Bagi beberapa orang, putus cinta atau patah hati bukanlah suatu hal yang bisa diabaikan. Tidak hanya menimbulkan rasa sedih, putus cinta juga bisa membawa akibat pada kesehatan mental dan bahkan fisik.
Simak informasi berikut untuk mengetahui seberapa jauh putus cinta dapat berakibat buruk pada kesehatan fisik dan mental seseorang.
Akibat putus cinta terhadap kesehatan fisik
Beberapa orang mungkin bisa mengatasi patah hati dan menerima putus cinta dengan lapang dada. Namun, tidak sedikit pula yang merasakan efeknya hingga mengalami masalah pada kesehatan fisik.
Berikut adalah beberapa keluhan fisik yang kerap dirasakan seseorang saat mengalami patah hati.
1. Obesitas
Jika selama jatuh cinta Anda akan kebanjiran hormon dopamin karena kebahagiaan, saat patah hati hormon tersebut akan menurun dan digantikan oleh peningkatan hormon kortisol.
Tidak hanya mengakibatkan stres, produksi hormon kortisol yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan atau obesitas.
Obesitas selama fase patah hati juga bisa terjadi karena banyak orang menyalurkan rasa sedihnya dengan makanan.
Jika dibiarkan, obesitas akibat putus cinta dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, seperti serangan jantung, hipertensi, hingga stroke.
2. Sindrom patah hati akibat putus cinta
Broken heart syndrome (BHS) atau sindrom patah hati adalah gangguan jantung sementara yang terjadi ketika seseorang mengalami emosi atau situasi yang sangat intens.
Fungsi ventrikel/bilik jantung mengalami gangguan sehingga aliran darah ke jantung melalui pembuluh arteri koroner menjadi terhambat.
BHS yang ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar ini memang bisa dipicu oleh peningkatan hormon stres yang kerap terjadi selama patah hati.
Laman American Heart Association menyebutkan bahwa meninggalnya orang terkasih, perceraian, dan putus cinta bisa membuat seseorang berisiko lebih besar mengalami sindrom patah hati.
3. Rambut rontok dan jerawat
Beberapa dari Anda mungkin menyadari bahwa jerawat dan rambut rontok lebih sering terjadi selama patah hati. Kedua kondisi ini diakibatkan oleh stres berlebihan yang Anda rasakan.
Situs Mayo Clinic bahkan menyebutkan bahwa stres bisa menyebabkan tiga jenis kerontokan rambut, yakni:
- telogen effluvium (kerusakan folikel rambut),
- trikotilomania (kecenderungan mencabut rambut), dan
- alopesia areata (rambut rontok karena sistem kekebalan tubuh menurun).
Jerawat dan rambut rontok akibat putus cinta akan mereda seiring dengan munculnya kemampuan Anda dalam mengatasi patah hati.
4. Nyeri dada
Melihat foto mantan pacar rupanya bisa mengaktifkan saraf simpatis dan parasimpatis sekaligus. Saraf simpatis yang aktif akan mengencangkan otot sehingga meningkatkan detak jantung.
Sebaliknya, aktifnya saraf parasimpatis akan membuat detak jantung dan sistem pernapasan melambat.
Jika seseorang mengalami kedua kondisi tersebut secara bersamaan, mungkin akan timbul gejala berupa rasa nyeri dan tidak nyaman di sekitar dada.
5. Gangguan tidur
Dampak negatif akibat putus cinta yang selanjutnya adalah gangguan tidur. Ini karena peningkatan hormon kortisol akan membuat tidur Anda menjadi tidak nyenyak.
Perubahan suasana di ranjang, saat istri atau suami Anda tidak lagi di sana, juga bisa menyebabkan Anda susah terlelap. Akibatnya, kualitas tidur Anda pun ikut terganggu.
Meskipun sulit, usahakan untuk tetap memenuhi kebutuhan tidur Anda. Pasalnya, tidur yang cukup merupakan salah satu cara mengurangi stres, termasuk yang disebabkan oleh patah hati.
Dampak putus cinta pada kondisi psikologis
Merasa sedih, menangis, dan menyesal merupakan hal-hal yang wajar dilakukan setelah mengakhiri suatu hubungan. Namun, jika dibiarkan, kondisi ini bisa mempengaruhi kondisi mental Anda.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE menjelaskan bahwa emosi negatif yang dirasakan setelah putus memang bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Masih dari penelitian yang sama, sebanyak 21 dari 71 orang yang patah hati melaporkan mengalami gejala depresi.
Selain depresi, patah hati juga dapat menimbulkan trauma dan rasa takut mengalami kegagalan kembali saat menjalani hubungan yang baru.
Beberapa orang pun memilih untuk menarik diri setelah putus cinta. Jika dibiarkan terlalu lama, perilaku ini bisa menyebabkan isolasi sosial.
Pada kondisi yang lebih serius, patah hati bisa memperpendek umur dan bahkan mendorong seseorang untuk mengakhiri hidup.
Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara move on terbaik sehingga Anda bisa segera berdamai dengan masa lalu.
Jika Anda merasa tidak bisa mengatasi sendiri rasa sakit hati usai putus cinta, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan ke psikolog.
Kesimpulan
- Patah hati bisa berakibat buruk pada kesehatan fisik dan mental seseorang.
- Obesitas, sindrom patah hati, jerawatan, rambut rontok, nyeri dada, hingga gangguan tidur merupakan beberapa contoh dampak negatif patah hati pada kondisi fisik.
- Stres dan depresi merupakan dua hal yang kerap ditemukan usai orang patah hati.
- Temukan cara move on terbaik untuk menghindari dampak negatif usai patah hati.