Setiap orang yang merasakan mual, pasti mengalami rasa yang tidak nyaman pada tubuhnya – terutama di bagian perut. Kebanyakan orang mengatasi mual dengan minum obat-obatan, meski begitu Anda juga bisa menggunakan alternatif lainnya sebagai pengganti obat mual, yakni dengan minyak esensial. Apa saja pilihan minyak esensial yang bisa digunakan untuk meredakan mual?
5 Pilihan minyak esensial sebagai obat mual alami
1. Lavender
Minyak bunga lavender banyak dikenal sebagai aromaterapi karena memiliki efek menenangkan bagi tubuh, terutama ketika sedang dilanda kecemasan ataupun stres berlebih. Ternyata selain itu, minyak lavender juga bisa dimanfaatkan penggunaannya sebagai obat mual alami.
Jika rasa mual yang menyerang tubuh Anda disebabkan oleh sakit atau adanya kecemasan yang berlebih, maka aroma lavender yang menenangkan bisa jadi salah satu pilihan terbaik. Anda bisa menggunakannya dengan meneteskan beberapa tetes minyak lavender ke dalam diffuser untuk minyak esensial. Diffuser adalah alat khusus yang dapat mengubah minyak lavender menjadi uap yang wangi.
2. Peppermint
Baik teh maupun minyak dari daun peppermint memiliki manfaat yang sama sebagai obat mual alami. Beberapa penelitian menyatakan bahwa minyak peppermint kaya akan senyawa yang mampu menenangkan otot-otot perut serta mencegahnya dari kram berlebihan.
Dilansir dari laman Everyday Health, sebuah penelitian di tahun 2014 menunjukkan hasil bahwa aroma minyak peppermint dapat meredakan mual pada perut sehingga akan meredakan gejalanya secara perlahan.
Jika Anda ingin mencoba obat mual yang berasal dari peppermint, Anda bisa menggunakannya sebagai aroma terapi dengan cara mencampurkannya dengan minyak lain.
3. Jahe
Jahe sudah dimanfaatkan khasiatnya sejak beribu-ribu tahun lalu untuk mengobati berbagai masalah pada perut, salah satunya mual. Komponen gingerol yang aktif dalam jahe diduga yang bekerja secara langsung dalam memengaruhi sistem pencernaan.
Menurut Lauren Richter, seorang asisten profesor di University of Maryland School of Medicine, menyatakan bahwa jahe bisa menjadi salah satu cara yang aman untuk meredakan mual, tak terkecuali selama masa kehamilan.
Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian di tahun 2012 yang menemukan bahwa sebagian besar wanita yang menggunakan jahe usai menjalani kemoterapi, mengalami mual yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menggunakan jahe sama sekali.
Minyak jahe bisa Anda manfaatkan sebagai obat mual alami dengan cara menggunakannya sebagai aromaterapi pada diffuser minyak; maupun mengoleskannya ke dahi, pergelangan tangan, atau area perut Anda.
4. Spearmint
Spearmint memiliki aroma yang mirip dengan peppermint, tapi lebih tajam. Daun ini juga merupakan keluarga daun mint yang biasanya disilangkan dengan watermint, sehingga kemudian menghasilkan daun peppermint.
Meski tidak terkenal seperti daun peppermint dalam meredakan mual, tapi penggunaan minyak spearmint juga tak kalah efektif untuk Anda coba.
Sama seperti menggunakan minyak esensial lainnya, Anda bisa mengoleskan minyak spearmint pada area-area tubuh untuk mengurasi rasa mual. Misalnya digosokkan lembut pada perut, dada, ataupun sekitar leher.
Aroma yang menyegarkan dari spearmint yang bercampur dengan komponen mentol di dalamnya, dipercaya mampu membuat napas lebih lega sehingga perlahan bisa meredakan rasa mual.
5. Kapulaga
Kapulaga termasuk dalam jenis rempah-rempah yang biasanya digunakan sebagai penambah rasa serta aroma pada masakan. Aromanya yang unik membuat minyak kapulaga digunakan bersama dengan minyak esensial lainnya guna mengobati rasa mual yang bisa menyerang kapan saja, termasuk mual pasca operasi.
Bila Anda ingin mencoba khasiat dari minyak kapulaga, Anda bisa memasukkan beberapa tetes minyak kapulaga ke dalam diffuser minyak untuk digunakan sebagai aromaterapi.
Aroma khas dari kapulaga dapat membantu pernapasan Anda agar lebih rileks untuk memberikan rasa nyaman pada tubuh dan akhirnya mampu meredakan mual, stres, maupun perasaan cemas.
Apa efek samping yang ditimbulkan dari minyak esensial?
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan minyak esensial jarang terjadi, tapi pada beberapa orang bisa menyebabkan alergi seperti gatal dan kemerahan pada kulit.
Untuk mengurangi risiko efek samping, maka penggunaan minyak esensial ini disarankan untuk dicampur bersama dengan minyak pembawa sebelum dioleskan pada kulit, yakni minyak jojoba atau minyak kelapa.
[embed-health-tool-bmr]