backup og meta

3 Langkah Penting dalam Mencukur Jenggot dan Kumis

3 Langkah Penting dalam Mencukur Jenggot dan Kumis

Wajah yang terawat dan bebas dari rambut halus bisa memberikan kesan rapi. Sayangnya, banyak pria belum mengetahui cara mencukur jenggot dan kumis yang benar untuk mencegah masalah kulit, seperti gatal dan ruam kemerahan setelah bercukur.

Langkah penting dalam mencukur jenggot dan kumis

Pada dasarnya, bercukur adalah kegiatan yang relatif mudah dan cepat. Anda hanya perlu menggerakkan pisau cukur di seluruh wajah sampai rambut halus pada area jenggot dan kumis menghilang.

Wajah yang mulus terawat usai bercukur akan memberikan kesan bahwa Anda adalah orang yang bersih dan bertanggung jawab.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Anda tidak boleh melupakan langkah perawatan wajah pria yang satu ini saat menghadiri momen penting, seperti wawancara kerja atau pesta pernikahan.

Cara mencukur jenggot dan kumur yang benar terdiri atas tiga langkah penting, yaitu persiapan, bercukur, dan perlindungan. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.

1. Langkah 1: Persiapan

mengganti pisau cukur

Banyak pria tidak melakukan persiapan sebelum bercukur. Padahal, bercukur saat kondisi kulit kering bisa menimbulkan gatal, ruam, dan pertumbuhan rambut ke arah dalam (ingrown hair).

Pastikan Anda membasuh muka dengan air hangat untuk mengangkat kotoran, membuka pori, serta melembutkan rambut halus pada jenggot dan kumis.

Untuk Anda yang memiliki jenggot lebat dan kulit sensitif, oleskan juga pre-shave oil yang bisa melemaskan rambut dan melembapkan kulit agar pisau cukur bisa bergerak dengan mulus.

Gunakan juga krim cukur (shaving cream) berkualitas yang berbahan dasar gliserin. Hindarilah produk yang mengandung menthol karena bisa menutup pori dan mengeraskan rambut.

Daripada memakai tangan, gunakan kuas kabuki ketika mengoleskan krim cukur. Kuas ini akan mendorong krim ke sela-sela rambut sehingga akan memudahkan proses bercukur.

Setelah krim cukur selesai dioleskan ke wajah, diamkan terlebih dahulu selama 2–3 menit untuk melembutkan rambut jenggot dan kumis Anda.

2. Langkah 2: Bercukur

Kunci utama dari hasil cukuran yang bersih dan mulus adalah kualitas pisau cukur yang Anda pakai.

Tidak masalah pisau cukur Anda punya satu atau dua pasang mata pisau, pasalnya kedua tipe pisau cukur ini bisa bekerja dengan sama baiknya. 

Mulailah proses bercukur dari daerah kedua telinga, kemudian turun ke arah pipi, mulut, dan dagu.

Dengan tangan satunya, tahan dan regangkan bagian kulit yang ingin dicukur. Cara mencukur yang benar yakni dengan gerakan menyeret pendek-pendek dan searah pertumbuhan rambut. 

Jika Anda ingin hasil cukur yang benar-benar mulus, oleskan kembali krim cukur, lalu gerakkan pisau cukur secara perlahan ke arah berlawanan dari tumbuhnya rambut.

Namun, harus dipahami bahwa cara mencukur jenggot seperti ini dapat meningkatkan risiko timbulnya luka iris, rasa terbakar setelah bercukur (razor burn), hingga pertumbuhan rambut baru ke arah dalam.

Jangan menekan pisau cukur terlalu keras. Jika Anda merasa pisau cukur menyeret kulit terlalu keras, tandanya Anda perlu mengganti pisau cukur dengan yang baru.

3. Langkah 3: Perlindungan

mencukur jenggot

Selalu bilas wajah dengan air bersih untuk menutup kembali pori yang terbuka setelah bercukur.

Tekan-tekan lembut bagian jenggot dan kumis yang telah dicukur dengan handuk yang dibasahi air dingin. Ini berfungsi sebagai kompres untuk mengurangi peradangan.

Kemudian, oleskan pelembap khusus cukuran (post-shave balm) ke wajah. Pilihlah produk yang tidak mengandung alkohol untuk menjaga kelembapan kulit.

Salah satu hal penting yang sering kali terlewat dalam cara mencukur kumis dan jenggot adalah cara membersihkan pisau cukur yang sudah selesai Anda gunakan.

Cucilah pisau cukur dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa rambut dan krim cukur. Setelahnya, keringkan dengan lap bersih dan simpan pisau di tempat yang kering.

Ganti pisau cukur Anda secara rutin. Academy of Dermatology Association menyarankan untuk mengganti pisau cukur setiap 5–7 kali penggunaan.

Bahkan, hal ini bisa dilakukan lebih cepat bila pisau cukur sudah terasa tumpul untuk mencegah iritasi dan luka pada wajah. 

Dengan mengetahui tips cukur jenggot dan kumis di atas, hal ini dapat menjadi investasi jangka panjang untuk menjaga penampilan dan kesehatan kulit wajah Anda.

Kesimpulan

  • Cara mencukur jenggot dan kumis yang benar terdiri dari tiga langkah, yakni persiapan, bercukur, dan perlindungan.
  • Dengan menggunakan alat dan teknik bercukur yang tepat, ini bisa mencegah masalah kulit, seperti gatal, ruam, luka, dan pertumbuhan rambut ke arah dalam (ingrown hair).
  • Jangan lupa untuk membersihkan pisau cukur Anda dan menggantinya secara berkala.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Skin care tips for men. (n.d.). American Academy of Dermatology. Retrieved October 23, 2024, from https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-basics/care/skin-care-for-men

A dermatologist’s top tips for a healthy beard. (n.d.). American Academy of Dermatology. Retrieved October 23, 2024, from https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-secrets/face/healthy-beard

Hair removal: How to shave. (n.d.). American Academy of Dermatology. Retrieved October 23, 2024, from https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-basics/hair/how-to-shave

Razor burn: Causes & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved October 23, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23583-razor-burn

Ingrown hair. (2024). Mayo Clinic. Retrieved October 23, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ingrown-hair/symptoms-causes/syc-20373893

Versi Terbaru

30/10/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Seberapa Sering Pisau Cukur Harus Diganti?

Cara Menghilangkan Kumis dan Jenggot secara Permanen


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan