Canda tawa dan humor adalah salah satu kunci kelanggengan hubungan asmara. Bahkan, seseorang yang humoris didapuk sebagai karakteristik pasangan ideal. Namun kadang, pasangan mungkin suka bercanda sampai kelewatan karena menganggap Anda sebagai orang terdekatnya. Niatnya mungkin baik, untuk sekadar membuat Anda tertawa, tapi tidak jarang Anda malah jadi tersinggung karenanya.
Toleransi setiap orang untuk menjadi bahan lelucon pasti berbeda, dan apa yang dia anggap sebagai humor belum tentu lucu untuk diri kita sendiri. Terlebih jika sampai membuat topik pribadi dan sensitif sebagai bahan tertawaan. Jika gaya bercanda pasangan sudah kelewatan dan sampai menyakiti hati, kita harus bagaimana?
Kenapa pasangan saya suka bercanda kelewatan?
Bercanda dengan pasangan adalah salah satu bentuk quality time untuk menghabiskan waktu bersama. Menurut Alexandra Solomon Ph.D, asisten dosen ilmu terapi perkawinan dan keluarga di Northwestern University, bercanda bisa memperkuat ikatan batin antar Anda dan pasangan.
Bercanda bisa menjadi sarana bagi Anda berdua untuk menjadi diri sendiri, untuk mengeluarkan lelucon pribadi serta karakter konyol yang hanya Anda berdua miliki. Bercanda juga bisa membangun rasa saling percaya dengan membuat Anda berdua menerima kekurangan satu sama lain lewat hal yang menurut Anda aneh, tapi dengan candaan itu bisa jadi lucu.
Di sisi lain, ada banyak alasan kenapa pasangan justru suka bercanda kelewatan. Ia mungkin berpikir leluconnya lucu, padahal tidak buat Anda yang menjadi “buntut’nya. Dalam beberapa kasus, candaannya bisa jadi tanda bahwa dirinya ingin membuat suasana kumpul-kumpul makin seru tapi caranya salah sehingga ia malah mengorbankan Anda.
Beberapa orang mungkin ingin menjadi pusat perhatian dengan cara mengambil alih pembicaraan. Contoh, suatu lelucon miliknya mungkin sudah terdengar “basi’ buat Anda tapi tidak buat orang lain yang baru mendengarnya. Dari situlah pasangan mendapatkan sensasi kepuasan yang baru.
Selain itu, tujuan pasangan suka bercanda kelewatan mungkin karena untuk mengalihkan fokus pembicaraan pada orang lain, bukan pada dirinya. Ini bisa menjadi tanda bahwa ia sedang memiliki masalah pada dirinya sendiri.
Harus bagaimana jika pasangan suka bercanda kelewatan?
Bercanda yang baik adalah yang bisa mencerminkan seberapa baik Anda mengenal pasangan Anda. Namun kadang ketika larut terbawa suasana, candaan pasangan mungkin sedikit terasa seperti cemooh atau sindiran yang bikin sakit hati.
Kesalahpahaman seperti ini sering terjadi dan bisa berdampak negatif pada hubungan jika tidak dicari solusinya.
1. Bicarakan dengan tegas
Jika Anda benar-benar tidak suka dengan leluconnya yang kelewatan, sampaikan dengan jujur. Ini adalah cara yang paling tepat untuk mulai sedikit meredam ulahnya yang tidak mengenakkan buat Anda.
Katakanlah dengan tegas seperti, “Kenapa kamu bercanda kayak gitu tadi di depan teman-teman?’ Kemungkinan ia akan mengatakan bahwa itu hanya sekadar candaan.
Namun kemudian Anda bisa tegaskan lagi untuk menjelaskan maksud Anda bahwa, “Aku nggak suka kamu bercandain aku kaya gitu di depan orang lain. Candaan kamu itu nggak pantes dan nyakitin perasaan aku.’
Tegas di sini maksudnya bukan ngomel atau ngambek. Penting untuk diingat ketika Anda merasa sakit hati oleh kata-kata pasangan Anda, jangan balas dengan kata-kata yang lebih jahat, hardikan, emosi yang meledak, dan bahkan sampai mengeluarkan umpatan. Tahan emosi Anda karena itu hanya akan bikin suasana makin panas dan rumit untuk diselesaikan.
Tetaplah sampaikan uneg-uneg Anda dengan tenang dan sejelas mungkin tanpa menyudutkan atau menghakimi pasangan.
Intinya jelaskan bahwa Anda sangat tidak suka dengan cara pasangan yang suka bercanda kelewatan.
2. Jangan langsung tegur pasangan di depan orang lain
Meski hati meradang dijadikan bahan lelucon oleh pasangan sendiri, jangan langsung menegurnya di depan umum. Apalagi jika orang-orang tersebut termasuk orang terdekatnya, atau yang disegani maupun dihormati pasangan.
Tahanlah niat untuk menegur pasangan sampai Anda punya waktu khusus berdua. Mengoreksinya langsung di depan orang banyak akan membuat Anda berdua terlihat sebagai pasangan yang tidak kompak atau harmonis.
Lagipula, ini akan memicu masalah lain. Salah satunya pasangan Anda akan dilabeli sebagai orang yang tidak beretika dan tidak bisa menjaga omongannya.
3. Tinggalkan pasangan
Jika pasangan Anda tidak juga berhenti meledek sesudah Anda tegur, atau cara bercandanya malah makin parah, ini bisa menjadi tanda pelecehan emosional.
Tingkat sabar seseorang ada batasnya. Jika setelah berbagai cara pasangan masih saja suka bercanda kelewatan, Anda berhak memilih.
Memilih untuk terus melanjutkan hidup bersama pasangan yang suka bikin sakit hati, atau pergi demi batin yang lebih damai dan kestabilan psikologis yang lebih baik.