Kebanyakan atlet memiliki dorongan yang kuat untuk menang, baik untuk mewujudkan ambisi pribadi maupun mengharumkan nama negara. Namun, motivasi ini bisa membuat sebagian atlet tertekan dan memilih menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan performa fisik mereka. Istilah penggunaan obat-obatan dengan tujuan ini adalah doping.
Apa itu doping?
Doping adalah pemberian zat tertentu untuk meningkatkan kemampuan fisik dan performa atlet dalam dunia olahraga.
Penggunaan doping dilarang keras karena merupakan bentuk kecurangan yang mencederai sportivitas dalam setiap kompetisi. Selain itu, kandungan obat-obatan doping dapat membahayakan kesehatan atlet.
Banyak dari obat-obatan doping yang sebenarnya umum dan aman dikonsumsi tetapi untuk tujuan medis.
Namun, penggunaan obat sebagai doping sangat berisiko karena diberikan dalam dosis yang begitu tinggi Kebanyakan atlet mendapatkan obat doping secara ilegal sehingga tidak mendapat pengawasan tim medis.
Sebenarnya, terdapat kondisi ketika atlet diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan. Izin medis ini dikenal sebagai TUE (Therapeutic Use Exemption) atau EIM (Experimental or Investigational Medications).
Namun, kondisi ini hanya untuk atlet dengan kondisi kesehatan tertentu, bukan untuk atlet sehat. TUE dapat diberikan oleh otoritas pengatur olahraga.
Atlet dapat diberikan TUE dalam kondisi menjalani pengobatan medis, seperti membutuhkan obat keras atau hormon pengganti (hormon tiroid atau hormon pertumbuhan) karena kondisi medis.
Secara umum, prinsip pemberian izin TUE adalah menjaga kesehatan atlet tanpa melanggar prinsip-prinsip fair play dan integritas olahraga.
Jenis doping olahraga
Menurut World Anti Doping Agency (WADA), terdapat hampir 200 doping olahraga dan aktivitas yang dilarang. Berikut penjelasannya.
1. Steroid anabolik
Steroid anabolik adalah obat yang berguna untuk meningkatkan kekuatan dan menambah otot atlet. Obat ini bekerja seperti hormon testosteron.
Apabila dikonsumsi, atlet dapat mengembalikan energi dengan cepat, serta meningkatkan durasi dan kualitas berolahraga.
Obat ini juga berdampak pada penampilan otot yang lebih baik yang mana disukai oleh atlet karena meningkatkan percaya diri.
2. Human growth hormone
Human growth hormone atau disebut dengan somatotropin berguna untuk membangun otot, meningkatkan energi, meningkatkan daya tahan, dan memulihkan tubuh dengan cepat.
Meskipun begitu, belum ada penelitian yang mengatakan bahwa manfaat ini benar-benar efektif.
3. Diuretik
Diuretik adalah obat yang mengubah keseimbangan cairan dan garam dalam tubuh.
Obat ini dapat membuat tubuh lebih mudah kehilangan cairan sehingga menurunkan berat badan atlet.
Doping jenis ini juga membantu atlet lulus tes narkoba karena dapat mengencerkan urine dan menyembunyikan jejak penggunaan obat doping lainnya.
4. Androstenedione
Androstenedione, juga disebut andro, adalah hormon steroid yang digunakan sebagai obat suplemen tambahan.
Sebenarnya jenis hormon ini dapat dibuat sendiri oleh tubuh manusia, tetapi atlet terkadang membutuhkannya lebih banyak karena berbagai alasan.
Jika dikonsumsi, obat doping ini membantu atlet meningkatkan energi dan memulihkan tubuh dari kelelahan lebih cepat.
5. Eritropoetin (EPO)
Erithropoietin merupakan salah satu jenis hormon. Obat ini umum dikonsumsi untuk mengatasi anemia pada orang dengan penyakit ginjal parah.
Fungsi EPO yaitu meningkatkan sel darah merah dan kadar protein dalam tubuh. Bagi atlet, obat doping ini dapat meningkatkan aliran oksigen ke otot sehingga dapat berolahraga dalam jangka waktu lama.
6. Kreatin
Kreatin adalah zat alami yang sudah ada dalam tubuh, khususnya bagian otot. Namun, atlet lebih banyak membutuhkan senyawa ini untuk performa fisiknya.
Fungsi kreatin yaitu membantu otot menghasilkan lebih banyak sumber energi yang disebut adenosin trifosfat (ATP). ATP dibutuhkan agar tubuh dapat melakukan pergerakan yang lincah dan cepat dalam waktu lama.
7. Stimulan
Stimulan atau disebut juga amfetamin merupakan senyawa yang meningkatkan beberapa zat di otak.
Fungsi stimulan bagi atlet yaitu dapat berolahraga lebih lama, merasa lebih waspada dan agresif, serta meningkatkan daya tahan. Stimulan umum ditemukan pada obat flu dan minuman energi.
8. Beta-blocker
Beta-blocker adalah obat yang bekerja dengan menghambat kerja hormon epinefrin dan norepinefrin. Keduanya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Obat ini mengurangi efek stres dan tremor (getaran) yang dapat memengaruhi konsentrasi. Untuk itu, obat ini berguna bagi atlet yang memerlukan ketenangan dan stabilitas, seperti olahraga menembak dan panahan.
Di dunia medis, beta-blocker digunakan untuk mengatasi masalah kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung, dan kondisi lain yang terkait dengan sistem kardiovaskular.
Efek samping doping
Efek samping bergantung pada jenis obat, frekuensi penggunaan, jumlah obat, serta latar belakang kesehatan dari atlet itu sendiri.
Pada umumnya, efek samping doping untuk olahraga dapat berupa:
- hipertensi,
- kerusakan hati,
- masalah jantung,
- stroke,
- kerusakan organ,
- masalah reproduksi,
- masalah hormonal,
- gangguan metabolisme,
- suasana hati buruk,
- gangguan perilaku,
- kecemasan, dan
- depresi.
Doping memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang baik untuk kesehatan maupun reputasi atlet.
Daripada menggunakan obat doping, cara terbaik yang dapat atlet lakukan ialah memenuhi kebutuhan gizi olahraga sehari-hari.
Catatan akhir
Selain ada dampak kesehatan, doping mencederai semangat keadilan, kejujuran, dan etika dalam kompetisi olahraga. Jika diketahui memakai doping, atlet akan menghadapi sanksi berat berupa diskualifikasi, penangguhan, bahkan pencabutan medali dan prestasi lainnya.
[embed-health-tool-bmi]