dok bagaimana cara mengatasi anak yang sulit mengendalikan emosi?terus selalu
dok bagaimana cara mengatasi anak yang sulit mengendalikan emosi?
terus selalu memukul orang disekitarnya
dok bagaimana cara mengatasi anak yang sulit mengendalikan emosi?
terus selalu memukul orang disekitarnya
2 komentar
Terbaru

Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Halo Saniya Nur Milah, terima kasih atas pertanyaan anda
Perilaku anak yang mudah marah dan sering memukul biasanya menunjukkan bahwa ia masih kesulitan mengendalikan emosi atau mengekspresikan perasaannya dengan cara yang tepat. Ini hal yang cukup sering terjadi, terutama pada anak yang kemampuan regulasi emosinya belum matang.
Orang tua bisa mulai membantu dengan mengenalkan nama emosi pada anak misalnya, "Kamu marah ya karena mainannya diambil?" agar anak belajar memahami perasaannya. Setelah itu, arahkan pada cara yang lebih aman untuk menyalurkannya, seperti memukul bantal atau mengambil napas dalam.
Yang penting, beri batasan dengan tegas tapi tetap tenang, agar anak belajar bahwa memukul bukan cara yang boleh dilakukan. Jika perilaku ini terus berulang atau makin sering, sebaiknya dilakukan asesmen lebih lanjut ke psikolog anak untuk memahami penyebab emosional atau lingkungan yang memicunya.
Semoga membantu ya
Hai Sobat Sehat,
Untuk mengatasi anak yang sulit mengendalikan emosi dan sering memukul, ada beberapa pendekatan yang bisa Anda terapkan:Pertama, penting untuk mengajarkan anak cara mengenali dan mengelola emosinya. Anda bisa memperkenalkan berbagai emosi dan membantu anak memahami perasaannya. Ajarkan teknik menenangkan diri seperti menarik napas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh saat emosinya mulai meluap. Kedua, terkait perilaku memukul, tetapkan aturan yang jelas bahwa memukul tidak diperbolehkan. Saat anak memukul, tanggapi dengan tenang namun tegas. Hindari hukuman fisik atau membalas dengan kekerasan, karena ini bisa menjadi contoh yang salah. Sebaliknya, berikan konsekuensi yang logis dan konsisten, misalnya dengan menghentikan aktivitas yang sedang dilakukan atau meminta anak untuk meminta maaf. Ketiga, jadilah contoh yang baik dalam mengelola emosi Anda sendiri. Anak belajar banyak dari mengamati orang tuanya. Bicaralah dengan tenang dan pilih kata-kata yang baik, bahkan saat Anda merasa frustrasi. Keempat, berikan pujian dan imbalan realistis saat anak berhasil mengendalikan emosinya atau menunjukkan perilaku yang baik. Ini akan memotivasi mereka untuk terus belajar. Kelima, pahami penyebab di balik perilaku anak. Apakah ada pemicu tertentu yang membuat anak marah atau frustrasi? Amati situasinya dan coba atasi akar masalahnya. Jika kesulitan ini terus berlanjut atau Anda merasa kewalahan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog. Mereka dapat memberikan evaluasi lebih lanjut dan strategi penanganan yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi anak Anda. Konsistensi, kesabaran, dan komunikasi yang baik adalah kunci dalam proses ini.
Related content