Sebuah studi pada tahun 2014 yang diterbitkan oleh Journal of Consulting and Clinical Psychology mengatakan, seseorang yang sedang merasakan, kebencian, sakit hati, dendam menahun, atau segala yang berhubungan dengan luka emosional di masa lalu masih bisa diobati dengan melakukan “terapi memafkan”.
Apa itu terapi memaafkan?
Terapi memaafkan adalah sebuah latihan serta cara untuk ikhlas terhadap masalah dan luka emosional, yang telah digunakan sejak tahun 1980. Praktik penggunaannya meningkat sampai tahun 1990, dan dapat diadaptasi sebagai bagian dari setiap psikoterapi tradisional, selama tetap mengikuti persyaratan dan langkah-langkah yang dianjurkan.
Bagaimana cara memaafkan dengan menerapkan terapi ini?
Nathaniel Wade, seorang profesor psikologi di Iowa State University meneliti 54 kasus psikoterapi dengan masalah seputar luka batin, luka traumatis, pengkhianatan, bahkan penghinaan sekalipun. Wade menemukan hasil baik ketika orang-orang yang mengalami pengalaman tersebut mengikuti sesi “terapi memafkan” yang dilakukan oleh ia dan timnya.
Hasil yang didapat para peserta setelah mengikuti terapi tersebut yaitu bisa mengurangi adanya kecemasan, depresi dan bahkan meningkatkan harapan hidup untuk masa depan. Selain itu, terapi individual lebih efektif hasilnya daripada terapi kelompok. Berikut merupakan contoh tahapan yang bisa diikuti:
1. Komitmen dan yakin untuk mau melepaskan beban di hati
Cara memaafkan yang pertama adalah perlunya membuat komitmen untuk melepaskan semua masalah yang selama ini membuat hati Anda tidak tenang. Agar tidak kembali menghidupkan rasa sakit masa lalu, berhentilah untuk memikirkan dan menceritakan masalah tersebut pada orang lain.
2. Ungkapkan perasaan Anda
Anda masih boleh, kok, untuk mengungkapkan rasa sakit yang dirasakan. Lakukan dengan menggunakan batas kesadaran yang tinggi. Biasanya, orang-orang melampiaskan perasaan yang dibendung menggunakan media-media tertentu, contohnya seperti bercerita dengan sahabat, menulis diary, atau bahkan dengan sekadar menulis surat tanpa tujuan mengirim. Melakukan hal tersebut juga akan membantu Anda memahami diri dan luka yang sedang Anda rasakan.
3. Fokus saja dengan masa depan
Memang tidak enak rasanya kalau batin terus menerus dihantui sakit hati yang tidak berkesudahan. Tapi, sampai kapan Anda mau seperti ini? Toh, orang yang menyakiti Anda belum tentu memikirkan perasaan Anda juga, kan? Anda pun perlu bertanggung jawab atas kebahagiaan diri sendiri, dan tidak mengharap datangnya bahagia dari orang lain. Tidak ada yang bisa mengembalikan waktu di kejadian masa lalu, yang bisa Anda lakukan adalah menjadikan hari ini menjadi hari terbaik di hidup Anda.
4. Berhenti menyalahkan orang lain
Berhentilah untuk menganggap diri Anda adalah seorang protagonis yang menjadi korban. Pasti ada saja kenangan masa lalu yang mampir muncul sewaktu-waktu. Tenang, yang harus Anda lakukan adalah mengakui. Dengan mengakui bahwa itu pernah terjadi, tandanya Anda sudah hampir mencapai tahap mengikhlaskan.
Ini saatnya untuk berlapang dada untuk bisa menerima diri untuk tidak lagi menyalahkan siapa saja ataupun keadaan. Ketika Anda menyalahkan orang lain, itu berarti menandakan bahwa rasa sakit Anda adalah identitas diri Anda yang sekarang. Setelahnya, jangan lupa untuk menyadarkan diri bahwa Anda sudah berada di posisi sekarang, yang mana latihan dan cara untuk ikhlas hampir berhasil Anda taklukan.
5. Maafkan mereka dan maafkan diri sendiri
Kita mungkin tidak perlu melupakan perilaku buruk orang lain, tapi nyatanya tiap orang berhak untuk dimaafkan, begitupun sebaliknya dengan Anda. Terkadang, banyak orang yang terjebak dalam rasa sakit hari, keras kepala, dan merasa tidak bisa memaafkan. Nyatanya itu sia-sia dan merugikan diri sendiri.
Memaafkan bukanlah tanda bahwa Anda lemah. Sebaliknya, ini hanyalah sebuah isyarat nyata yang menyatakan bahwa Anda mengakui kalau seseorang menyakiti diri Anda, tapi Anda ingin memiliki kemajuan dalam hidup tanpa memikirkan hal itu lagi. Selain sebagai sebuah cara untuk ikhlas, memaafkan juga bertujuan untuk berempati dengan orang lain, dan mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.