backup og meta

Efek Samping dan Pentingnya Mengurangi Asupan MSG bagi Keluarga

Efek Samping dan Pentingnya Mengurangi Asupan MSG bagi Keluarga

Penggunaan penyedap atau penguat rasa dalam masakan sehari-hari memang sudah bukan hal yang aneh lagi. MSG sering dipakai agar masakan lebih nikmat dan menggugah selera. Namun, konsumsi MSG yang berlebihan dapat mengundang beragam bahaya dan menimbulkan efek samping pada tubuh Anda.

Penggunaan MSG

Sebelum mengetahui efek samping MSG atau micin, ada baiknya Anda berkenalan dulu dengan penyedap makanan satu ini. 

Sebenarnya, MSG merupakan singkatan dari monosodium glutamat. Bagi masyarakat Indonesia, penggunaan MSG ini tentu bukan hal yang asing lagi.

MSG telah digunakan sebagai bahan penyedap masakan sejak puluhan tahun yang lalu. Bahan ini dipakai untuk menghasilkan rasa gurih.

Rasa gurihnya mirip dengan glutamat yang diproduksi secara alami oleh bahan makanan segar, seperti tomat, asparagus, keju, susu, ikan, dan daging.

Bahaya terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung MSG

Pada dasarnya MSG adalah bahan penyedap rasa yang aman dan berguna untuk makanan. Akan tetapi,  MSG tidak boleh dikonsumsi berlebihan.

Ada beberapa efek samping dan dampak yang ditimbulkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung MSG.

1. Sakit kepala

hipoglikemia adalah kadar gula darah rendah

Pernahkah Anda merasa sakit kepala yang serasa menusuk setelah mengonsumsi makanan tertentu? Bisa jadi penyebabnya adalah makan makanan yang terlalu banyak mengandung MSG.

Konsumsi MSG yang berlebihan dapat memicu pelebaran pembuluh darah. Proses pelebaran pembuluh darah ini dapat berpengaruh pada aktivitas-aktivitas yang tidak normal pada saraf-saraf otak. 

Hal inilah yang jadi penyebab kenapa MSG yang dikonsumsi secara berlebihan dapat rentan memicu sakit kepala. Kondisi ini menjadi akibat dari saraf di otak yang terstimulasi secara berlebihan.

Bila kondisi ini terus-terusan terjadi, dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf di otak (neuron). Padahal, neuron berperan sangat penting untuk menjalankan fungsi otak.

2. Kenaikan tekanan darah

darah tinggi setelah melahirkan

Tak hanya itu, kandungan asam glutamat pada MSG juga bisa membuat pembuluh darah Anda menyempit dan melebar. 

Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah ini dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang signifikan. 

Alhasil, tekanan darah Anda akan cenderung lebih tinggi setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG secara berlebihan.

3. Berat badan cenderung bertambah

Rasa gurih dan umami yang kuat karena penambahan MSG dalam suatu makanan cenderung meningkatkan selera makan Anda.

Hal ini bisa saja memicu Anda untuk mengonsumsi makanan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya, berat badan Anda bisa berpeluang untuk bertambah.

Hubungan antara asupan MSG dan penambahan berat badan ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang bervariasi yang tentunya juga berlaku berbeda pada setiap orang.

Dampak kelebihan MSG pada anak

Nyatanya, anak-anak juga menunjukkan gejala yang serupa dengan orang dewasa pada tingkat prevalensi yang hampir sama.

Anak dapat berpeluang mengalami gejala neurologis akibat konsumsi MSG yang berlebihan. Gejala neurologis ini dapat berupa sakit kepala atau kenaikan tekanan darah.

Kondisi inilah yang bisa membuat sebagian anak sulit berkonsentrasi karena rasa sakit kepala yang dialaminya. 

Batasi konsumsi MSGmsg penyedap rasa

Penting untuk diketahui bahwa MSG tidak selalu menjadi penyebab langsung berbagai efek samping yang sudah disebutkan di atas. Ketahui jumlah maksimal konsumsi MSG.

Jumlah maksimal MSG yang dapat dikonsumsi oleh setiap orang menurut WHO adalah 6 gram per hari.

Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia jumlah maksimal MSG yang boleh dikonsumsi adalah sebesar 5 gram per hari.

Jika Anda ingin mencoba beralih pada makanan non MSG, Anda dapat menggantikan penggunaan MSG dengan kaldu nabati atau hewani.

Anda dan keluarga tercinta tetap dapat menikmati hidangan yang lezat meski mengolah makanan non MSG.

Cara mencegah efek samping MSG

bahan alternatif msg

Satu-satunya cara ampuh untuk mencegah efek samping dari bahaya MSG adalah mengurangi konsumsi micin atau bahkan tidak mengonsumsinya sama sekali.

Kalau Anda sedang makan di restoran atau di pinggir jalan, mintalah kepada penjual atau pramusaji untuk mengolah makanan yang Anda pesan tanpa micin. 

Bila Anda tidak bisa lepas dari konsumsi mie instan, pilihlah varian yang tanpa MSG.

Sementara itu, bila Anda ingin membuat goreng-gorengan, bisa menggunakan tepung bumbu tanpa micin mengandung zat besi, serat pangan, vitamin B2, B9, dan zinc (seng).

Pastikan Anda selalu memeriksa label komposisi bahan dan nutrisi yang ada pada kemasan sebelum membelinya.

MSG, atau micin sering dicantumkan dengan nama lain seperti monosodium L-glutamate monohydrate, sodium glutamate monohydrate, glutamic acid, MSG monohydrate, atau monosodium salt.

Dengan lebih cermat memilih, Anda tetap bisa menikmati makanan lezat yang sehat bergizi tanpa perlu khawatir akan efek samping konsumsi MSG yang berlebihan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How does your body react to MSG?. (2022). Retrieved 12 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/monosodium-glutamate/faq-20058196 

Vetsin. (2022). Retrieved 12 August 2022, from https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Vetsin 

Niaz, K., Zaplatic, E., & Spoor, J. (2018). Extensive use of monosodium glutamate: A threat to public health?. EXCLI Journal, 17, 273. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5938543/

Versi Terbaru

12/09/2022

Ditulis oleh Rahmi Dzulhijjah, S.Gz, M.Gz

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Benarkah MSG Lebih Sehat Dibanding Garam Dapur?

Benarkah Penyedap Rasa (MSG) Bisa Bikin Otak Jadi 'Lemot'?


Ditulis oleh

Rahmi Dzulhijjah, S.Gz, M.Gz

Gizi dan Dietetik · Institut Kesehatan Helvetia


Tanggal diperbarui 12/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan