backup og meta

Memahami dari Mana Asal Ingus dan Ciri-Ciri Ingus yang Berbahaya

Memahami dari Mana Asal Ingus dan Ciri-Ciri Ingus yang Berbahaya

Saat terkena flu atau alergi, Anda pasti akan merasa tidak nyaman dengan bagian hidung Anda. Pasalnya, Anda akan sibuk membersihkan cairan hidung atau ingus yang mengalir tanpa henti walaupun sudah dikeluarkan berkali-kali. Sebenarnya, dari mana asalnya ingus?

Fakta unik seputar ingus

Membicarakan soal ingus mungkin terdengar menggelikan bagi segelintir orang. Padahal, cairan kental ini memiliki fakta-fakta menarik yang mungkin belum pernah Anda ketahui sebelumnya, lho.

Ingus merupakan lendir atau cairan yang dihasilkan oleh kelenjar mukosa yang melapisi saluran pernapasan. Saluran ini meliputi hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Tubuh menghasilkan lendir secara terus menerus, bahkan mencapai satu sampai dua liter lendir setiap harinya.

Menariknya lagi, Anda tidak sadar bahwa setiap hari Anda menelan ingus saat sedang tidak dalam kondisi flu.

Hal ini terjadi ketika rambut halus pada sel hidung (silia) memindahkan lendir ke saluran hidung bagian belakang menuju tenggorokan dan menelannya.

Namun jangan salah, lendir hidung memiliki peran penting untuk tubuh Anda, di antaranya:

  • menjaga kelembapan lapisan dalam hidung agar tidak kering,
  • menangkap debu dan partikel lain saat bernapas,
  • melawan infeksi, dan
  • melembapkan udara yang dihirup sehingga menjadi lebih nyaman saat bernapas.

Fakta lainnya, debu dan partikel yang telah tertangkap silia hidung akan mengering dan terbungkus lendir hidung.

Dari sinilah kerak kotoran terbentuk di dalam hidung, atau yang lebih Anda kenal dengan istilah upil.

Dari mana asal ingus?

Lendir hidung yang normal memiliki tekstur yang sangat tipis dan encer. Peningkatan produksi ingus merupakan salah satu cara tubuh merespon zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

Pasalnya, lendir tersebut berperan sebagai penghalang infeksi dengan cara membersihkan organ hidung dari partikel-partikel yang menyebabkan peradangan.

Bila selaput lendir meradang, maka hal ini dapat membuat tekstur lendir menjadi lebih pekat, kental, dan lengket.

Kondisi inilah yang cenderung membuat Anda tak nyaman saat kena flu. Penyebab peradangan selaput lendir bisa karena infeksi, alergi, iritan, atau rhinitis vasomotor.

Warna ingus penanda kondisi kesehatan

Apakah Anda pernah memperhatikan warna ingus saat sedang pilek? Jika diperhatikan, warna lendir yang dihasilkan tidaklah selalu sama. Kadang warnanya kuning, hijau, kecokelatan, atau bahkan kemerahan.

Sehat atau tidaknya kondisi tubuh Anda dapat dilihat dari warna ingus. Meski demikian, perubahan warna ingus tidak selalu mutlak menandakan adanya infeksi bakteri dalam tubuh Anda.

Oleh karena itu, segera tanyakan pada dokter untuk diagnosis yang lebih tepat.

Nah, berikut adalah berbagai ciri-ciri lendir hidung yang menandakan adanya masalah pada kesehatan tubuh atau gangguan pada hidung Anda.

1. Warna ingus bening

Ingus yang berwarna bening umumnya berbentuk esinusitissinutisincer dan transparan. Hal ini pertanda bahwa ada peningkatan produksi lendir.

Namun secara umum, lendir berwarna bening tidak mengindikasi masalah kesehatan tertentu.

Setiap harinya kita memproduksi lendir sekitar 4 cangkir guna menjaga lapisan hidung agar tetap lembab dan sebagai alat penangkal jamur, virus, bakteri, dan polutan.

2. Warna ingus putih

Musim dingin biasanya rawan terhadap penyakit flu, alergi, dan dehidrasi.

Hal ini terjadi ketika sel rambut hidung terluka karena peradangan sehingga lendir susah keluar dan kehilangan kelembaban yang menyebabkan warna lendir menjadi putih.

Meski begitu, lendir hidung berwarna putih masih dianggap normal.

3. Warna ingus kuning

Pada dasarnya, perubahan warna tergantung pada seberapa banyak lendir di hidung serta parahnya peradangan yang dialami.

Jika ingus Anda berwarna kuning, berarti kemungkinan Anda sedang mengalami infeksi atau sinusitis, dengan catatan jika pilek terjadi secara terus menerus lebih dari sepuluh hari.

Ingus yang berwarna kuning muda berarti tubuh Anda sedang melawan sesuatu, seperti demam.

Ingus kuning bukan berarti Anda harus ke dokter, itu adalah gejala normal sebagai bentuk pertahanan tubuh. Namun apabila gejala ini lebih dari seminggu,

kadang diiringi dengan demam, sakit kepala, atau batuk berlendir, ini pertanda kalau Anda harus memeriksakan diri ke dokter.

4. Ingus warna hijau

Ingus berwarna hijau berarti Anda terkena infeksi bakteri atau jamur. Warna hijau diproduksi oleh sel darah putih yang merespon infeksi atau peradangan.

Ketika rongga hidung Anda meradang, ia akan membengkak. Hal ini menyebabkan ingus terjebak dan jamur tumbuh.

5. Ingus merah atau cokelat

Rona merah atau cokelat pada lendir hidung adalah darah yang berasal dari pembuluh darah yang rusak.

Ingus berdarah ini terjadi ketika Anda mungkin bersin terlalu keras atau karena lapisan hidung hidung yang terlalu kering sehingga menyebabkan pembuluh darah dalam rongga hidung pecah.

Kondisi ini kadang juga dikaitkan dengan mimisan.

Cara menghilangkan ingus yang menumpuk di saluran hidung

Lendir hidung yang kental dan lengket sering kali meler keluar dari hidung, bahkan mengalir ke belakang tenggorokan.

Kondisi ini memang menyebalkan dan membuat Anda tidak nyaman. Untungnya, kondisi hidung meler ini bisa Anda atasi dengan mudah di rumah.

Cara penanganannya memang bisa saja bergantung pada apa penyebabnya, namun berikut adalah langkah-langkah umum yang bisa Anda ikuti untuk mengeluarkan ingus dengan benar:

1. Minum air yang banyak

Setiap kali hidung Anda menghasilkan lendir berlebihan, pastikan Anda memenuhi kebutuhan cairan harian Anda.

Dengan minum air yang banyak, lendir menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan. Anda dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 8 gelas sehari.

2. Bernapas dengan uap air panas

Tuang air panas ke dalam ember atau baskom. Kemudian, dekatkan wajah Anda ke uap yang keluar dari air panas tersebut.

Tutupi kepala Anda dengan sehelai handuk atau kain, lalu bernapaslah seperti biasa dengan uap panas tadi.

Cara ini diyakini dapat membantu ingus lebih mudah keluar dari hidung, sehingga Anda bisa membuangnya segera.

3. Pasang humidifier

Apabila Anda sering berada di tempat atau ruangan dengan udara yang kering, misalnya di ruangan ber-AC sepanjang hari, Anda perlu mempertimbangkan memakai humidifier.

Fungsinya adalah menyeimbangkan kelembapan di dalam ruangan, sehingga kelembapan tersebut membantu lendir lebih mudah mengalir dari hidung.

4. Menggunakan obat-obatan

Selain mengikuti cara-cara rumahan di atas, Anda juga bisa mengonsumsi obat-obatan yang sesuai dengan penyebab hidung Anda meler.

Obat-obatan akan bekerja langsung pada penyebab utama hidung ingusan, sehingga ingus pun tidak lagi menumpuk di hidung Anda.

Misalnya, jika hidung Anda meler akibat alergi, Anda bisa coba menggunakan obat antihistamin atau obat hidung steroid seperti budesonide dan fluticasone.

Menurut situs Wexner Medical Center, durasi lamanya ingus atau lendir berlebih bertahan di hidung akan bergantung pada penyebabnya:

  • Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, meski tanpa pengobatan antibiotik, lendir akan menghilang sendiri dalam 10-14 hari.
  • Infeksi virus butuh waktu lebih lama, yaitu sekitar 3 minggu.
  • Penyakit peradangan saluran pernapasan seperti asma dan PPOK memakan waktu lebih lama, bahkan cenderung tidak kunjung membaik, kecuali jika penyakit ditangani secara maksimal.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What the Color of Your Snot Really Means – Cleveland Clinic. (2017). Retrieved October 21, 2020 from https://health.clevelandclinic.org/what-the-color-of-your-snot-really-means/ 

Mucus and Phlegm: What to Do If You Have Too Much – Cleveland Clinic. (2018). Retrieved October 21, 2020 from https://health.clevelandclinic.org/mucus-and-phlegm-what-to-do-if-you-have-too-much/ 

Runny Nose: Care and Treatment – Cleveland Clinic. (2017). Retrieved October 21, 2020 from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17660-runny-nose/care-and-treatment 

Nasal congestion – Mayo Clinic. (2019). Retrieved October 21, 2020 from https://www.mayoclinic.org/symptoms/nasal-congestion/basics/when-to-see-doctor/sym-20050644 

Runny nose – Mayo Clinic. (2020). Retrieved October 21, 2020 from https://www.mayoclinic.org/symptoms/runny-nose/basics/when-to-see-doctor/sym-20050640 

Trafton, A. (2012). Fighting bacteria with mucus – MIT News. Retrieved October 21, 2020 from https://news.mit.edu/2012/fighting-bacteria-with-mucus 

Acute Upper Respiratory Infection (Cold) – UCSF Student Health and Counseling Services. (n.d.). Retrieved October 21, 2020 from https://studenthealth.ucsf.edu/cold 

What Is Mucus? Surprising Facts About Your Phlegm – UPMC Health Beat. (2018). Retrieved October 21, 2020 from https://share.upmc.com/2018/01/mucus-surprising-facts-boogers/#:~:text=What%20Does%20the%20Color%20of,(aka%20a%20dry%20nose)

Shmerling, RH. (2020). Don’t judge your mucus by its color – Harvard Health Publishing. Retrieved October 21, 2020 from https://www.health.harvard.edu/blog/dont-judge-your-mucus-by-its-color-201602089129

Versi Terbaru

09/02/2022

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Jangan Sampai Tertukar, Kenali Perbedaan Flu Biasa dan Sinusitis

Berbagai Kondisi yang Menyebabkan Ingus Berdarah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 09/02/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan