Stres ternyata juga mengakibatkan rambut rontok. Daniel K. Hall-Flavin, M.D, seorang konsultan kesehatan di mayoclinic.org, menyatakan, ada sejumlah alasan mengapa stress dapat mengakibatkan kerontokan rambut.
Produksi hormon akibat stres akan melonggarkan folikel rambut secara bertahap, menyebabkan helaian rambut rontok saat disisir atau saat Anda sedang mencuci rambut. Tidak hanya itu, stress akibat patah hati juga bisa memicu kebiasaan Anda untuk mencabut rambut dari kulit kepala (disebut trichotillomania). Hal itu timbul sebagai solusi sementara menghadapi perasaan kalut dan tidak nyaman akibat stres, kesepian, atau frustasi.
4. Tekanan darah tinggi
Menurut American Heart Association, tekanan darah dapat meningkat sementara saat Anda dilanda stres. Namun stres semata belum dapat dipastikan sebagai penyebab penyakit darah tinggi kronis. Jadi, tidak perlu (tambah) khawatir soal ini.
Akan tetapi, seseorang yang memiliki riwayat darah tinggi dan dilanda stres perlu berhati-hati. Peningkatan tekanan darah dalam waktu singkat bagi orang-orang dengan kondisi ini akan mendorong terjadinya krisis hipertensif yang menyebabkan gejala seperti sakit kepala, kesulitan bernapas, bahkan mimisan.
5. Sindrom patah hati
American Heart Association menjelaskan bahwa ketika di bawah stres berat (seperti saat patah hati), terkadang sebagian jantung Anda akan membesar sementara dan tidak dapat memompa darah dengan baik. Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja dengan sangat baik, bahkan bisa berkontraksi dengan sangat kuat.
Kondisi ini bisa menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek yang parah. Teknisnya, kondisi ini disebut sebagai kardiomiopati induksi stres, namun lebih sering disebut sebagai “sindrom patah hati”.
Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk kondisi medis yang sangat jarang terjadi dan mudah untuk diobati. Sebuah studi di Jepang pada 2014 memperkirakan hanya ada 2% kasus sindrom patah hati di dunia yang diikuti oleh masalah koroner akut.
Studi yang sama menemukan bahwa sindrom patah hati cenderung lebih memengaruhi wanita, dengan laporan kasus mencapai 80 persen hingga saat penelitian dilakukan. Beragam masalah kesehatan tersebut muncul akibat stres karena patah hati.