Pada masa anak-anak, pertumbuhan yang sehat tidak hanya ditandai perubahan fisik namun juga disertai dengan perkembangan mental. Baik kesehatan fisik dan mental diperlukan anak untuk menjalani kehidupan remaja hingga dewasa. Meskipun demikian, kebutuhan kesehatan mental anak cenderung sulit dipahami dan sangat mungkin terlewatkan oleh orangtua dalam mengasuh anak.
Mengapa menjaga kesehatan mental anak penting untuk dilakukan?
Kesehatan mental anak tidak hanya diartikan sebagai kondisi mental anak yang tidak mengalami penyakit mental, namun juga mencakup kemampuan untuk berpikir secara jernih, mengendalikan emosi, dan bersosialisai dengan anak seusianya. Anak yang memiliki kesehatan mental yang baik akan memiliki beberapa karakter positif, misalnya dapat beradaptasi dengan keadaan, menghadapi stress, menjaga hubungan baik dan bangkit dari keadaan sulit.
Sebaliknya, kesehatan mental yang kurang baik pada masa anak-anak dapat menyebabkan gangguan perilaku yang lebih serius akibat ketidakseimbangan mental dan emosional, serta kehidupan sosial anak yang kurang baik.
Yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan mental anak
Perkembangan mental anak yang optimal harus diawali dengan kondisi kesehatan mental yang baik. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua dalam menjaga kesehatan mental anak:
1. Membangun kepercayaan diri anak
Upaya ini sangat penting dilakukan untuk mendorong anak mempelajari dan terus mencoba berbagai hal baru. Ini dapat dilakukan dalam berbagai cara, misalnya:
- Memuji mereka saat mulai belajar hal baru.
- Membantu anak dalam menentukan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya.
- Hindari ucapan, sikap, dan perilaku yang membuat anak berhenti mencoba saat mereka gagal.
- Ajari anak untuk bekerja dalam kelompok.
- Bersikap jujur saat melakukan kesalahan, ajari anak menerima kesalahan dan kegagalan.
2. Membiarkan anak bermain
Bagi anak-anak, waktu bermain hanyalah waktu untuk bersenang-senang, padahal sesungguhnya waktu tersebut juga merupakan saat anak belajar berbagai hal. Saat bermain, anak juga terbantu untuk menjadi kreatif, mempelajari bagaimana memecahkan masalah, dan bagaimana cara mengendalikan diri. Aktif bergerak saat bermain juga membantu anak menjadi sehat secara fisik dan mental.
3. Mendorong anak untuk bersosialisasi
Di samping bermain dengan orangtua, anak juga memerlukan berinteraksi dengan anak seusianya. Bermain dengan teman sebaya akan membantu anak mengenali kelemahan dan kelebihan pada dirinya, serta belajar untuk hidup berdampingan dengan orang lain. Menemukan teman bermain anak dapat dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi lingkungan sekitar, tempat rekreasi, atau mendaftarkan anak di sekolah.
4. Ajari anak untuk menikmati proses
Ajari anak untuk memahami bahwa kemenangan atau mencapai tujuan bukanlah segalanya, dan menikmati proses adalah hal terpenting dalam mengerjakan suatu hal. Saat anak mengikuti pertandingan atau bermain permainan olahraga, cobalah tanyakan perasaan anak saat ia bermain dibandingkan menanyakan apakah ia memenangkan permainan tersebut. Selalu menuntut anak untuk menang dapat memicu ketakutan akan kekalahan, atau kekhawatiran dalam mencoba hal baru, dan hal ini dapat membuat anak frustrasi.
5. Ajari disiplin dengan adil dan konsisten
Di samping membutuhkan kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru dan hidup mandiri, anak juga harus mengetahui beberapa perilaku tidak boleh dilakukan, dan bahwa mereka akan menerima konsekuensi jika melakukan tersebut. Menasihati dan memberi contoh adalah hal yang paling baik untuk menerapkan perilaku disiplin yang memiliki dasar kebaikan, nilai agama, maupun norma sosial.
6. Kritiklah perilakunya, bukan orangnya
Saat akan menghukum atau mengkritik kesalahan yang dibuat oleh anak, tetaplah fokus terhadap perbuatan anak. Katakanlah bahwa perilaku yang diperbuat itu salah atau tidak baik tanpa memberi label terhadap anak seperti memanggil dengan sebutan “anak nakal.”
7. Menciptakan lingkungan rumah yang aman
Rumah adalah tempat pertama anak mempelajari berbagai hal. Lingkungan rumah yang aman dan keluarga yang harmonis akan mendukung perkembangan mental anak. Sebaliknya, suasana rumah yang tidak aman dapat menyebabkan anak menjadi mudah cemas atau mengalami ketakutan dan hal ini dapat menghambat perkembangan anak. Selain itu, kondisi rumah yang baik juga akan membantu anak untuk membangun kembali kepercayaan diri saat mengalami kesulitan dan permasalahan.
Perubahan perilaku anak yang harus diwaspadai orangtua
Kondisi mental anak akan sangat mudah memberikan dampak terhadap perilaku anak. Perubahan perilaku ini kemungkinan disebabkan adanya sesuatu hal yang mengganggu pikiran atau kondisi emosi anak, dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan mental anak. Berikut beberapa perubahan perilaku yang dapat terjadi pada anak:
- Terlihat tidak semangat dan mudah marah
- Cenderung meledak-ledak saat marah
- Menunjukan sikap agresif dan tidak menuruti kata orangtua
- Hiperaktif atau tidak bisa diam tanpa sebab yang jelas
- Menghindari pergi ke sekolah atau tidak ingin bermain dengan anak seusianya
- Sering terlihat cemas
- Mudah merasa takut
- Penurunan prestasi akademik di sekolah
Jika beberapa hal tersebut dialami oleh anak, segera tangani dengan ajak anak berbicara terkait masalah yang ia alami. Beberapa perubahan perilaku cenderung sulit diketahui penyebabnya sehingga penanganan dan penilaian dari ahli kesehatan mental anak mungkin diperlukan.
BACA JUGA:
- Kesehatan Mental Anak Lebih Baik Jika Anak Dibesarkan di Pedesaan
- 6 Tanda Kelainan Mental Pada Anak-anak yang Tak Boleh Diabaikan
- Kenapa Banyak Anak Memiliki Teman Khayalan?
[embed-health-tool-vaccination-tool]