backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tiamazol

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 21/09/2022

Tiamazol

Tiamazol atau methimazole merupakan obat yang digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Konsumsinya tidak boleh sembarangan dan harus sesuai rekomendasi dokter.

Golongan obat: hormon tiroid dan antitiroid

Merk dagang tiamazol: Thyrozol

Apa itu obat tiamazol?

tablet salut selaput

Tiamazol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, yaitu kondisi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga produksi hormon tiroid menjadi berlebihan.

Selain itu, tiamazol juga biasa dipakai sebelum operasi tiroid atau terapi yodium radioaktif dalam pengobatan kanker

Obat yang juga dikenal dengan nama methimazole ini termasuk dalam golongan antitiroid. Cara kerja tiamazol yaitu menghambat produksi hormon tiroid dalam tubuh Anda.

Tiamazol merupakan obat yang hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter. Maka dari itu, Anda tidak boleh memakai obat ini sembarangan karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Dosis dan tiamazol

propylthiouracil

Tiamazol tersedia dalam bentuk tablet salut selaput. Berikut dosis penggunaannya secara umum.

Terapi yodium radioaktif

  • Dewasa: Awalnya diberikan dalam dosis total 15–60 mg, yang dibagi 3 kali dalam sehari (masing-masing 5–20 mg), tergantung tingkat keparahan penyakit. Setelah level hormon tiroid normal (eutiroid), dosis total dikurangi menjadi 5–15 mg. Durasi pengobatan berkisar antara 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Anak: Obat awal diberikan sesuai dengan berat badan, 0,3–0,5 mg/kg dan dibagi 3 kali dalam sehari. Dosis pemeliharaan diberikan kurang lebih setengah dari dosis awal.

Penyakit Graves

  • Dewasa: Awalnya tiamazol diberikan dalam dosis total 15–60 mg, yang dibagi 3 kali dalam sehari (masing-masing 5–20 mg), tergantung tingkat keparahan penyakit. Setelah pasien mencapai keadaan eutiroid, dosis total dikurangi menjadi 5–15 mg. Durasi pengobatan berkisar antara 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Anak: Dosis awal diberikan sesuai dengan berat badan, sebanyak 0,3–0,5 mg/kg dan dibagi 3 kali dalam sehari. Dosis pemeliharaan diberikan kurang-lebih setengah dari dosis awal.

Hipertiroidisme

  • Dewasa: Awalnya diberikan dalam dosis total 15–60 mg, yang dibagi 3 kali dalam sehari (masing-masing 5–20 mg), tergantung tingkat keparahan penyakit. Setelah pasien mencapai keadaan eutiroid, dosis total dikurangi menjadi 5–15 mg. Durasi pengobatan berkisar antara 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Anak: Dosis awal diberikan sesuai dengan berat badan, sebanyak 0,3–0.5 mg/kg dan dibagi 3 kali dalam sehari. Dosis pemeliharaan diberikan kurang-lebih setengah dari dosis awal.

Persiapan tiroidektomi (operasi pengangkatan kelenjar tiroid)

  • Dewasa: Awalnya diberikan dalam dosis total 15–60 mg, yang dibagi 3 kali dalam sehari (masing-masing 5–20 mg), tergantung tingkat keparahan penyakit. Setelah pasien mencapai keadaan eutiroid, dosis total dikurangi menjadi 5–15 mg. Durasi pengobatan berkisar antara 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Anak: Dosis awal diberikan sesuai dengan berat badan, 0,3–0,5 mg/kg dan dibagi 3 kali dalam sehari. Dosis pemeliharaan diberikan kurang-lebih setengah dari dosis awal.

Dosis di atas tidak dapat dijadikan panduan mutlak dalam menggunakan obat. Untuk dosis yang tepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker.

Aturan pakai tiamazol

obat hipotiroid, tiamazol

Tiamazol harus diminum sebanyak 3 kali sehari atau sesuai dengan rekomendasi dokter dengan jarak minum obat 8 jam per dosisnya. Anda harus mengonsumsi obat ini dengan makanan.

Methimazole tidak boleh dikonsumsi melebihi dosis atau jumlah yang disarankan dokter. Anda juga dilarang untuk menggunakan obat ini melebihi batas waktu yang diperintahkan.

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, jangan sampai melewatkan dosis tiamazol meski hanya satu kali. Jika Anda melewatkannya, minum satu dosis obat ini sesegera mungkin.

Jangan menggandakan dosis obat ini jika Anda melewatkan dosis sebelumnya. Selalu gunakan obat ini pada waktu yang sama setiap harinya.

Efek samping tiamazol

Sama seperti obat-obatan lain, penggunaan tiamazol dapat memicu sejumlah efek samping. Efek samping obat ini dapat muncul seminggu atau sebulan setelah pengobatan.

Berikut efek samping penggunaan methimazole yang umum terjadi.

  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Rambut rontok.
  • Ruam dan gatal.
  • Mual dan muntah.
  • Berkurangnya nafsu makan.

Sementara itu, sejumlah efek samping tiamazol yang serius, meliputi:

  • pembengkakan kelenjar pada leher, 
  • sakit pada perut bagian atas, 
  • urine berwarna gelap, serta 
  • kulit dan mata berubah menjadi kekuningan.

Efek samping yang ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Jika efek samping tiamazol tidak hilang dalam beberapa hari, segera konsultasikan ke dokter.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat tiamazol

alergi obat

Sebelum menggunakan tiamazol, beberapa hal perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan.

Jika Anda hendak mengonsumsi obat ini, sampaikan pada dokter soal hal-hal berikut.

  • Riwayat pengobatan yang pernah dijalani.
  • Obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.
  • Berencana atau sedang hamil atau menyusui.
  • Memiliki riwayat alergi terhadap obat atau bahan-bahan tertentu.
  • Mengidap gangguan kesehatan sakit liver, kelainan darah, sistem imun lemah, sakit ginjal, sakit paru-paru, atau gangguan pernapasan.

Melalui hal-hal tersebut, dokter akan mempertimbangkan apakah Anda boleh menggunakan obat ini atau tidak. Konsumsi obat tanpa izin dokter dapat membahayakan bagi kondisi Anda.

Dalam menyimpan methimazole, taruh obat pada wadah tertutup dengan suhu ruangan. Jauhkan obat ini dari panas, paparan matahari, suhu dingin, dan jangkauan anak-anak.

Apakah obat tiamazol aman untuk ibu hamil dan menyusui

Menurut Food and Drug Administration AS (FDA), tiamazol termasuk dalam kategori D, yang mana terdapat bukti terkait risikonya terhadap janin.

Meski begitu, obat ini masih boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui jika manfaatnya lebih besar dari risikonya. Terlebih, jika obat ini diperlukan dalam situasi yang membahayakan nyawa.

Konsumsi tiamazol dalam trimester pertama (1–3 bulan) dapat berbahaya bagi janin. Dalam beberapa kasus, penggunaan tiamazol boleh dihentikan sebelum persalinan.

Interaksi dengan obat lain

Tiamazol dapat memicu interaksi jika dikonsumsi dengan obat-obatan lain. Sampaikan pada dokter sebelum menggunakan methimazole apabila Anda mengonsumsi obat-obatan seperti:

  • digoksin
  • digitalis, 
  • teofilin, 
  • pengencer darah (warfarin, coumadin, jantoven), atau
  • beta-blocker (atenolol, carvedilol, labetalol, metoprolol, nadolol, propranolol, sotalol).

Daftar di atas mungkin tidak menjelaskan obat yang dapat berinteraksi dengan tiamazol secara lengkap. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsinya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 21/09/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan