backup og meta

Makan Keju Berjamur, Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?

Makan Keju Berjamur, Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?

Keju adalah salah satu produk olahan susu yang cukup populer. Sayangnya, sembarangan menyimpan keju bisa menyebabkan bahan makanan ini mudah bisa ditumbuhi jamur. Lantas, berbahayakah makan keju berjamur?

Apakah berbahaya ketika makan keju berjamur?

Makan keju berjamur tidak selamanya berbahaya asalkan berasal dari varian blue cheese atau soft-ripened cheese yang memang memakai jamur dalam proses pengolahannya.

Namun, keju berjamur selain dari kedua jenis keju tersebut umumnya berbahaya jika dikonsumsi.

Jamur pada keju biasanya berwarna putih hingga kehijauan serta menghasilkan bau asam yang khas dan tajam. 

Saat mencium keju yang berjamur, kemungkinan tubuh Anda juga akan menghirup spora jamur. Pada beberapa orang dengan alergi jamur, hal ini bisa memicu reaksi tertentu.

Gejala alergi jamur hampir mirip dengan gangguan pernapasan, seperti:

  • batuk,
  • bersin,
  • hidung berair atau tersumbat,
  • mata, hidung, dan tenggorokan gatal,
  • mata berair, serta
  • kulit kering dan bersisik.

Selain itu, makan keju berjamur bisa membuat tubuh terpapar bakteri berbahaya, termasuk E. coli, Listeria, Salmonella, dan Brucella yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Menurut U.S. Department of Agriculture, keracunan makanan ini dapat terjadi akibat zat beracun dari jamur tertentu bernama mikotoksin.

Beberapa gejala yang bisa Anda rasakan saat mengalami keracunan makanan, seperti:

  • mual dan muntah, 
  • nyeri dan kram perut, 
  • diare berair hingga berdarah, 
  • kelesuan, 
  • nafsu makan menurun, 
  • badan menggigil, dan
  • demam.

Kenapa keju bisa berjamur?

diabetes boleh makan keju

Hampir semua jenis makanan bisa ditumbuhi jamur, salah satu yang sering Anda temukan misalnya roti berjamur.

Nah, makanan pendamping roti, seperti keju, ternyata juga bisa mengalami hal serupa.

Pertumbuhan jamur atau kapang (mold) pada keju bisa terlihat dengan munculnya bercak berwarna putih, hijau, hitam, biru, atau keabu-abuan pada permukaannya. 

Jamur tumbuh baik pada lingkungan yang hangat dan lembab. Saat tumbuh, jamur akan melepaskan spora yang akan terbawa bersama udara, air, atau serangga.

Keberadaan jamur memang umumnya menandakan pembusukan makanan.

Namun, seperti yang disebutkan, beberapa jenis keju ternyata menggunakan jamur dalam proses pembuatannya.

Jenis jamur atau kapang yang digunakan yaitu Penicillium roqueforti, Penicillium glaucum, dan Penicillium candidum.

Jamur akan memakan protein dan gula dalam susu untuk membantu dalam mengembangkan rasa dan tekstur unik pada keju tertentu.

Fermentasi dengan jamur membuat varian keju biru atau blue cheese (roquefort, gorgonzola, stilton) memiliki tampilan urat-urat kebiruan pada bagian dalamnya.

Sementara itu, varian keju lunak yang difermentasi atau soft-ripened cheese (brie, camembert, humboldt fog) punya bagian kulit luar putih dan tebal serta bagian dalam yang lunak.

Seperti apa keju basi?

Keju yang basi terdapat bercak-bercak hijau, biru, abu-abu, atau hitam di permukaannya. Selain itu, muncul bau tidak sedap, asam, dan busuk. Tanda lainnya yaitu rasanya jadi asam.

Bagaimana cara menghindari bahaya keju berjamur?

Untuk mencegah risiko dari makan keju berjamur, tentu Anda harus menerapkan teknik penyimpanan yang tepat sehingga keju lebih tahan lama.

Sama seperti produk olahan susu lainnya, cara menyimpan keju yang benar adalah dengan memasukkannya ke dalam kulkas bersuhu 1,5 ‒ 7 °Celsius.

Untuk mencegah jamur, Anda bisa membungkus keju dengan kertas. Hindari membungkus keju dengan plastik sebab memudahkan jamur dan bakteri tumbuh selama penyimpanan.

Jika keju sudah berjamur setelah lama disimpan, Anda mungkin tidak perlu segera membuangnya. 

Menurut Mayo Clinic, akar jamur umumnya tidak akan menembus terlalu jauh ke dalam keju bertekstur keras atau semi-lunak, seperti cheddar, parmesan, dan colby.

Jadi, Anda bisa memotong bagian keju yang berjamur dan memakan sisanya. Potong sekitar 2,5 cm dari bagian yang berjamur, serta pastikan pisau bersih dan tidak terkena jamur.

Walaupun begitu, jenis keju lunak, termasuk keju krim, cottage, dan ricotta yang berjamur harus segera dibuang. Hal ini juga berlaku untuk keju yang sudah diparut, diiris, atau dihancurkan.

Pasalnya, akar jamur kemungkinan besar sudah mencemari seluruh bagian keju.

Namun, apabila kurang yakin untuk makan sisa keju berjamur yang sudah Anda bersihkan, cara yang terbaik dan aman tentu dengan membuang keju seluruhnya.

Jika Anda merasakan gejala alergi atau keracunan makanan akibat jamur, kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan guna mencegah komplikasi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Molds on Food: Are They Dangerous?. Food Safety and Inspection Service – U.S. Department of Agriculture. (2020). Retrieved 2 May 2024, from https://www.fsis.usda.gov/food-safety/safe-food-handling-and-preparation/food-safety-basics/molds-food-are-they-dangerous

Should you eat that moldy cheese?. Mayo Clinic. (2023). Retrieved 2 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/food-and-nutrition/faq-20058492

Mold allergy – Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2023). Retrieved 2 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mold-allergy/symptoms-causes/syc-20351519

Food poisoning – Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2023). Retrieved 2 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-poisoning/symptoms-causes/syc-20356230

Chlebicz, A., & Śliżewska, K. (2018). Campylobacteriosis, Salmonellosis, Yersiniosis, and Listeriosis as Zoonotic Foodborne Diseases: A Review. International journal of environmental research and public health, 15(5), 863. https://doi.org/10.3390/ijerph15050863

Marcellino O S B, S. N., & Benson, D. R. (2013). The Good, the Bad, and the Ugly: Tales of Mold-Ripened Cheese. Microbiology spectrum, 1(1), 10.1128/microbiolspec.CM-0005-12. https://doi.org/10.1128/microbiolspec.CM-0005-12

Versi Terbaru

03/05/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Keju Feta: Baik Atau Buruk untuk Kesehatan?

17 Pilihan Sumber Protein Tinggi dan Manfaatnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan