Dokter dapat mendiagnosis tingkat luka bakar yang Anda alami. Dengan begitu, gel penghilang bekas luka dapat secara efektif mengatasi masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 28/01/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan