Bukan hanya pada orang dewasa, penyakit lupus juga bisa dialami oleh anak, bahkan sejak usia bayi. Namun demikian, meski jenis penyakitnya sama, gejala dan pengobatan lupus pada anak bisa berbeda dari orang dewasa. Untuk lebih memahami penyakit ini, simak penjelasan berikut.
Apa itu lupus pada anak?
Lupus pada anak adalah sebuah kondisi di mana sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit malah menyerang jaringan yang sehat.
Ini merupakan penyakit autoimun pada anak dan bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, dan organ dalam seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan otak.
Meski bisa juga dialami oleh orang dewasa, lupus pada anak-anak mungkin berbeda dengan lupus pada orang dewasa dalam hal gejala, diagnosis, dan pengobatannya.
Seberapa umum penyakit ini?
Dilansir dari Nationwide Children, penyakit lupus jenis lupus eritematosus sistemik (LES) pada anak terjadi sekitar 15% hingga 20% kasus dari total kasus lupus secara keseluruhan.
Jumlah anak yang menderita penyakit ini diperkirakan mencapai 10 dari 1 juta anak per tahun.
Penyakit lupus lebih sering menyerang anak yang sudah memasuki masa remaja, dengan rata-rata usia 12 tahun.
Meski anak-anak yang lebih kecil juga bisa mengalami lupus, tetapi penyakit ini jarang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan bayi.
Jenis lupus pada anak
Ada beberapa jenis lupus yang dapat memengaruhi anak-anak, tetapi yang paling umum adalah sebagai berikut.
- Lupus eritematosus sistemik (LES). Jenis lupus eritematosus sistemik adalah bentuk paling umum dan serius dari lupus. Jenis ini dapat memengaruhi banyak organ dan menyebabkan berbagai gejala yang luas.
- Lupus eritematosus diskoid (LED). Jenis ini terutama memengaruhi kulit dan menyebabkan ruam yang bisa parah dan menetap.
- Lupus eritematosus obat. Jenis ini dapat terjadi setelah penggunaan beberapa jenis obat dan biasanya membaik setelah obat dihentikan.
Gejala lupus pada anak
Gejala lupus pada anak bisa sangat bervariasi tergantung pada bagian tubuh mana yang terlibat. Namun, beberapa gejala umumnya meliputi berikut ini.
- Demam berkepanjangan atau berulang yang tidak diketahui penyebabnya.
- Kelelahan.
- Ruam kulit, khususnya ruam “kupu-kupu” di wajah.
- Sakit atau pembengkakan pada sendi.
- Kerusakan ginjal.
- Sensitivitas terhadap sinar matahari.
- Rambut rontok.
- Luka di mulut atau hidung.
Kapan harus ke dokter?
Penyebab lupus pada anak
Seperti pada orang dewasa, penyebab pasti lupus yang dialami anak-anak tidak diketahui.
Namun, ada beberapa faktor yang dipercaya berkontribusi terhadap pengembangan lupus, yaitu sebagai berikut.
1. Genetik
Walaupun tidak ada satu gen tunggal yang menyebabkan lupus, ada beberapa gen yang diketahui meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan lupus atau penyakit autoimun lainnya berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit lupus.
2. Hormon
Hormon juga berperan dalam lupus, meskipun cara kerjanya masih belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa jenis hormon seks, terutama estrogen, diketahui bisa memengaruhi perkembangan dan jalannya penyakit.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa lupus lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, meskipun ini lebih umum berlaku pada orang dewasa.
3. Lingkungan
Faktor lingkungan telah dikaitkan dengan pemicu awal lupus atau kekambuhan penyakit pada orang yang sudah memiliki faktor risiko genetik. Beberapa contohnya termasuk berikut ini.
- Paparan sinar ultraviolet (UV) yang dapat memicu ruam lupus atau kekambuhan penyakit lainnya.
- Infeksi tertentu yang dapat memicu atau memperburuk penyakit.
- Stres fisik atau emosional juga bisa memengaruhi sistem kekebalan dan memicu gejala lupus.
- Paparan zat kimia atau obat-obatan tertentu juga dapat memicu lupus.
4. Imunologi
Penyakit ini melibatkan kerusakan atau gangguan dalam sistem kekebalan, sehingga menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan sehat.
Proses ini melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai jenis sel imun, yang pada akhirnya menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.
5. Faktor epigenetik
Epigenetik adalah perubahan pada ekspresi gen yang tidak melibatkan perubahan pada urutan DNA itu sendiri.
Perubahan epigenetik dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bisa memainkan peran dalam aktivasi atau penekanan gen yang terlibat dalam lupus.
Diagnosis lupus pada anak
Mendiagnosis lupus pada anak-anak bisa menjadi proses yang kompleks dan menantang, karena gejalanya sering kali mirip dengan banyak penyakit lain dan bisa berubah tingkat keparahannya.
Tidak ada satu tes pun yang dapat mendiagnosis lupus. Proses diagnosis biasanya meliputi kombinasi dari berbagai pemeriksaan.
Ini meliputi evaluasi klinis, tes laboratorium, dan kadang-kadang tes pencitraan, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap dari kondisi kesehatan anak.
Pertama, dokter akan mengumpulkan informasi secara detail tentang gejala yang dialami, riwayat kesehatan keluarga, dan faktor risiko lainnya.
Kemudian, pemeriksaan fisik juga akan dilakukan, yang mencakup pencarian tanda-tanda fisik lupus seperti ruam kulit, pembengkakan sendi, dan tanda inflamasi lainnya.
Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lanjutan juga bisa dianjurkan oleh dokter, di antaranya sebagai berikut.
- Tes darah. Beberapa tes darah digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang umum terjadi pada lupus, seperti antibodi antinuklear (ANA), antibodi anti-DNA ganda rantai, dan lainnya. Tes lain mungkin termasuk hitung sel darah lengkap, laju endap darah, protein C-reaktif (CRP), dan tes fungsi organ.
- Tes urine. Jenis tes ini dilakukan untuk mengevaluasi adanya kerusakan ginjal, salah satu komplikasi serius dari lupus, dengan mencari protein atau sel darah dalam urine.
- Pencitraan medis. Pemeriksaan seperti X-ray, ultrasound, CT scan, atau MRI mungkin diperlukan untuk menilai tingkat kerusakan atau peradangan pada organ tertentu, seperti jantung, paru-paru, atau ginjal.
Sebagai penyakit dengan perkembangan yang bisa berubah-ubah, lupus umumnya juga memerlukan pemantauan rutin untuk menilai efektivitas pengobatan dan mendeteksi munculnya gejala atau komplikasi baru.