Scabies atau kudis bisa terjadi pada anak-anak dan bayi. Selain dari anggota keluarga yang terinfeksi, penularan scabies pada bayi bisa terjadi dalam lingkungan tertutup seperti sekolah dan tempat penitipan anak.
Malah, berdasarkan data dari departemen pediatrik di Johns Hopkins All Children’s Hospital, penyakit scabies di Amerika Serikat paling banyak diderita oleh bayi dalam periode 2015—2017.
Sangat penting bagi orang tua untuk mengenali bentuk gejala scabies pada bayi sekaligus cara mengobatinya. Pasalnya, ciri-ciri kudis pada bayi memiliki karakteristik gejala yang berbeda dengan gejala kudis pada umumnya.
Bedanya gejala scabies pada bayi
Bayi bisa mengalami kudis melalui kontak fisik antar kulit yang dekat dan berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi oleh tungau penyebab scabies.
Tungau Sarcoptes scabiei berpindah ke kulit si Kecil kemudian bersembunyi dan berkembang biak di dalam kulit. Akibatnya, timbul reaksi seperti rasa gatal yang intens dan ruam kulit.
Pada bayi, gejala scabies biasanya baru muncul setelah 3 minggu terjadinya infeksi tungau akibat masa inkubasi tungau.
Terkecuali apabila bayi Anda pernah terinfeksi sebelumnya, gejala jauh lebih cepat muncul dalam hitungan hari.
Bentuk ruam kulit yang ditunjukkan memiliki perbedaan yang jelas dengan gejala scabies pada anak-anak dan dewasa.
Menurut American Academy of Pediatrics, tanda dan gangguan kesehatan kulit yang kemungkinan besar ditunjukkan bayi saat terkena kudis adalah berikut.
- Bintik-bintik merah yang melenting di kulit dan terisi air (pustula atau nodul).
- Pustula menyebar luas ke bagian tubuh lainnya.
- Bagian kulit yang terdampak terlihat melepuh.
- Kulit menebal, berkerak, dan rentan teritiasi.
- Si kecil merasa tidak nyaman di malam hari akibat rasa gatal yang bertambah parah.
Gejala umumnya juga tidak memusat pada satu bagian seperti scabies atau kudis pada orang dewasa dan anak-anak.
Tidak hanya kenampakan gejala, lokasi munculnya scabies pada bayi juga umumnya berpusat pada area-area tubuh tertentu seperti berikut:
- tangan dan kaki, terutama di sela-sela jari tangan dan kaki,
- bagian dalam pergelangan dan lipatan tangan,
- pinggang dan pangkal paha atau selangkangan, dan
- bagian kulit kepala, telapak tangan dan kaki, serta wajah.
Komplikasi scabies pada anak yang perlu dihindari
Bayi berumur kurang dari satu tahun bisa mengalami berbagai masalah kulit dalam waktu bersamaan.
Pada saat bayi mengalami penyakit kulit lain selain scabies, misalnya dermatitis atau eksim pada bayi, maka kondisi gejala bisa bertambah parah.
Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah munculnya penyakit komplikasi seperti impetigo. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi bagian kulit yang terluka karena iritasi kulit pada bayi.
Sebagaimana yang disebutkan pada salah satu studi yang dipublikasikan oleh Emergency Nurse, diketahui aktivitas tungau penyebab scabies pada kulit bayi dapat memicu terjadinya peradangan kulit atau eksim.
Perkembangan penyakit scabies juga berkaitan dengan munculnya gejala impetigo pada bayi.
Cara mengatasi scabies pada bayi
Jika si Kecil mengalami masalah kulit yang tanda-tandanya mirip gejala kudis, lantas langkah penanganan seperti apa yang perlu segera orangtua lakukan?
Pengobatan scabies secara medis adalah upaya yang paling dibutuhkan. Ketika muncul ruam dan bayi mudah rewel akibat tidak nyaman dengan rasa gatal, segerakan untuk berkonsultasi pada dokter.
Dalam proses diagnosis penyakit, dokter akan melakukan indentifikasi gejala hingga pengambilan sampel kulit yang terdampak (scraping) untuk kemudian dianalisis apakah terdapat tungau atau tidak.
Setelah dipastikan bayi terkena scabies, dokter akan meresepkan obat-obatan antiparasit yang bertujuan membunuh kuman yang bersarang di kulit sekaligus meringankan gejala.
Beberapa obat yang aman untuk atasi scabies pada bayi adalah berikut.
1. Salep phermethrin
Meskipun terdapat berbagai jenis salep untuk scabies, namun satu-satunya yang teruji aman digunakan oleh bayi di bawah umur 2 bulan beserta ibu hamil adalah yang mengandung permethrin.
Kandungan permethrin merupakan insektisida sintetik yang berfungsi melawan serangga-serangga mikroskopis yang berkembang di dalam tubuh.
Dosis yang tepat untuk orang dewasa biasanya adalah 5 persen permethrin.
Meskipun obat scabies pada bayi ini hampir tidak memicu reaksi alergi setelah pemakaian, tapi efek samping paling minimal obat ini adalah dalam dosis kurang dari 2 persen.
Salep scabies ini biasanya dianjurkan dokter untuk dipakai di malam hari sebanyak satu kali dalam 1—2 minggu.
Pemakaian salep tak hanya diutamakan pada bagian kulit bayi yang terdampak gejala kudis seperti bintik merah semata, tapi juga perlu digunakan pada seluruh bagian tubuh.
Agar penyerapan ke dalam kulit optimal, usahakan salep kudis tetap melindungi permukaan kulit sampai 8—12 jam. Salep permenthrin yang paling umum ditemukan adalah Acticin dan Elimite.
2. Ivermectin
Untuk pengobatan scabies yang lebih umum, penggunaan salep permethrin biasanya dikombinasikan dengan obat oral yaitu pil ivermectin.
Obat oral untuk scabies ini memang memiliki efektivitas tinggi dalam menyembuhkan scabies. Akan tetapi, keamanan penggunaan obat scabies ini masih diragukan pada bayi di bawah umur 2 bulan dengan berat badan 15 kg.
Jenis obat antibiotik yang diberikan secara injeksi bisa diperlukan jika memang pada kulit yang terdampak terjadi infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri.
Jika mengikuti instruksi penggunaan obat yang disarankan dokter, gejala scabies pada bayi harusnya dapat membaik secara bertahap sampai hilang hingga 2-6 minggu
Bisakah scabies pada bayi dicegah?
Scabies merupakan penyakit kulit yang mudah ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Namun, penularan scabies dapat dicegah.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan orangtua baik saat bayi telah terinfeksi maupun berisiko terinfeksi.
Bagi bayi yang mengalami scabies, pencegahan dilakukan untuk menghilangkan risiko terjadinya infeksi tungau yang berulang. Selama perawatan, Anda pastinya akan terus melakukan kontak dekat dengan si kecil setiap harinya.
Kondisi ini meningkatkan peluang Anda untuk ikut tertular. Selanjutnya, infeksi tungau pada kulit Anda juga bisa kembali menginfeksi si kecil.
Jika hal ini terjadi, scabies pada bayi bisa berkembang menjadi scabies berkrusta, yaitu kondisi kulit yang diinangi oleh ribuan hingga jutaan tungau. Penyakit kulit ini sangat membahayakan keselamatan jiwa si kecil.
Berikut ini adalah upaya pencegahan scabies pada bayi agar tidak ikut tertular kudis.
- Periksakan anggota keluarga lainnya ke dokter untuk mendapatkan pengobatan untuk mencegah scabies, meskipun tidak menunjukkan gejala sama sekali.
- Cuci pakaian, selimut, dan seprai bayi secara terpisah menggunakan detergen antitungau dan air panas.
- Pastikan Anda juga mengeringkannya dalam temperatur yang tinggi atau setrika dengan panas yang cukup tinggi guna memastikan tungau benar-benar mati.
- Jaga kebersihan lingkungan tinggal dengan membersihkan barang-barang berkain yang digunakan si kecil menggunakan vacuum cleaner.
- Jaga kelembapan ruangan tetap optimal dengan memastikan udara di ruangan bersirkulasi dengan lancar.
Segera konsultasikan ke dokter bila menemukan kecurigaan adanya ciri-ciri scabies pada bayi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]