Sampai saat ini, kanker payudara masih menjadi satu hal yang ditakuti oleh wanita. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara sedini mungkin saat Anda menyadari adanya perubahan pada payudara Anda.
Selain memeriksakannya pada dokter, Anda juga perlu melakukan pemeriksaan pada payudara secara mandiri untuk mendeteksi kanker sedini mungkin. Lantas, apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan?
Jenis pemeriksaan kanker payudara
Kanker payudara terjadi saat sel-sel abnormal tumbuh secara tidak terkendali di dalam payudara.
Beberapa kasus kanker menunjukkan bahwa seseorang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memilikinya. Oleh karena itu, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengetahuinya.
Berikut pemeriksaan kanker payudara yang dapat Anda lakukan.
1. Periksa payudara sendiri (SADARI)
Deteksi kanker payudara sejak dini penting untuk dilakukan karena semakin cepat sel kanker ditemukan, semakin besar pula potensi kesembuhan.
Deteksi dini ini dapat Anda lakukan dengan periksa payudara sendiri (SADARI). Cara ini dilakukan untuk mengetahui ada-tidaknya benjolan atau keanehan fisik pada payudara sebagai gejala kanker payudara.
SADARI sebaiknya dilakukan setiap sebulan sekali supaya Anda dapat mengetahui perubahan yang terjadi.
Namun, pemeriksaan ini tentu tidak cukup untuk memutuskan ada-tidaknya kanker, Anda tetap harus mengikuti tes kanker payudara secara klinis.
Berikut berbagai tes untuk memeriksa dan mendiagnosis kanker payudara yang biasa dilakukan dokter:
2. Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)
Sebelum memeriksa kondisi Anda dengan bantuan alat medis, dokter akan memeriksa payudara dengan tangan kosong. Tes ini dinamakan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).
SADANIS bertujuan untuk mengetahui bentuk, ukuran, warna, dan tekstur payudara guna mendeteksi kemungkinan kanker.
Dokter atau perawat akan memeriksa payudara dengan gerakan melingkar guna mendeteksi letak benjolan atau tumor pada payudara.
Selain di sekitar payudara, dokter juga akan memeriksa kelenjar getah bening pada ketiak dan bagian atas tulang selangka.
Jika ada pembengkakan atau benjolan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik.
3. Mamografi
Mamografi merupakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis kanker payudara, baik pada wanita yang bergejala maupun tidak.
Pemeriksaan mamografi sering kali bisa mendeteksi benjolan pada stadium kanker payudara awal yang masih kecil atau belum terasa jika disentuh.
Mamografi dilakukan dengan mengambil gambar jaringan payudara dengan sinar-X (rontgen) dosis rendah.
Ketika mamogram (hasil gambar mamografi) menunjukkan jaringan abnormal, akan dilakukan tes untuk memastikan apakah jaringan abnormal tersebut kanker atau bukan.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan meski Anda tidak memiliki keluhan apa pun terkait payudara. Bahkan, tes ini direkomendasikan bagi wanita berusia lanjut sebagai salah satu cara deteksi dini kanker payudara.
4. USG payudara
USG (ultrasonografi) payudara atau USG mammae merupakan tes kanker payudara dengan bantuan gelombang suara yang menampilkan gambar di layar komputer.
Pemeriksaan ini bisa mendeteksi perubahan pada payudara, seperti benjolan atau perubahan jaringan.
Selain itu, USG payudara juga bisa membedakan apakah benjolan tersebut berisikan cairan yang berarti kista payudara atau benjolan padat yang mungkin menjadi cikal-bakal kanker.
5. MRI payudara
Magnetic resonance imaging atau MRI payudara merupakan tes kanker payudara dengan magnet dan gelombang radio.
Kombinasi keduanya akan menghasilkan gambar seluruh bagian payudara dan menunjukkan jaringan lunak dengan sangat jelas.
Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan lanjutan saat seseorang didiagnosis kanker payudara dengan tujuan mengetahui ukuran kanker dan mencari kemungkinan tumor lain pada payudara.
Wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara, misalnya karena memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, juga disarankan melakukan MRI lengkap dengan mamografi tahunan.
Pasalnya, ada beberapa temuan kanker yang hanya bisa dideteksi dengan mamografi.
Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai cara mengecek dan mengenali gejala kanker payudara yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
6. Biopsi
Biopsi payudara dilakukan ketika pemeriksaan fisik, mamografi, atau tes pencitraan kanker payudara lain menunjukkan adanya sel kanker.
Prosedur tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang dicurigai terdapat sel kanker di dalamnya. Sampel jaringan ini lantas diperiksa di laboratorium dengan mikroskop.
Dalam ilmu kedokteran, ada empat jenis biopsi yang biasa dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya kanker. Berikut empat macam pemeriksaan biopsi untuk kanker payudara.
- Fine-needle aspiration biopsy.
- Core needle biopsy.
- Surgical biopsy.
- Lymph nodes biopsy.
Dari sekian banyak prosedur pemeriksaan kanker payudara, dokter hanya akan memilihkan mana yang paling sesuai untuk Anda.
Mereka mungkin akan meminta Anda untuk mengikuti tes lainnya, seperti duktogram (pemeriksaan pada saluran ASI), terutama bila ditemukan cairan bukan ASI yang keluar dari puting.
Tanyakan lebih jauh mengenai tes apa saja yang perlu Anda jalani sesuai dengan kondisi Anda berikut dengan keuntungan dan efek samping yang mungkin akan Anda rasakan.
Faktor yang menghambat pemeriksaan kanker payudara
Pada beberapa kasus, dokter mungkin kesulitan mendeteksi dan mendiagnosis kanker payudara sehingga sel kanker baru ditemukan saat kondisinya sudah parah.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1. Obesitas
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine, wanita yang mengalami obesitas 20% lebih berisiko salah didiagnosis ketika menjalani mamografi.
Hal ini diduga karena ukuran payudara mereka lebih besar sehingga lebih rumit untuk mendeteksi adanya tumor di antara jaringan lemak payudara.
Namun, ini juga bisa terjadi karena tumor pada orang-orang dengan obesitas tumbuh lebih cepat.
Jika dibandingkan dengan wanita yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) normal, jaringan kanker pada wanita dengan obesitas baru ditemukan ketika ukurannya sudah lebih besar.
2. Payudara yang padat
American Cancer Society menyebut, jaringan payudara yang padat juga mempersulit ahli radiologi untuk mendeteksi kanker payudara.
Jaringan payudara yang padat terlihat putih, begitu pula dengan tumor payudara sehingga jaringan yang padat dapat menyembunyikan tumor.
Dengan demikian, hasil mamografi bisa kurang akurat pada wanita dengan kondisi ini.
Terlepas dari apakah Anda mengalami obesitas ataupun memiliki jaringan payudara yang padat, menjalani pemeriksaan kanker payudara tetaplah penting.
Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai tes kanker payudara yang tepat.
Apa yang harus dilakukan jika hasil diagnosis kanker payudara positif?
Memang sulit untuk menghilangkan rasa takut dan khawatir saat mendapat hasil diagnosis positif kanker payudara. Namun, usahakan untuk jangan terlalu larut.
Usahakan untuk fokus pada pengobatan kanker payudara supaya harapan untuk sembuh semakin besar.
Selain itu, lakukanlah berbagai cara untuk menghilangkan stres. Jika apa yang Anda lakukan belum berhasil mengatasi kesedihan akibat terdiagnosis dengan kanker, tidak ada salahnya berkonsultasi kepada dokter.
Bila perlu, diskusikan kondisi Anda dengan pasangan sehingga bisa saling menguatkan. Jangan ragu untuk meminta bantuannya selama proses penyembuhan.
Selain itu, Anda mungkin perlu membicarakan kondisi ini dengan atasan atau rekan kerja. Namun, ini bukanlah suatu keharusan, terutama bila kondisi Anda tidak mengganggu pekerjaan.
Lakukan pemeriksaan sedini mungkin
Penemuan sel kanker sedini mungkin dapat meningkatkan potensi kesembuhan bagi pengidapnya. Jadi, jangan takut untuk memeriksakan ke dokter saat merasakan perubahan pada payudara Anda.
[embed-health-tool-bmi]