Kista ovarium merupakan kantung berisi cairan abnormal yang terbentuk di dalam ovarium wanita. Wanita mana pun, segala usia dapat mengalami kondisi ini, tak terkecuali remaja putri. Berikut ini berbagai penyebab kista ovarium pada remaja yang perlu diketahui.
Penyebab kista ovarium pada remaja
Kista ovarium yang kecil biasanya hilang dengan sendirinya dan tidak menimbulkan gejala. Namun, kista yang membesar bisa menimbulkan sejumlah gejala.
Ciri-ciri kista ovarium pada remaja tak berbeda jauh dengan gejala kista ovarium pada umumnya, seperti nyeri parah di daerah panggul selama fase ovulasi, periode menstruasi tidak teratur, perut kembung, dan perasaan penuh di bagian perut bawah.
Nah, kista ovarium pada remaja bisa disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. Perubahan hormon
Kista ovarium pada remaja paling sering disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang berperan dalam mengatur siklus menstruasi.
Pada masa pubertas, tubuh remaja mengalami banyak perubahan hormonal yang bisa berlangsung tidak stabil.
Remaja yang baru mulai menstruasi sering mengalami fluktuasi hormon ini sehingga dapat memicu terbentuknya kista.
Kista jenis ini biasanya muncul sebagai bagian dari proses ovulasi yang normal dan sering kali tidak berbahaya, bahkan bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
2. Endometriosis
Endometriosis bisa menyebabkan kista ovarium karena jaringan endometrium yang tumbuh di ovarium tetap bereaksi terhadap siklus hormonal bulanan.
Setiap kali menstruasi terjadi, jaringan ini ikut menebal dan luruh, tetapi karena berada di luar rahim, darah dan jaringan tersebut tidak bisa keluar dari tubuh sebagaimana mestinya.
Akibatnya, jaringan endometrium yang terperangkap ini bisa membentuk kista berisi darah di ovarium, yang disebut endometrioma atau kista cokelat (chocolate cyst).
Meskipun endometriosis tidak selalu mudah dikenali pada remaja, tanda-tandanya bisa mulai muncul sejak dini, seperti nyeri menstruasi hebat, haid yang sangat berat, atau bahkan gangguan pencernaan saat haid.
3. Radang panggul

Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi bakteri pada organ reproduksi wanita. Infeksi bakteri biasanya menyebar dari vagina ke rahim, atau ke ovarium.
Pada beberapa kasus, PID dapat menyebabkan kista ovarium pada remaja. Kista ini terbentuk sebagai respons terhadap infeksi bakteri yang menyebar dari rahim ke ovarium.
Hal ini kemudian memicu terbentuknya kantung berisi nanah atau cairan terinfeksi.
Sangat penting untuk mencegah kondisi ini, terutama bagi remaja yang aktif secara seksual, dengan cara menjaga kebersihan organ reproduksi dan menggunakan pelindung saat berhubungan seksual.
4. Hipotiroidisme
Salah satu penelitian dalam jurnal Indian Journal of Surgical Oncology mengatakan bahwa hipotiroidisme dapat menyebabkan terbentuknya kista ovarium meskipun kasus ini tergolong jarang terjadi.
Hal ini karena hipotiroidisme dapat memengaruhi sistem hormonal secara keseluruhan, termasuk hormon yang mengatur fungsi ovarium dan siklus menstruasi.
Pada remaja atau wanita muda, hipotiroidisme kadang-kadang menyebabkan munculnya kista ovarium yang besar dan bersekat-sekat yang secara medis bisa tampak seperti tumor ovarium.
Menariknya, studi tersebut menyebutkan bahwa pemberian terapi hormon tiroid dapat menyebabkan kista menyusut atau menghilang tanpa perlu pembedahan.
5. PCOS

Pada remaja dengan polycystic ovary syndrome (PCOS), gangguan hormon menyebabkan proses pematangan dan pelepasan sel telur (ovulasi) tidak berjalan dengan normal.
Saat sel telur gagal matang dan tidak dilepaskan dari folikel, folikel tersebut bisa terus membesar dan berubah menjadi kista kecil berisi cairan di ovarium.
Kista-kista ini biasanya banyak dan berukuran kecil sehingga ovarium tampak memiliki banyak kista atau disebut “polycystic“.
PCOS sering kali mulai terdeteksi sejak masa remaja dan dapat menimbulkan gejala seperti haid tidak teratur, jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas.
6. Riwayat keluarga
Penyebab kista ovarium pada remaja juga bisa disebabkan karena faktor keturunan dari keluarga.
Jika seorang ibu, kakak, atau anggota keluarga perempuan lainnya pernah mengalami kista ovarium, kemungkinan seorang remaja mengalami hal serupa juga bisa lebih tinggi.
Meskipun riwayat keluarga bukan penyebab langsung, tetapi hal ini menjadi faktor risiko yang memengaruhi kerentanan seorang remaja terhadap pertumbuhan kista.
Cara mengatasi kista ovarium pada remaja
Penanganan kista ovarium pada remaja tergantung pada jenis kista, ukuran, gejala yang muncul, serta penyebab dasarnya.
Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Namun, beberapa kasus memerlukan pemantauan atau tindakan medis tertentu.
Kista ovarium berukuran kecil biasanya hilang dalam beberapa bulan dan tidak membutuhkan penanganan tertentu.
Dokter mungkin hanya akan menyarankan pemeriksaan USG berkala untuk memantau perubahan ukuran kista.
Selain itu, berikut ini beberapa perawatan yang mungkin akan diberikan dokter.
- Pemberian pil KB. Untuk remaja yang mengalami kista berulang atau gangguan hormon (seperti pada PCOS), dokter dapat meresepkan pil KB atau terapi hormonal lainnya. Obat ini membantu menstabilkan hormon, mencegah ovulasi, dan mengurangi risiko terbentuknya kista baru.
- Pengobatan penyebab. Jika kista disebabkan oleh kondisi tertentu seperti endometriosis, PCOS, atau hipotiroidisme, penanganan harus difokuskan pada kondisi utamanya.
- Operasi. Operasi kista ovarium hanya dilakukan hanya jika kista sangat besar dan tidak mengecil setelah beberapa siklus menstruasi, menimbulkan nyeri parah, dan diduga bersifat ganas.
- Perubahan gaya hidup. Untuk remaja dengan PCOS, pola makan sehat untuk PCOS, olahraga rutin, dan menjaga berat badan ideal bisa membantu mengurangi gejala dan risiko pembentukan kista baru.
- Pemantauan rutin. Pemeriksaan USG dan konsultasi berkala dengan dokter kandungan sangat penting, terutama jika ada riwayat keluarga dengan kista atau kondisi hormonal tertentu.
Apabila Anda memiliki keluhan atau pertanyaan lain seputar penyebab kista ovarium pada remaja, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Ringkasan
- Kista ovarium pada remaja bisa disebabkan oleh fluktuasi hormon saat pubertas, endometriosis, radang panggul (PID), hipotiroidisme, PCOS, dan riwayat keluarga.
- Kista kecil biasanya cukup dipantau. Dokter bisa memberi pil KB untuk menyeimbangkan hormon atau mengobati kondisi penyebabnya.
- Operasi hanya dilakukan bila kista berukuran besar atau berisiko. Gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin penting untuk mencegah komplikasi.
[embed-health-tool-ovulation]