backup og meta

5 Cara Cepat Mendinginkan Emosi Pasangan yang Sedang Marah

5 Cara Cepat Mendinginkan Emosi Pasangan yang Sedang Marah

Bertengkar dengan pasangan adalah hal yang biasa, bahkan bisa dibilang bumbu asmara. Namun ketika ujung-ujungnya jadi amarah, bertengkar tentu sudah jadi tidak sehat lagi dan harus segera dihentikan. Lalu apabila Anda yang jadi target amarah pasangan, apa yang bisa Anda segera lakukan untuk mendinginkan isi kepalanya?

Menghadapi pasangan marah tanpa ikut tersulut emosi

Segera lakukan tindakan berikut untuk meredakan amarahnya.

1. Dinginkan kepala Anda sendiri

Meredakan amarah tentu tidak bisa dengan emosi yang juga sama tinggi. Emosi itu menular. Maka, jangan mudah terpancing emosi ketika pasangan marah. Yang ada, situasi malah makin tambah runyam.

Coba sejenak diam di tengah adu mulut untuk tarik dan hembuskan napas dalam-dalam. Hitung perlahan dari 1-10 dan tenangkan diri Anda agar bisa berpikir jernih.

2. Bikin ia nyaman

Begitu Anda merasa emosinya makin menjadi-jadi, segera ajak dia duduk di sofa atau pergi ke luar rumah untuk menghirup udara segar. Misalnya dengan berkata, “Kita bicarain ini sambil duduk aja, yuk.” atau “Diskusiin ini di luar saja, yuk. Takut terdengar anak-anak kalau di sini.”

Mengganti suasana bisa mengalihkan perhatiannya sehingga ia punya cukup waktu untuk menenangkan pikiran sejenak.

3. Bicara pelan dan nada yang rendah

Ingat, emosi itu menular. Namun, jangan biarkan emosi yang salah yang justru menular.

Maka daripada bicara dengan nada tinggi apalagi sampai menjerit-jerit, kecilkan suara Anda. Bicaralah dengan tenang, pakai volume pelan dan nada yang rendah.

Kalau Anda bisa tenang, pasangan Anda juga lama-lama menyadari bahwa emosian tidak ada gunanya. Ia pun akan ikut tenang dan menurunkan volume suaranya.

4. Akui amarahnya

Marah adalah bentuk reaksi dari ketidakpuasan. Mungkin karena dipicu oleh rasa insecure, kecewa, malu, atau pengkhianatan.

Daripada berkata, “Udahlah! Aku capek dengerin kamu ngomel-ngomel terus!” atau “Lho, kenapa kamu yang jadi marah? Harusnya aku yang ngomel!” yang malah bisa bikin masalah makin runyam, maka ketika pasangan marah, akui perasaannya.

Marah adalah emosi alamiah setiap manusia. Katakan dengan penuh kasih sayang dan lembut bahwa Anda tahu ia sedang marah. Misalnya dengan berkata seperti, “Aku tahu kamu sedang marah dan kecewa sama aku…” atau “Aku tahu kamu mungkin tersinggung, kecewa, sedih, atau bahkan marah. Tapi aku nggak bisa baca pikiranmu. Kenapa kamu marah?”

Pernyataan-pernyataan seperti ini bisa sedikit membantu meredakan amarah pasangan, dan justru membuka ruang diskusi yang lebih manusiawi.

5. Tetap diam dan dengarkan

Setelah bertanya dan ia menjawabnya (meski mungkin masih tetap marah), Anda sebaiknya diam dan dengarkan baik-baik. Memotong pembicaraan saat ngobrol biasa saja bakal bikin bete, apalagi kalau memotong pembicaraan orang yang sedang marah? Bisa tambah panas suasananya.

Jadi, lebih baik dengarkan saja omelannya sampai ia merasa cukup puas dan akhirnya berhenti sendiri. Dengan mendengarkan Anda juga akan lebih memahami apa sumber masalah sebenarnya.

Sementara mendengarkan, tunjukkan ke pasangan bahwa Anda benar-benar tulus mendengarkannya dengan satu atau dua kata, misalnya “oke” atau “iya aku mengerti” tapi tidak bernada memojokkan, serta dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh Anda.

Jangan lupa untuk minta maaf benar-benar dari hati apabila sumber masalahnya memang dari Anda sendiri.

Bila perlu, Anda juga bisa melakukan konseling kesehatan mental ke ahlinya terkait hal ini atau untuk berkonsultasi masalah psikologis lainnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Versi Terbaru

15/09/2022

Ditulis oleh Andisa Shabrina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

8 Ide Kado Valentine untuk Rayakan Hari Kasih Sayang

10 Hal yang Membuat Orang Sering Marah Tanpa Sebab


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 15/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan