backup og meta

Fluorosis Gigi

Fluorosis Gigi

Kadar fluoride yang tepat pada produk perawatan gigi dapat membantu mencegah kerusakan gigi pada anak-anak dan orang dewasa. Akan tetapi, kelebihan asupan mineral ini juga bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut fluorosis gigi.

Apa itu fluorosis gigi?

Fluorosis adalah kelainan pada gigi yang ditandai dengan adanya garis tipis putih pada lapisan enamel gigi.

Ini bukanlah penyakit gigi dan umumnya tidak mempengaruhi fungsi maupun kesehatan gigi Anda.

Efek dari kondisi ini pada umumnya sangat ringan sehingga hanya terdeteksi saat pemeriksaan. 

Fluorosis gigi hanya terjadi saat gigi terbentuk di bawah gusi. Begitu keluar menembus gusi, gigi Anda tidak dapat mengalami kondisi ini.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Kondisi ini banyak memengaruhi anak-anak yang terpapar fluoride secara berlebihan, terutama saat gigi permanen mereka belum muncul ke permukaan.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, hanya anak-anak berusia delapan tahun atau lebih muda yang berisiko mengalami fluorosis pada gigi dewasanya. 

Sementara itu, anak-anak berusia lebih dari delapan tahun, remaja, atau orang dewasa tidak akan mengembangkan kondisi ini.

Tanda dan gejala fluorosis gigi

noda pada gigi anak

Kondisi gigi yang sehat dan tidak terpengaruh oleh fluorosis memiliki tekstur halus dan mengilap. Warnanya pun cenderung putih hingga krem pucat.

Gejala fluorosis dapat berupa bintik atau goresan putih yang tidak terlihat. Kondisi ini juga bisa terlihat sebagai noda cokelat tua dan enamel yang kasar, berlubang, dan sulit dibersihkan.

Mungkin ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila memiliki kekhawatiran terhadap gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter gigi Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Hubungi dan jadwalkan pemeriksaan dengan dokter gigi bila Anda melihat gigi anak memiliki goresan atau bintik putih. Begitu pun jika ada gigi yang berubah warna (diskolorasi).

Meski tidak berbahaya bagi kesehatan, fluorosis mungkin memengaruhi penampilan dan rasa percaya diri orang yang mengalaminya.

Penyebab fluorosis gigi

Fluoride merupakan salah satu mineral penting untuk kesehatan gigi dan mulut. Mineral ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri dalam mulut dan mengatasi masalah gigi berlubang.

Namun, penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan fluorosis gigi. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak usia delapan tahun, sebab gigi mereka baru terbentuk dan belum keluar dari gusi.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko dari kondisi ini, di antaranya:

  • menelan pasta gigi saat menyikat gigi terlalu sering,
  • minum air dengan kandungan fluoride tinggi, dan
  • mengonsumsi makanan atau suplemen fluoride.

Pengobatan fluorosis gigi

dokter gigi anak

Jika mengalami fluorosis gigi ringan, Anda dapat menggunakan pengobatan rumahan untuk mencegah memburuknya noda keputihan pada gigi.

Namun, dalam kasus yang parah, Anda tetap direkomendasikan untuk melakukan perawatan lebih lanjut dengan dokter gigi.

Berikut ini merupakan beberapa cara menghilangkan fluorosis gigi yang dapat Anda lakukan.

1. Batasi konsumsi kafein

Kurangi konsumsi teh hitam, kopi, anggur merah, dan soda. Kandungan kafein yang tinggi pada minuman ini bisa menyebabkan timbulnya noda dan perubahan warna gigi.

Untuk mengurangi paparan langsung, Anda sebenarnya bisa minum minuman tersebut dengan sedotan. Namun, alangkah baiknya untuk mengurangi asupannya.

2. Kurangi asupan fluor

Pastikan untuk berhenti minum air dengan fluor yang tinggi. Untuk menguranginya, Anda dapat memilih air minum dalam kemasan atau memasang filter pada keran Anda. 

Hindari menggunakan pasta gigi ber-fluoride secara berlebihan. Pilihlah juga makanan organik untuk mengurangi makanan olahan yang mungkin dibuat dengan air dengan fluor tinggi.

3. Penuhi asupan makanan sehat

Buah dan sayuran kaya vitamin C, seperti jeruk, apel, dan brokoli, baik untuk kesehatan gigi. Beragam makanan ini membantu membunuh bakteri dan mendorong produksi air liur guna mengurangi plak gigi.

Anda juga perlu membatasi makanan yang merusak gigi, misalnya makanan asam seperti saus tomat, acar, dan cuka. Kecap juga perlu dibatasi karena bisa menyebabkan perubahan warna gigi.

4. Pasta gigi pemutih

pasta gigi pemutih

Dokter gigi dapat meresepkan pasta gigi pemutih yang mengandung zat abrasif, seperti kalsium fosfat, untuk membantu mengikis noda kusam pada permukaan gigi.

Meski ada embel-embel “pemutih”, pasta gigi ini tidak akan mengubah warna asli gigi. Metode ini mungkin juga kurang efektif menghilangkan fluorosis gigi yang parah.

5. Dental bonding

Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk memutihkan gigi ialah dengan dental bonding. Dokter gigi akan menggunakan resin komposit untuk memperbaiki warna dan kontur gigi.

Setelah resin komposit diterapkan pada gigi, dokter akan menggunakan sinar ultraviolet (UV) untuk mengeraskannya. Prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 30–60 menit.

6. Veneer gigi

Untuk hasil yang optimal, dokter bisa melakukan veneer gigi. Cara menghilangkan fluorosis gigi ini dilakukan dengan menutupi bagian depan gigi dengan lapisan tipis dari bahan khusus.

Jenis veneer porselen umumnya lebih banyak diminati. Ini karena porselen mampu bertahan lama dan memberikan penampilan gigi yang putih berseri.

Pencegahan fluorosis gigi

Pengawasan orangtua merupakan kunci untuk mencegah fluorosis pada anak-anak. Penting untuk mengawasi penggunaan pasta gigi fluoride pada anak. 

Oleskan pasta gigi hanya seukuran kacang polong pada sikat gigi anak. Ukuran tersebut sudah cukup untuk mendapatkan perlindungan fluoride terhadap bakteri gigi. 

Ajari juga anak untuk membuang sisa pasta gigi setelah menggosok gigi dan tidak menelannya.

Selain itu, Anda mungkin juga perlu mengetahui kandungan fluoride dalam air yang dikonsumsi, sebab kadar yang berlebihan bisa menyebabkan fluorosis pada gigi dan tulang.

Pemerintah melalui Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum juga telah mengatur kadar fluoride pada air minum, yaitu tidak boleh lebih dari 1,5 mg/L.

Umumnya, air minum dalam kemasan dengan label dan nomor SNI memiliki kadar fluoride di bawah ambang batas dan tetap aman untuk Anda konsumsi.

Menelan fluoride dalam jumlah besar dan waktu singkat bisa menimbulkan gejala mirip keracunan berupa mual, muntah, sakit kepala, hingga pingsan.

Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kondisi ini, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan solusi terbaik.

Kesimpulan

  • Fluorosis gigi adalah suatu kondisi saat garis tipis atau noda putih muncul pada enamel gigi. Kondisi ini bukan penyakit, melainkan disebabkan oleh asupan fluoride berlebihan.
  • Hanya anak-anak berusia di bawah delapan tahun yang berisiko mengalami kondisi ini, sebab gigi permanen belum terbentuk dan keluar dari gusi.
  • Ada berbagai cara untuk mengatasi fluorosis gigi, mulai dari mengatur makanan dan minuman hingga perawatan oleh dokter gig menggunakan pasta gigi pemutih, dental bonding, dan veneer gigi.
  • Konsultasikan dengan dokter gigi untuk menentukan mana perawatan terbaik sesuai kondisi yang Anda alami.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fluorosis. Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Retrieved 7 October 2022, from https://www.cdc.gov/fluoridation/faqs/dental_fluorosis/index.htm

Fluorosis. American Dental Association. (2022). Retrieved 7 October 2022, from https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/f/fluorosis

Fluorosis Facts: Information Parents & Caregiver. American Academy of Pediatrics. (2014). Retrieved 7 October 2022, from https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/oral-health/Pages/Fluorosis-Facts-Information-Parents-Caregivers.aspx

Fluorosis: What It Is, Causes & Treatment. Cleveland Clinic. (2022). Retrieved 7 October 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23227-fluorosis

Kemenkes – Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Indonesia. (2021). Retrieved 7 October 2022, from https://stunting.go.id/kemenkes-permenkes-no-492-tahun-2010-tentang-persyaratan-kualitas-air-minum/

Ullah, R., Zafar, M. S., & Shahani, N. (2017). Potential fluoride toxicity from oral medicaments: A review. Iranian journal of basic medical sciences, 20(8), 841–848. https://doi.org/10.22038/IJBMS.2017.9104

Versi Terbaru

14/10/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh drg. Farah Nadiya

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Cara Menggunakan Obat Kumur yang Benar untuk Hasil Optimal

Cara Membersihkan Karang Gigi dengan Baking Soda, Ampuhkah?


Ditinjau secara medis oleh

drg. Farah Nadiya

Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan