Apa itu nistagmus?
Nistagmus (nystagmus) adalah kondisi ketika salah satu atau kedua bola mata bergerak secara cepat dan tidak terkendali.
Bola mata yang bergerak secara tak terkendali tentu akan memengaruhi penglihatan. Kemampuan untuk berfokus dan keseimbangan tubuh pun dapat terganggu.
Gangguan mata ini dapat menghambat keseharian penderitanya, bahkan menurunkan kualitas hidup.
Nah, nistagmus sendiri dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari kelainan bawaan lahir hingga penyakit tertentu.
Seberapa umumkah nistagmus?
Berdasarkan informasi dari laman Nystagmus Network, gangguan mata ini ditemukan pada setidaknya 1 dari 1.000 orang.
Kasus nistagmus juga lebih banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah, terutama yang berjenis kelamin laki-laki.
Ketika seorang anak terlahir dengan nistagmus (nystagmus), ada kemungkinan ia adalah satu-satunya yang mengidap gangguan tersebut.
Namun, tidak menutup kemungkinan ada lebih dari 1 orang dalam keluarga yang mengalami kondisi ini.
Apa saja tanda dan gejala nistagmus?
Gejala nistagmus yang paling terlihat jelas adalah bola mata bergerak cepat dan penderitanya tidak dapat mengontrol pergerakan tersebut.
Pergerakan bola mata akibat kondisi ini dapat mengarah ke kiri-kanan (horizontal), atas-bawah (vertikal), atau memutar.
Selain bola mata yang bergerak cepat, nistagmus juga terkadang disertai dengan gejala-gejala tambahan seperti:
- mata lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia),
- pusing,
- kesulitan melihat dalam gelap, dan
- penglihatan terganggu.
Orang dengan nistagmus mampu melihat objek-objek di sekelilingnya, tetapi tampak goyang. Membuat penglihatan mereka fokus pada objek tertentu juga mungkin akan lebih sulit.
Kelainan ini biasanya terjadi di kedua bola mata. Namun, ada pula beberapa kasus di mana hanya satu bola mata yang terdampak.
Apa penyebab nistagmus?
Mata manusia bergerak berdasarkan kendali dari otak. Kedua bola mata Anda akan bergerak secara otomatis mengikuti pergerakan kepala Anda.
Dengan demikian, benda-benda yang terlihat oleh mata akan tampak jelas dan tajam meski Anda menggerakkan kepala.
Pada orang dengan nistagmus, terdapat masalah pada otak dan sistem saraf, khususnya bagian otak yang bertugas dalam mengatur pergerakan bola mata.
Nistagmus dapat dibagi menjadi 2 jenis tergantung pada kondisi medis yang mendasarinya.
Infantile nystagmus syndrome (INS)
INS adalah kondisi yang disebabkan oleh faktor keturunan alias bawaan lahir. Sebagian besar kasus INS mulai menunjukkan gejala ketika bayi memasuki usia 2-3 bulan.
Ada beberapa kondisi mata yang diyakini sebagai penyebab nistagmus jenis ini, yaitu:
- katarak kongenital,
- albinisme mata (albino),
- distrofi retina,
- aniridia (tidak adanya iris pada mata), dan
- masalah saraf optik, seperti kolonoma atau hipoplasia.
Namun, banyak anak-anak dengan INS tidak memiliki masalah pada mata, otak, atau kondisi kesehatannya secara keseluruhan.
Jika penyebab INS tidak diketahui secara pasti, kondisi ini disebut dengan sindrom nistagmus idiopatik. Beberapa penderitanya mungkin mengalami mutasi genetik di dalam tubuhnya.
Acquired nystagmus
Bila kelainan pergerakan bola mata baru terjadi di usia dewasa, kondisi tersebut dinamakan acquired nystagmus.
Kelainan ini biasanya disebabkan oleh adanya kerusakan pada bagian otak tertentu, dan sejumlah kondisi yang mungkin mendasarinya adalah:
- cedera kepala,
- katarak,
- strabismus (mata juling),
- konsumsi alkohol berlebihan,
- gangguan pada otak, seperti tumor otak, stroke, atau multiple sclerosis,
- penyakit telinga dalam,
- defisiensi atau kekurangan vitamin B12, dan
- minum obat tertentu, seperti lithium atau obat antikejang.
Bagaimana cara mendiagnosis nistagmus?
Untuk mendiagnosis nistagmus, dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata komprehensif.
Sebelum itu, dokter akan menanyakan terlebih dahulu gejala-gejala, riwayat penyakit, obat yang sedang Anda konsumsi, atau faktor lingkungan lain yang mungkin membawa pengaruh.
Selanjutnya, dokter akan meminta Anda berputar selama 30 detik, kemudian berhenti dan melihat suatu objek.
Mata yang mengalami nistagmus akan bergerak perlahan ke satu arah, lalu bergerak secara cepat ke arah berlawanan.
Beberapa tes lainnya yang perlu dilakukan agar hasil pemeriksaan lebih akurat adalah:
- tes visus atau ketajaman penglihatan,
- pemeriksaan telinga,
- tes sistem saraf, dan
- pengambilan gambar pada bagian otak dengan CT scan atau MRI scan.
Bisakah nistagmus diatasi?
Nistagmus (nystagmus) dapat ditangani, tetapi pengobatan kondisi ini biasanya disesuaikan dengan penyebab di baliknya.
Berikut adalah beberapa pilihan metode yang dianjurkan dokter untuk menangani nistagmus.
1. Alat bantu melihat
Jika nistagmus menyebabkan gangguan penglihatan, dokter akan meresepkan kacamata atau lensa kontak (softlens) yang disesuaikan dengan kondisi Anda.
Cara ini akan membantu meringankan gangguan penglihatan yang memengaruhi kehidupan Anda sehari-hari.
2. Obat-obatan
Selain dengan resep kacamata atau lensa kontak, dokter juga akan memberikan resep obat tertentu.
Obat yang digunakan bergantung pada penyebab nistagmus itu sendiri.
Sebagai contoh, apabila Anda mengalami kelainan bola mata akibat adanya infeksi pada telinga bagian dalam, dokter akan meresepkan antibiotik yang sesuai.
3. Operasi mata
Prosedur operasi dapat menjadi pilihan jika nistagmus yang diderita sudah tergolong berat.
Operasi biasanya dilakukan untuk memperbaiki otot yang mengontrol gerakan mata.
Pada kasus kelainan bola mata yang berhubungan dengan gangguan otak atau sistem saraf pusat, dokter mungkin akan melakukan operasi otak
4. Suntik botulinum toxin (Botox)
Suntik Botox tak hanya diberikan untuk tujuan estetika atau mempercantik diri, tetapi juga untuk mengatasi nystagmus.
Botox akan disuntikkan ke otot mata untuk mengurangi pergerakan bola mata. Namun, efek dari suntik Botox hanya bersifat sementara.
Seiring dengan berjalannya waktu, pergerakan bola mata akan membaik setelah melewati rangkaian pengobatan.
Namun, penting untuk diketahui bahwa kondisi ini biasanya tidak pernah menghilang atau sembuh sepenuhnya.
Gejala-gejala bisa kembali lagi sewaktu-waktu sehingga penting bagi setiap penderita untuk melakukan kontrol ke dokter mata secara rutin.
Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui solusi terbaik untuk Anda.
[embed-health-tool-bmi]