Kesulitan menelan terjadi ketika Anda tidak dapat menelan makanan atau minuman dengan normal. Anda memerlukan usaha atau waktu yang lebih untuk mendorong makanan masuk ke saluran pencernaan. Saat menelan, Anda biasanya juga merasakan sensasi makanan tersangkut dan sakit di tenggorokan. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan disfagia. Penyebab susah menelan bisa berasal dari berbagai faktor, mengingat proses menelan sendiri melibatkan kerja dari puluhan otot dan saraf yang berbeda.
Penyebab umum susah menelan dan jenis-jenis disfagia
Disfagia bisa meliputi gangguan menelan yang ringan hingga serius.
Beberapa orang bisa hanya merasakan sensasi mengganjal di tenggorokan atau sakit selama menelan makanan (odinofagia).
Namun, ada pula yang sama sekali tidak dapat menelan makanan atau minuman.
Terlepas dari tingkat keparahan gejalanya, disfagia bisa membuat seseorang sulit mengonsumsi makanan sehingga tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Makanan bahkan bisa benar-benar menyangkut di tenggorokan dan kerongkongan sehingga menghalangi nutrisi lain untuk masuk ke saluran cerna.
Jika dibiarkan, hal ini berisiko menyebabkan infeksi bakteri di saluran napas (aspirasi pneumonia)
Penyebab disfagia berkaitan dengan gangguan pada proses menelan.
Ini merupakan mekanisme tubuh yang kompleks karena melibatkan 50 pasang otot dan berbagai jaringan saraf untuk mengunyah, menghaluskan, hingga memindahkan makanan dari mulut ke saluran cerna.
Menurut National Institute of Health, setiap gangguan pada otot dan saraf di bagian tubuh yang mengendalikan proses menelan dapat menjadi penyebab seseorang mengalami disfagia.
Terdapat 3 bagian tubuh yang berperan menjalankan proses menelan yaitu mulut, tenggorokan (faring), dan kerongkongan (esofagus). Oleh karena itu, disfagia dibagi ke dalam 3 jenis berikut.
- Disfagia oral yang dikarenakan kondisi otot lidah yang lemah.
- Disfagia faring yang disebabkan oleh gangguan pada otot tenggorokan sehingga tidak sulit mendorong makanan masuk ke lambung.
- Disfagia esofagus yang terjadi akibat penyumbatan atau iritasi pada kerongkongan.
Penyebab susah menelan (disfagia) berdasarkan jenisnya
Lebih jauh, setiap jenis disfagia pun bisa disebabkan oleh gangguan yang berbeda.
Mengetahui penyebab susah menelan secara spesifik dapat membantu dokter menentukan cara pengobatan disfagia yang tepat.
Anda juga bisa lebih memahami gangguan yang terjadi pada tubuh Anda sehingga bisa melakukan perawatan yang tepat.
Berikut adalah berbagai penyebab disfagia berdasarkan jenisnya.
1. Disfagia orofaring
Disfagia orofaring adalah gabungan dari disfagia oral (mulut) dan disfagia faring (tenggorokan).
Seseorang yang mengalami disfagia jenis ini sering mengalami tersedak, muntah, atau batuk saat mencoba untuk menelan.
Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat meningkatkan risiko pneumonia aspirasi saat cairan atau potongan makanan masuk ke dalam paru-paru.
Penyebab susah menelan pada disfagia orofaring bisa meliputi peradangan di sekitar mulut dan tenggorokan, cedera, hingga gangguan saraf di sekitar bagian tersebut, seperti:
- infeksi di sekitar tenggorokan seperti radang tenggorokan (faringitis), radang amandel (tonsilitis), dan radang katup epiglotis (epiglotitis),
- infeksi di sekitar mulut,
- strep throat,
- demam kelenjar,
- multiple sclerosis,
- ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis),
- kelemahan otot,
- penyakit Parkinson, dan
- serangan stroke.
2. Disfagia esofagus
Disfagia esofagus membuat Anda merasa seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau di dada saat sedang menelan.
Jenis disfagia ini menandakan adanya gangguan di bagian kerongkonkongan atau saluran pencernaan atas.
Berdasarkan artikel ilmiah dari Journal of Otolaryngology and Rhinology, penyebab susah menelan pada disfagia esofagus bisa berasal dari kondisi berikut ini.
Penyakit akalasia
Penyakit akalasia merupakan gangguan yang membuat makanan dan minuman susah bergerak dari mulut ke perut.
Ini terjadi karena sfingter atau katup yang terletak antara kerongkongan dan lambung tidak terbuka setelah makanan ditelan.
Spasme esofagus
Spasme esofagus adalah kondisi saat kontraksi otot kerongkongan berjalan tidak normal dan kadang terlalu keras.
Akibatnya, makanan tidak bisa masuk ke lambung dan malah terjebak di saluran kerongkongan.
Striktur esofagus
Striktur esofagus adalah kondisi penyempitan saluran kerongkongan akibat refluks asam lambung (GERD).
Pada kondisi ini, makanan akan terjebak di kerongkongan dan memicu sensasi panas yang menjadi penyebab seseorang susah menelan.
Refluks asam lambung (GERD)
Asam lambung yang naik ke kerongkongan (GERD) dapat memicu timbulnya jaringan parut dan penyempitan pada esofagus bagian bawah.
Esofagitis eosinofilik
Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan eosinofil (salah satu jenis sel darah putih) yang berlebihan di kerongkongan.
Jumlah sel darah putih yang banyak ini dapat menyerang sistem pencernaan, lalu menjadi penyebab mengapa seseorang susah menelan hingga memuntahkan makanan.
Terapi radiasi
Efek paparan sinar atau radiasi saat menjalani pengobatan kanker dapat memicu timbulnya jaringan parut dan peradangan pada esofagus.
Itulah mengapa penderita kanker sering mengalami gangguan menelan.
Faktor risiko disfagia
Semua orang bisa saja mengalami disfagia, tapi kondisi susah menelan ini lebih sering terjadi pada bayi dan lansia.
Baik bayi maupun lansia membutuhkan waktu lebih lama untuk memindahkan makanan dari mulut ke kerongkongan sampai menuju lambung.
Selain itu, lansia yang mengalami gangguan saraf tertentu seperti penyakit Parkinson atau stroke berisiko mengalami kesulitan menelan.
Sementara untuk orang dewasa, disfagia lebih rentan dialami oleh orang yang mengalami gangguan neurologis (sistem saraf) di bagian tubuh yang berbuhungan dengan proses menelan.
Pada dasarnya, jika hanya dialami sekali atau dua kali kondisi susah menelan bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan.
Banyak yang kesulitan menelan karena makan terlalu cepat atau tidak mengunyah makanan dengan benar, padahal makanan semestinya dikunyah secara perlahan hingga benar-benar lembut.
Namun, jika Anda mengalami susah menelan dalam jangka panjang tanpa mengetahui penyebab pastinya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Pasalnya, kondisi ini dapat menunjukkan masalah medis serius yang membutuhkan penanganan disfagia lebih lanjut.