Kebanyakan ibu mungkin tidak berencana hamil saat masih menyusui. Namun, bila kondisi ini terjadi, Anda mungkin merasa khawatir dan bisa jadi kewalahan. Selain menjaga asupan untuk bayi dalam kandungan, Anda perlu menjaga kualitas ASI. Nah, bagaimana tips sehat hamil saat menyusui?
Apakah ibu menyusui bisa hamil?
Sebenarnya, menyusui merupakan salah satu metode kontrasepsi alami atau disebut juga dengan lactational amenorrhea method (LAM).
Dengan menyusui secara rutin, tubuh akan menghentikan proses ovulasi, yaitu proses tubuh menghasilkan sel telur, sehingga kehamilan pun tidak terjadi.
Namun nyatanya, Anda tetap berisiko hamil meski sedang menyusui. Ini karena keampuhan kontrasepsi alami LAM hanya efektif selama dalam masa ASI eksklusif.
Bila Anda memberikan susu formula sebagai tambahan ASI, efektivitas mencegah kehamilan pun akan menurun.
Beberapa ibu mungkin tidak menyadari bahwa sedang hamil karena menganggap menyusui dapat mencegahnya.
Agar lebih waspada, selalu perhatikan apakah ibu mengalami ciri atau tanda-tanda hamil lagi saat menyusui.
Misalnya, perubahan pada payudara dan puting, mual dan muntah, kram perut, dan sebagainya.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]
Bolehkah menyusui saat hamil?
Mengutip UT Southwestern Medical Center, boleh atau tidaknya menyusui saat hamil perlu diputuskan sesuai dengan kondisi kehamilan masing-masing.
Perlu Anda pahami bahwa setiap ibu tentunya memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Asalkan kondisi kehamilan sehat dan Anda mengonsumsi makanan yang bergizi dalam jumlah yang cukup, tidak masalah bagi Anda untuk melanjutkan proses menyusui.
Yang terpenting Anda tetap memenuhi kebutuhan gizi untuk diri sendiri, bayi dalam kandungan, dan anak yang sedang disusui.
Selain itu, Anda perlu mempertimbangkan perubahan fisik saat hamil yang dapat mengganggu proses menyusui, seperti payudara mengeras dan terasa sakit.
Lebih baik berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui apa yang sebaiknya Anda lakukan.
Apakah ada perubahan pada ASI saat hamil?
Jawabannya adalah ya, ASI bisa saja mengalami perubahan saat ibu sedang hamil.
Saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan hormon yang berbeda dari ketika sedang menyusui.
Selama menyusui, kelenjar pituitari akan melepaskan hormon oksitosin yang berfungsi meningkatkan produksi ASI. Namun, hormon ini juga merangsang kontraksi rahim.
Kehamilan bisa memengaruhi keseimbangan hormon yang diperlukan saat menyusui.
Jadi, Anda mungkin akan mengalami penurunan jumlah ASI ketika menyusui saat sedang hamil, terutama memasuki usia kehamilan 4 atau 5 bulan.
Namun, ini bukan berarti ASI kering atau tidak ada sama sekali, melainkan ASI mengalami perubahan warna dan tekstur.
ASI berubah menjadi kolostrum yang berwarna kekuningan atau krem, dan teksturnya lebih kental dari biasanya.
Bayi yang sudah cukup besar mungkin akan menyadari perubahan rasa tersebut. Ini bisa ditunjukkan dengan berkurangnya keinginan untuk minum ASI.
Sebagai zat laksatif alami, kolostrum mungkin juga akan membuat feses bayi menjadi lebih encer. Namun, ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Kapan sebaiknya berhenti menyusui saat hamil?
Secara umum, hamil saat menyusui cukup aman. Namun pada kondisi-kondisi tertentu, dokter mungkin lebih menganjurkan untuk menghentikan proses menyusui.
1. Memiliki riwayat keguguran atau melahirkan prematur
Bila Anda pernah mengalami keguguran atau melahirkan secara prematur pada kehamilan sebelumnya, lebih baik Anda berhati-hati bila ingin tetap menyusui saat hamil.
Ini karena menyusui dapat memicu kontraksi pada otot-otot rahim sehingga lebih berisiko terhadap komplikasi tersebut.
2. Mengandung bayi kembar
Saat mengandung bayi kembar, Anda tentunya akan membutuhkan nutrisi yang lebih banyak untuk memastikan tumbuh kembang bayi dalam kandungan.
Oleh sebab itu, dokter mungkin menganjurkan Anda untuk berhenti menyusui.
3. Kehamilan berisiko
Pada kehamilan berisiko tinggi, dokter mungkin akan menganjurkan untuk berhenti menyusui.
Beberapa kondisi yang perlu diwaspadai adalah komplikasi kehamilan tertentu atau berat badan kurang saat hamil.
Tips sehat bila hamil saat menyusui
Meskipun tidak mengalami kondisi yang berisiko, lebih baik Anda menanyakan ke dokter bila ingin tetap menyusui saat hamil.
Dokter biasanya akan memberikan sejumlah saran agar Anda dan kedua buah hati tetap sehat. Secara umum, berikut hal-hal yang bisa Anda lakukan.
1. Pantau berat badan si Kakak
Saat hamil, jumlah produksi ASI akan menurun. Selain itu, rasa ASI mungkin mengalami perubahan.
Biasanya, anak akan malas untuk minum ASI karena perubahan-perubahan tersebut. Oleh sebab itu, pastikan si Kakak tetap tercukupi gizinya.
Bila kenaikan berat badannya tidak ideal, tanyakan pada dokter apakah perlu memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) atau susu formula.
2. Pastikan kesehatan Anda tetap terjaga
Hamil saat menyusui berarti Anda bertanggung jawab pada kesehatan tiga orang, yaitu anak yang sudah lahir, anak yang masih dalam kandungan, dan diri Anda sendiri.
Oleh sebab itu, pastikan Anda menjaga kesehatan semaksimal mungkin, misal dengan menjaga pola makan, perbanyak minum air, dan beristirahat yang cukup.
Selain itu, tanyakan kepada dokter apakah Anda membutuhkan suplemen kehamilan tertentu. Hindari mengonsumsi suplemen atau vitamin apa pun tanpa saran dari dokter.
3. Atasi gejala-gejala kehamilan yang mengganggu
Saat hamil trimester pertama, biasanya ibu akan mengalami morning sickness. Kondisi ini dapat menyebabkan perut Anda terasa mual dan selalu ingin muntah.
Bila mengalaminya, Anda akan berisiko kekurangan nutrisi.
Setelah muntah, pastikan Anda mengganti kembali nutrisi tubuh yang hilang. Coba atasi kondisi ini semaksimal mungkin agar nutrisi yang dibutuhkan saat menyusui dan hamil tetap terjaga.
4. Jaga kenaikan berat badan Anda selama hamil
Tubuh Anda perlu menyuplai gizi ke janin sehingga membutuhkan kalori yang lebih banyak daripada biasanya, ditambah lagi Anda perlu memberikan ASI untuk si Kakak.
Meski begitu, kenaikan berat badan yang berlebih saat hamil juga tidak baik. Hal yang perlu Anda lakukan adalah menjaga berat badan yang ideal dan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Gunakan kalkulator berat badan ibu hamil untuk mengetahui apakah berat badan Anda sudah ideal atau tidak.
5. Rutin berkonsultasi ke dokter
Seperti halnya kehamilan pada umumnya, Anda tentunya perlu rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan.
Pantau kondisi perkembangan bayi dalam kandungan untuk memastikan ia tetap sehat. Sampaikan pula kepada dokter bahwa Anda sedang menyusui sambil hamil.
Kesimpulan
- Menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami, tetapi tidak sepenuhnya efektif sehingga ibu tetap berisiko hamil.
- Menyusui saat hamil umumnya aman jika kehamilan sehat dan kebutuhan nutrisi ibu serta anak terpenuhi.
- ASI dapat berubah jumlah, rasa, dan teksturnya menjadi kolostrum selama kehamilan.
- Ibu perlu menjaga kesehatan, memantau tumbuh kembang anak, dan rutin konsultasi kepada dokter, terutama bila memiliki kehamilan berisiko.