Ada banyak mitos pada ibu hamil yang beredar di masyarakat, salah satunya duduk depan pintu. Mitosnya, duduk depan pintu saat hamil bisa berpengaruh pada proses kelahiran yang sulit atau menghambat janin untuk keluar dari rahim. Benarkah mitos ini yang populer pada masa kehamilan ini?
Larangan duduk depan pintu saat hamil dari segi medis
Bila ibu yang sedang mengandung tidak boleh duduk depan pintu karena dianggap mempersulit proses persalinan, itu adalah mitos.
Belum ada penelitian yang mendukung dan menjelaskan tentang posisi duduk menghalangi pintu dapat mempersulit kelahiran bayi.
Kalau begitu, bolehkah ibu yang sedang mengandung tetap duduk depan pintu? Sebaiknya hindari posisi tersebut.
Pasalnya, duduk menghalangi pintu yang terbuka akan memperbesar kemungkinan ibu hamil terpapar penyakit yang menular melalui udara, atau airborne disease.
Berdasarkan buku terbitan Statpearls Publishing, duduk depan pintu saat hamil membuka kemungkinan ibu hamil terkena mikroorganisme yang menular lewat udara.
Mikroorganisme yang bisa menularkan lewat udara adalah bakteri, virus, dan jamur. Cara penularannya yaitu lewat bersin, batuk, atau debu.
Terlebih bila salah satu anggota keluarga atau kerabat ada yang tengah terpapar penyakit. Ibu hamil bisa tertular meski hanya dengan bernapas seperti biasa.
Penyakit yang bisa menular lewat pintu yang terbuka mulai dari flu, batuk, pilek, sampai COVID-19 yang menjadi pandemi seluruh dunia.
Selain itu, duduk menghalangi pintu juga berpotensi membuat ibu masuk angin. Seorang praktisi pengobatan tradisional Cina, Angela Tian Zu menjelaskan kondisi ini.
Ia menjelaskan bahwa dalam kondisi prima, tubuh memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari angin, panas, maupun suhu dingin.
Namun, berbeda halnya dengan saat sistem kekebalan tubuh sedang lemah, seperti saat hamil.
Ibu akan lebih mudah terserang penyakit dan mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala saat hamil.
Penularan penyakit bila duduk depan pintu saat hamil
Saat seseorang yang telah terpapar virus flu bersin, bagian belakang tenggorokannya akan menghasilkan 40.000 partikel kecil yang lalu jatuh dengan kecepatan 200 mil/jam.
Kebanyakan partikel kecil ini berukuran lebih kecil dari ukuran rambut manusia, sehingga takkan mampu terlihat dengan mata ‘telanjang’.
Saat partikel telah mendarat pada suatu permukaan, virusnya masih akan tetap bertahan. Ambil contoh, saat partikel mendarat pada bahan kertas, virus masih akan bertahan selama beberapa jam.
Sementara itu, virus yang mendarat pada permukaan plastik atau alumunium masih bertahan hingga beberapa hari.
Bakhtier Farouk, seorang peneliti fluida dari University of Philadelphia mengungkapkan, duduk depan pintu saat hamil akan menyebabkan banyak partikel yang telah jatuh terdorong oleh angin.
Kemudian udara menyebarkan virus dan menempel saat seseorang melewati partikel kecil tersebut.
Saat virus terhirup masuk melalui hidung, ia akan memilih satu sel untuk menempel dan akhirnya memulai proses memperbanyak diri.
Akan tetapi, proses ini tidak akan serta merta menginfeksi tubuh manusia.
Seorang ahli virus klinis Julian Tang mengatakan bahwa daya tahan tubuh manusia memiliki sistem perlindungan untuk menghadapi kondisi penyakit.
Namun sayangnya, hamil adalah momen daya tahan ibu sedang berada pada posisi terendahnya, sehingga membuat ibu akan rentan terinfeksi penyakit.
Untuk menghindari berbagai penyakit yang menular lewat udara, ibu bisa menggunakan masker saat duduk depan pintu saat hamil.
Masker bisa mengurangi penyebaran dan menghambat laju penularan virus bakteri, agar tidak terhirup dan menempel pada hidung.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]