Untuk mengatasi gangguan atau penyakit mental, terkadang dibutuhkan penggunaan obat-obatan. Lithium merupakan obat yang bisa membantu mengatasi beberapa penyakit mental. Ketahui cara dan aturan penggunaannya di bawah ini.
Golongan obat: Antipsikotik
Merek dagang obat: Frimania
Apa itu lithium?
Lithium adalah obat yang digunakan pada pencegahan dan pengobatan mania, pencegahan gangguan bipolar (gangguan manik-depresif), dan pencegahan depresi kekambuhan (penyakit unipolar atau depresi unipolar).
Gangguan bipolar membuat penderita mengalami perubahan suasana hati yang ekstrim. Perubahan suasana hati ini terjadi dalam 2 fase, yaitu fase naik (episode mania) dan fase turun (depresi).
Litium berfungsi sebagai untuk menstabilkan suasana hati. Selain itu, perilaku agresif dan menyakiti diri sendiri juga dapat berkurang dengan bantuan obat ini.
Dokter juga dapat memberikan obat ini pada pasien yang mengalami skizofrenia.
Litium mungkin dapat digunakan untuk hal lain yang tidak disebutkan dalam ulasan berikut. Silakan bertanya langsung ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut tentang obat ini.
Penting untuk diketahui, litium termasuk obat keras yang penggunannya harus diawasi ketat oleh dokter.
Pastikan obat ini digunakan sesuai dengan yang dianjurkan dokter supaya terhindar dari risiko efek samping yang berbahaya.
Dosis obat lithium
Lithium tersedia dalam 2 jenis yaitu, lithium carbonate (tersedia dalam bentuk tablet) dan lithium citrate (tersedia dalam bentuk cair).
Namun, di Indonesia, lithium hanya tersedia dalam bentuk lithium carbonate dengan kekuatan sediaan 200 dan 400mg/tablet.
Berdasarkan MIMS, berikut pembagian dosis lithium untuk masing-masing kondisi yag ditangani.
1. Gangguan bipolar, mania, depresi berulang, dan perilaku menyakiti diri sendiri
Dewasa
- Untuk pengobatan awal: 1.000—1.500 mg setiap hari atau 450—675 mg dua kali sehari.
- Untuk kekambuhan: 300—400 mg setiap hari atau 450 mg dua kali sehari.
Lansia
- Mulai dengan dosis terendah.
2. Gangguan Bipolar
Dewasa
- Untuk episode mania atau campuran akut: Sebagai dosis awal, 600—900 mg/hari dalam 2—3 dosis terbagi, tingkatkan berdasarkan respons dan tolerabilitas sebesar 300-600 mg setiap 1—5 hari hingga mencapai 900—1.800 mg setiap hari. Setelah 5—7 hari dengan dosis terapeutik yang stabil, sesuaikan dosis berdasarkan respons klinis pasien, tolerabilitas, dan konsentrasi litium.
- Untuk perawatan: 900—1.200 mg setiap hari, diberikan dalam 3-4 dosis terbagi.
Anak-anak
- Dosis bersifat individual berdasarkan kondisi tubuh dan respons terhadap obat.
Untuk anak usia ≥7 tahun dengan berat 20-30 kg
- Untuk pengobatan awal: 300 mg 2 kali sehari, tingkatkan dosis mingguan dengan peningkatan 300 mg/hari berdasarkan respons, tolerabilitas, dan konsentrasi litium.
- Untuk terapi akut: 600—1.500 mg setiap hari dalam dosis terbagi; konsentrasi serum lithium target: 0,8—1,2 mEq/L.
- Untuk terapi pemeliharaan: 600—1.200 mg setiap hari dalam dosis terbagi; konsentrasi lithium serum target: 0,8—1 mEq/L.
Untuk anak usia ≥7 tahun dengan berat >30 kg
- Untuk pengobatan awal: 300 mg tiga kali sehari, tingkatkan dengan penambahan 300 mg/hari setiap 3 hari berdasarkan respons, tolerabilitas, dan konsentrasi litium.
- Untuk terapi akut: 600 mg dua kali sehari atau tiga kali sehari; konsentrasi serum lithium target: 0,8—1,2 mEq/L.
- Untuk terapi pemeliharaan: 300—600 mg dua kali sehari atau tiga kali sehari; konsentrasi lithium serum target: 0,8—1 mEq/L.
Lansia
- Mulai dari dosis paling rendah.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Aturan pakai obat lithium
Selalu ikuti aturan penggunaan obat dari dokter atau baca panduan pada kemasan obat setiap kali sebelum menggunakan obat. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.
Untuk obat berbentuk tablet, minum langsung dengan segelas air putih tanpa perlu menghancurkannya. Tanyakan pada dokter kapan harus meminum obat ini, apakah sebelum atau setelah makan.
Supaya Anda ingat terus, minum obat ini pada waktu yang sama setiap hari. Anda juga bisa membuat pengingat di ponsel atau buku catatan bila harus minum obat ini dalam siklus tertentu.
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis dalam satu kali minum.
Selama minum obat ini, usahakan untuk lebih banyak minum air supaya Anda terhindar dari dehidrasi. Dehidrasi dapat meningkatkan beberapa efek samping lithium.
Gunakan obat ini sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh dokter. Walaupun gejala Anda telah membaik, jangan hentikan pengobatan.
Jangan lupa untuk memberi tahu dokter mengenai perkembangan kondisi Anda. Segera beri tahu dokter bila kondisi Anda tidak membaik atau semakin memburuk.
Efek samping obat lithium
Seperti obat pada umumnya, litium juga berpotensi menyebabkan efek samping dari ringan hingga berat.
Beberapa efek samping paling umum dan sering dikeluhkan pasien setalah minum obat ini, di antaranya sebagai berikut.
- Tremor ringan pada tangan.
- Badan terasa lemas dan tidak bertenaga.
- Mual dan muntah.
- Sakit perut.
- Diare.
- Berat badan meningkat.
- Denyut nadi dan jantung tidak beraturan.
- Sering merasa haus dan buang air kecil.
- Perasaan bingung atau linglung.
- Daya ingat menurun.
- Sering sesak napas, terutama setelah melakukan aktivitas yang berat.
- Memicu atau memperparah jerawat, psosiaris, dan ruam.
Hentikan pemakaian dan segera berobat ke dokter bila Anda mengalami berbagai efek samping berikut.
- Perasaan seperti akan pingsan.
- Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
- Kulit pucat, sesak napas, denyut jantung cepat, kepala keliyengan, dan sulit konsentrasi.
- Halusinasi.
- Terusan merasa gelisah.
- Jantung berdebar kencang.
- Tanda awal keracunan lithium, seperti mual, muntah, diare, mengantuk, lemah otot, tremor, penglihatan kabur, atau telinga berdenging.
Obat ini juga bisa menyebabkan reaksi alergi parah yang disebut dengan syok anafilaktik. Ketika hal ini terjadi, Anda akan mengalami gejala berikut ini.
- Ruam kulit.
- Gatal-gatal.
- Sulit bernapas.
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Kesadaran hampir hilang.
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat lithium
Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap lithium, obat lain, atau salah satu bahan yang terkandung dalam obat ini. Tanyakan apoteker untuk mengetahui daftar bahan penyusunnya.
Beri tahu dokter dan apoteker semua obat-obatan yang sedang atau akan rutin Anda minum. Entah itu obat resep, nonresep, hingga obat-obatan herbal.
Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Beritahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya sebagai berikut.
- Riwayat sindrom Brugada (kelainan jantung) pribadi atau di dalam keluarga.
- Susah buang air kecil.
- Diare berkepanjangan.
- Infeksi berat dengan demam.
- Penyakit ginjal.
- Keringat berkepanjangan.
- Muntah berkepanjangan.
- Dehidrasi berat.
- Penyakit jantung atau pembuluh darah.
- Hiponatremia (kadar sodium rendah dalam darah).
- Penyakit ginjal berat.
- Kelemahan otot berat.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah karena HIV/AIDS atau penyakit lainnya.
- Sindroma Encefalopati (penyakit otak).
- Gondok atau gangguan tiroid lain.
- Gangguan sistem saraf.
- Penyakit ginjal.
- Penyakit jantung.
- Stroke.
Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang atau berencana hamil dalam waktu dekat dan/atau sedang menyusui.
Obat ini dapat membuat Anda mengantuk. Oleh sebab itu, jangan menyentir mobil atau mengoperasikan kendaraan bermesin sampai efek obat menghilang.
Selain itu, obat ini juga bisa menyebabkan pusing ringan ketika Anda bangun terlalu cepat dari berbaring atau duduk. Hal ini biasanya terjadi ketika Anda pertama kali meminumnya.
Untuk membantu menghindari masalah ini, bangunlah dari tempat tidur secara perlahan-lahan. Posisikan kaki Anda di lantai selama beberapa menit sebelum berdiri.
Anda mungkin akan diminta dokter untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, seperti tes darah. Fungsinya untuk memantau keadaan ginjal dan hati Anda karena obat ini dapat memengaruhi kedua organ tersebut bila digunakan dalam waktu yang lama.
Bagaimana cara penyimpanan lithium?
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan membuang obat-obatan sembarangan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.
Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat lithium aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Lithium termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D (Ada bukti positif dari risiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Penelitian pada hewan menunjukan obat ini bisa menyebabkan gangguan kesuburan, kegagalan pembuahan, dan gangguan perkembangan janin.
Jangan menggunakan obat ini selama hamil atau merencanakan kehamilan tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Obat ini bisa membahayakan janin.
Untuk ibu menyusui, belum ada bukti jelas apakah obat ini membahayakan bayi atau tidak. Guna menghindari berbagai kemungkinan negatif, jangan minum obat ini sembarangan atau tanpa seizin dokter.
Interaksi obat lithium dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.
Beberapa obat yang berpotensi menyebabkan interaksi dengan obat litium di antaranya sebagai berikut.
- Tablet pemicu buang air kecil (diuretik), seperti furosemide atau bendroflumethiazide.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri dan bengkak, seperti aspirin, celecoxib, ibuprofen, atau diklofenak.
- Obat yang digunakan untuk masalah jantung atau tekanan darah tinggi, seperti enalapril, lisinopril, atau ramipril (ACE inhibitor).
- Beberapa obat yang digunakan untuk depresi, seperti fluvoxamine, paroxetine, atau fluoxetine.
- Antibiotik seperti, oksitetrasiklin, metronidazol, cotrimoxazole, dan trimetoprim.
- Obat untuk epilepsi seperti, karbamazepin atau fenitoin.
Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi. Simpan daftar produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan obat herbal, serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan litium. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]