Cuka apel adalah herbal yang identik dengan bau cukup menyengat. Sebenarnya, bau ini datang dari proses fermentasi dengan melibatkan bakteri, ragi, serta alkohol. Beberapa waktu belakangan ini cuka apel banyak digandrungi berkat berbagai manfaatnya yang sangat menakjubkan. Namun, di balik itu semua, tahukah Anda kalau masih banyak mitos cuka apel yang berseliweran?
Berbagai mitos cuka apel yang sering disalahpahami
Jangan sampai Anda salah kaprah dalam memahami mana saja fakta dan mitos cuka apel yang harus dipercayai.
Mitos 1: Semua jenis cuka apel itu sama
Banyak orang mungkin berpikir bahwa proses pembuatan cuka apel itu tinggal memeras buah apel hingga diperoleh sarinya saja. Padahal, berbeda jenis cuka apel, bisa berbeda pula cara pembuatannya. Ada jenis cuka apel yang melewati proses penyaringan, tapi ada juga yang tidak.
Memang agak sulit membedakan kedua jenis ini, terutama bagi Anda yang baru menggunakan cuka apel. Mudahnya begini, bila tampilannya bening dan bersih, kemungkinan besar jenis cuka apel tersebut telah disaring dulu. Sebaliknya, cuka apel yang masih terlihat keruh dan ada ampasnya berarti masih cukup alami karena terdapat banyak kandungan bahan organik di dalamnya.
Mitos 2: Manfaatnya sama seperti makan buah apel
Meskipun terbuat dari buah apel, bukan berarti kandungan nutrisi dalam buah apel dan cuka apel itu sama persis. Jadi, ini hanyalah mitos cuka apel belaka. Seperti yang telah dijelaskan di awal, cuka apel umumnya telah melalui proses penyaringan dan fermentasi sedemikian rupa.
Dengan begitu, beberapa kandungan nutrisi khas buah apel, vitamin C, serat, kalium, dan lainnya, mungkin saja hilang sebagian sehingga tidak sebanyak yang ada dalam buah apel asli.
Mitos 3: Hanya manjur sebagai obat batuk alami
Faktanya, ada segudang manfaat cuka apel selain sebagai obat batuk alami, yang tidak perlu Anda ragukan lagi. Mengutip dari laman Healthline, cuka apel diyakini mampu membantu menurunkan berat badan, mengendalikan kadar gula darah, menjaga kesehatan jantung, dan lain sebagainya.
Anda tidak perlu khawatir karena pemakaian cuka apel, baik yang dioles di kulit maupun diminum langsung, telah disetujui oleh FDA di Amerika Serikat, yaitu lembaga yang setara dengan BPOM di Indonesia. Pasalnya, cuka apel memiliki sifat antibakteri dan antijamur.
Mitos 4: Tidak menimbulkan efek samping
Mitos 5: Bisa membahayakan kulit
[embed-health-tool-bmi]