backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Masalah yang Paling Sering Dikeluhkan Pengguna Softlens

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh dr. Laura Agnestasia Dj. · Tanggal diperbarui 28/11/2023

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    3 Masalah yang Paling Sering Dikeluhkan Pengguna Softlens

    Apakah Anda pengguna lensa kontak (softlens)? Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan tajam penglihatan tanpa mengurangi keindahan penampilan, lensa kontak menjadi favorit di kalangan orang dewasa muda. Namun, di antara segala kelebihan yang ditawarkan oleh lensa kontak, tersembunyi beberapa masalah yang sering kali menimpa para pengguna. Apa sajakah itu dan bagaimana cara menanganinya? Artikel ini akan membahasnya hingga tuntas.

    Berbagai masalah utama orang yang pakai softlens

    1. Infeksi mata

    Terdapat berbagai jenis infeksi yang dapat menyerang mata akibat dari penggunaan lensa kontak. Misalnya konjungtivitis (radang pada konjungtiva), keratitis (radang pada kornea) Acanthamoeba, atau ulkus (luka) kornea.

    Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah mata merah, nyeri, kotoran mata berlebih, kadang disertai dengan pandangan kabur.

    Apabila Anda menderita gejala-gejala tersebut, segera lepaskan softlens dan periksakan diri ke dokter spesialis mata.

    Obat antibiotik tetes mata akan diberikan sesuai dengan jenis infeksi mata yang menyerang Anda.

    Bagaimana cara mencegahnya?

    Infeksi mata akibat penggunaan lensa kontak dapat dihindari dengan perawatan dan prosedur penggunaan lensa kontak yang baik.

    Selalu cuci lensa kontak Anda hanya dengan cairan pembersih khusus lensa kontak.

    Selain itu, jangan lupa untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan atau melepas lensa kontak.

    2. Lensa kontak hilang saat digunakan

    Sering kali saat lensa kontak tiba-tiba menghilang, lensa kontak sebenarnya sudah terjatuh dari mata.

    Namun, pada beberapa kejadian, lensa yang dirasa menghilang ternyata terselip di sisi atas bola mata.

    Hal ini terutama terjadi pada Anda yang tidak mencopot lensa kontak saat hendak beristirahat.

    Apabila Anda kehilangan lensa kontak Anda saat digunakan dan tidak dapat menemukannya terjatuh, pergilah ke dokter spesialis mata untuk memastikan lensa kontak tidak terselip dibagian atas mata.

    Lensa yang terselip dibagian atas dari bola mata memerlukan eversi (pembalikkan) kelopak mata untuk dapat mengambilnya.

    Bagaimana cara mencegahnya?

    Ketika sedang menggunakan softlens, sebisa mungkin hindari aktivitas fisik yang terlalu berat.

    Aktivitas fisik yang terlalu berat, benturan, atau guncangan keras mungkin saja membuat lensa kontak lepas atau terselip di mata Anda.

    3. Tight lens syndrome (lensa kontak terlalu ketat)

    Kondisi ini terjadi ketika softlens terlihat seperti menempel erat pada kornea (bagian bening di depan mata) Anda.

    Gejala yang biasa dirasakan adalah mata merah disertai dengan pandangan kabur, walaupun lensa kontak sedang dikenakan.

    Tight lens syndrome ini dapat terjadi misalnya pada lensa kontak yang sudah mengering (lewat masa pakai atau kedaluwarsa), pemakaian lensa kontak saat tidur, dan pada penggunaan lensa kontak pada suaat cuaca berangin atau terlalu panas.

    Bagaimana cara mencegahnya?

    Salah satu langkah mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini adalah meneteskan cairan pelembap khusus lensa kontak secara berkala saat menggunakan lensa kontak. Sebelum tidur, jangan lupa lepas dulu lensa kontak Anda.

    Dengan prosedur pemakaian dan perawatan lensa kontak yang baik, sebagian besar masalah saat menggunakan softlens di atas dapat dihindari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh dr. Laura Agnestasia Dj. · Tanggal diperbarui 28/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan