Meskipun vaksin tidak dapat menjamin sepenuh bahwa Anda tidak akan terkena cacar air sama sekali, tapi pemberian vaksin setidaknya bisa mengurangi kemungkinan keparahan penyakit. Di sisi lain, vaksin juga akan membantu menurunkan risiko komplikasi dari penyakit tersebut ketimbang tidak mendapatkan vaksin sama sekali.
2. Vaksin herpes zoster
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pemberian vaksin herpes zoster bagi Anda yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Sebab kelompok usia ini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami herpes zoster dan komplikasi lebih lanjutnya.
Vaksin varicella-zoster terbagi menjadi dua, yakni Zostavax (vaksin zoster hidup) dan Shingrix (vaksin zoster rekombinan). Zostavax sudah disetujui pada tahun 2006 oleh Food and Drug Administration (FDA), atau setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Vaksin jenis ini telah terbukti mampu mencegah dan melindung penyakit herpes zoster selama sekitar lima tahun. Ini adalah vaksin hidup yang diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya di bagian lengan atas. Sedangkan shingrix disetujui oleh FDA pada tahun 2017 dan merupakan alternatif pilihan untuk Zostavax.
Vaksin shingrix diyakini dapat memberikan perlindungan terhadap herpes zoster hingga lebih dari lima tahun. Ini adalah vaksin tidak hidup yang terbuat dari komponen virus, dan diberikan dalam dua dosis. Shingrix biasanya disarankan untuk orang telah berusia 50 tahun ke atas, termasuk mereka yang pernah menerima vaksin Zostavax sebelumnya.
Namun, vaksin Zostavax umumnya tidak dianjurkan sebelum usia Anda memasuki 60 tahun atau lebih. Efek samping yang paling umum dari vaksin herpes zoster akan menimbulkan kemerahan, nyeri, bengkak, dan gatal di area kulit bekas disuntik.
Di samping itu, vaksin ini juga kadang bisa membuat penerimanya mengalami sakit kepala sebagai efek samping lainnya. Tidak jauh berbeda dengan vaksin cacar air, vaksin untuk penyakit herpes zoster ini juga tidak menjamin Anda akan sepenuhnya terhindar atau tidak mengalami cacar ular sama sekali.
Hanya saja, vaksin ini paling tidak dapat membantu menurunkan risiko keparahan penyakit dan komplikasi yang mungkin Anda alami.
Pada intinya, kedua jenis vaksin untuk mencegah cacar air dan cacar ular ini hanya digunakan sebagai tindak pencegahan. Bukan ditujukan untuk mengobati orang yang saat ini sedang mengalami cacar air atau cacar ular.
Adakah yang tidak boleh menerima vaksin herpes zoster?
Meski bermanfaat baik, tapi ternyata tidak semua orang boleh mendapatkan vaksin herpes zoster ini. Sekali pun boleh, biasanya perlu pertimbangan kuat dari dokter dengan menyesuaikan kondisi kesehatan tubuh.
Berikut daftar beberapa kelompok orang yang harus mendapatkan rekomendasikan dari dokter terlebih dahulu sebelum mendapat vaksin herpes zoster:
- Pernah mengalami reaksi atau gejala alergi parah terhadap gelatin, antibiotik neomycin, maupun komponen lain yang terkandung dalam vaksin herpes zoster.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.
- Wanita yang sedang hamil.
- Orang yang sedang memiliki penyakit infeksi.
Sebaiknya konsulastikan lebih lanjut dengan dokter sebelum melakukan pemberian vaksin untuk Anda. Dokter akan mempertimbangkan pemberian vaksin sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Kebanyakan orang yang sudah pernah mengalami herpes zoster tidak akan mengembangkan penyakit tersebut di kemudian hari. Namun dalam kasus yang jarang, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat datang lagi lebih dari satu kali.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar