backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Fenomena Short Sleeper: Tidur Sebentar Tapi Bisa Segar Bugar

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 13/08/2020

    Fenomena Short Sleeper: Tidur Sebentar Tapi Bisa Segar Bugar

    Waktu tidur malam normal bagi orang dewasa berkisar antara 7-8 jam, dan hal ini sudah menjadi rekomendasi kecukupan waktu tidur secara umum. Walaupun waktu tidur kurang dari 6 jam dapat menurunkan kesehatan dan performa aktivitas, beberapa orang memiliki pola tidur yang sangat pendek, sekitar 3-5 jam, namun dapat beraktivitas dengan optimal. Pola tidur yang singkat ini kemungkinan disebabkan oleh Short Sleeper Syndrome yang dialami oleh hanya sebagian orang.

    Apa itu short sleeper syndrome?

    Short sleeper syndrome (SSS) adalah istilah yang merujuk pada pola tidur abnormal yang dialami oleh hanya sebagian orang. Individu dengan SSS tidak dengan sengaja membatasi waktu tidur, bukan juga tidur sebentar karena tak ada cukup waktu. Tubuh mereka merasa sudah cukup tidur hanya dengan 3-5 jam, bahkan pola tidur tersebut tetap konsisten saat akhir pekan dan hari libur.

    Meski memiliki waktu tidur yang lebih singkat, mereka terbangun dari tidur dalam keadaan segar dan bertenaga seperti individu dengan waktu tidur normal pada umumnya, serta tidak harus “membayar” waktu tidur yang kurang pada waktu siang hari.

    Bagaimana short sleeper syndrome dapat terjadi?

    Perubahan waktu tidur kemungkinan terjadi pada saat masa anak-anak atau remaja, dan berlanjut hingga dewasa. Di samping faktor tersebut, suatu penelitian menunjukkan sebagian orang mengalami mutasi gen yang menyebabkan mereka dapat berpikir dan beraktivitas dengan normal walaupun memiliki waktu tidur malam hari yang lebih singkat. Kondisi ini dapat diturunkan, sehingga individu yang mengalami SSS kemungkinan memiliki anggota keluarga dengan pola tidur yang sama.

    Saat tertidur, tubuh mengalami berbagai proses perbaikan sel termasuk sel otak, dan proses ini memiliki waktu yang bervariasi. Kondisi mutasi gen penyebab SSS dapat memicu perbaikan sel saat tertidur menjadi cenderung lebih singkat.

    Short sleeper syndrome bukan gangguan tidur

    Gangguan tidur disebabkan oleh berbagai gaya hidup tidak sehat dan buruknya penanganan stress. Selain itu, gangguan tidur memiliki pola tersendiri seperti siklus, sehingga terus terjadi secara berulang dan menyebabkan seseorang mengalami dampak kesehatan dan kondisi fisik. Individu dengan SSS tidak mengalami hal tersebut, karena mereka memiliki jam biologis tersendiri akibat dari kondisi mutasi gen.

    Menurut ahli neurologi klinis dari University of Utah, Dr. Christopher Jones (sebagaimana yang dilansir oleh dreams.co.uk), “Individu dengan SSS memiliki mood yang lebih semangat dan bentuk tubuh yang lebih kurus, sedangkan individu yang mengalami kekurangan waktu tidur akibat gangguan tidur lebih cenderung mengalami kegemukan.” Ia juga menambahkan, individu dengan SSS cenderung lebih tahan terhadap rasa nyeri dan tekanan psikologis.

    Apakah short sleeper syndrome aman bagi kesehatan?

    Pada individu sehat, kondisi SSS tidak menyebabkan masalah kesehatan karena mereka beraktivitas sesuai dengan jam biologisnya masing-masing. Tidur sebentar saja sudah dapat memenuhi waktu untuk regenerasi sel sehingga waktu tidur menjadi lebih efisien dan tetap berkualitas.  Namun perlu diingat, kondisi SSS tidak dialami oleh semua orang. Penuhilah kebutuhan waktu tidur normal jika Anda merasa lemas dan mengalami berbagai gejala kekurangan waktu tidur saat tertidur kurang dari enam jam.

    Hal yang perlu diperhatikan jika durasi tidur Anda terlalu pendek

    Selain kondisi genetik yang menyebabkan tidur terlalu singkat, waktu tidur seseorang dapat bervariasi bergantung pola konsumsi, tingkat aktivitas, dan kondisi kejiwaan. Beberapa orang bahkan membutuhkan waktu tidur hingga 11 atau 12 jam untuk merasakan kesegaran tubuh yang optimal. Selain itu, tanpa disadari perubahan waktu tidur juga dapat membuat Anda terbiasa tertidur terlalu singkat maupun terlalu lama.

    Kondisi SSS tidak dialami oleh semua orang karena kondisi ini cenderung langka jika dibandingkan dengan gangguan tidur. Dokter membedakan SSS dan gangguan tidur dengan cara menanyakan pola aktivitas. Beberapa orang juga cenderung tahan rasa mengantuk saat siang hari dengan waktu tidur yang singkat, namun hal ini tetap berbahaya bagi kesehatan.

    Waktu tidur yang terlalu singkat dapat dipicu oleh beberapa kondisi di antaranya:

    • Perubahan waktu kerja (shift)
    • Tekanan kejiwaan
    • Mengalami penyakit kronis
    • Kebiasaan mengonsumsi kafein
    • Konsumsi alkohol atau merokok berlebih
    • Konsumsi obat yang mengandung simultan seperti kokain dan amfetamin

    Jika Anda memiliki karakteristik yang sama seperti di atas dan/atau mengalami gangguan tidur, itu artinya Anda tidak mengalami SSS dan mungkin memerlukan perbaikan pola tidur.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 13/08/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan