Stres dan menstruasi sering dikaitkan satu sama lain. Stres sering disebut sebagai salah satu penyebab dari terlambatnya haid seseorang. Jadi, apakah benar stres bisa memengaruhi haid? Apa saja ciri-ciri telat haid karena stres? Simak ulasan berikut untuk tahu jawabannya.
Ciri-ciri telat haid karena stres
Siklus menstruasi normal pada setiap wanita umumnya berbeda. Terkadang, datangnya menstruasi tiap bulannya pun bisa sesuai jadwal dan kadang tidak teratur.
Menstruasi yang tidak teratur mungkin terjadi karena beberapa hal. Selain karena kegemukan dan berolahraga berlebihan, stres dan kondisi kesehatan tertentu juga bisa menjadi penyebabnya.
Lalu, apa ciri-ciri telat haid karena stres? Ciri-ciri terlambat menstruasi karena stres bisa ditandai dengan beberapa hal berikut.
- Telat haid selama lima hari atau lebih dibandingkan dengan siklus haid normal Anda.
- Periode haid terjadi lebih lama atau pendek dari biasanya.
- Tidak menstruasi sama sekali lebih dari 6 minggu, bahkan hingga berbulan-bulan (amenore sekunder).
- Haid terasa lebih menyakitkan.
- Siklus haid tidak teratur setelah melewati masa pubertas.
Meski Anda memiliki ciri-ciri di atas, telat haid yang Anda alami tidak selalu berkaitan dengan stres.
Sebelum Anda berpikir Anda telat haid karena stres, perhatikan juga hal-hal lain yang mungkin jadi penyebabnya. Misalnya berikut ini.
- Penggunaan KB hormonal.
- Melakukan olahraga secara berlebihan.
- Sedang sakit.
- Berat badan rendah.
- Mengonsumsi obat tertentu.
- Kehamilan (ini terutama jika Anda melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi sejak haid terakhir Anda).
Perlu Anda ketahui, menstruasi pada wanita rata-rata berlangsung selama 28 hari. Namun, selama masih berada di kisaran 21—35 hari, siklus haid Anda masih terbilang normal.
Tahukah Anda?
Siklus haid dengan panjang yang bervariasi setiap bulannya (setelah melewati pubertas) bukanlah suatu hal yang normal dan bisa terjadi karena berbagai penyebab.
Bagaimana stres bisa mempengaruhi haid?
Jadi, apakah benar stres memengaruhi haid? Jawabannya adalah ya. Stres memang bisa memengaruhi haid.
Artinya, menstruasi yang terlambat atau tidak teratur bisa saja disebabkan oleh stres. Bagaimana bisa?
Faktanya, stres dapat mengacaukan hormon-hormon di seluruh tubuh, termasuk yang memengaruhi siklus menstruasi Anda.
Melansir Cleveland Clinic, hipotalamus (bagian otak yang mengontrol menstruasi) sensitif terhadap faktor eksternal, seperti olahraga, tidur, atau stres.
Saat bekerja dengan normal, hipotalamus melepaskan bahan kimia yang merangsang kelenjar pituitari yang kemudian merangsang ovarium untuk melepaskan hormon estrogen dan progesteron.
Kedua hormon pada wanita ini adalah pemicu menstruasi Anda. Namun, saat stres, tubuh Anda melepaskan hormon kortisol.
Saat berinteraksi dengan hipotalamus/hipofisis/ovarium, hormon kortisol dapat mempengaruhi estrogen dan progesteron yang memicu ovulasi.
Dengan menurunnya hormon-hormon ini, menstruasi Anda jadi tertunda. Ketika stres meningkat, bukan cuma telat haid, ada kemungkinan periode menstruasi Anda berhenti sementara (amenore sekunder).
Swapna Kollikonda, Obgyn Hillcrest Hospital
Namun perlu Anda pahami, bagaimana stres mempengerahui siklus menstruasi tergantung pada kondisi masing-masing orang.
Beberapa orang mungkin hanya mengalami telat haid karena stres yang ringan, tetapi yang lainnya mungkin akan merasakan ciri-ciri yang bertahan lebih lama.
Bagaimana mengatasi menstruasi yang terlambat karena stres?
Cara mengatasi telat haid karena stres yaitu dengan menghilangkan stres yang Anda alami. Mengurangi tingkat stres bisa membantu tubuh Anda kembali ke periode menstruasi yang normal.
Beberapa hal berikut mungkin dapat membantu mencegah serta mengatasi stres yang Anda alami agar siklus haid teratur kembali.
- Berolahraga secara rutin, misalnya berenang, joging, atau yoga.
- Makan-makanan yang sehat, seperti sayur dan buah, serta batasi konsumsi makanan olahan, gula, kafein, dan alkohol.
- Berhenti merokok.
- Meditasi atau latihan pernapasan.
- Tidur yang cukup.
- Melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi Anda, termasuk yang bisa membuat Anda tertawa, seperti menonton film komedi, membaca buku, menceritakan atau mendengarkan lelucon, atau berkumpul bersama teman.
Selain itu, jika Anda tidak bisa menanggulangi stres sendirian, Anda bisa berbicara atau berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Nantinya, psikiater akan memahami masalah penyebab stres. Anda pun mungkin perlu menjalani terapi perilaku kognitif.
Terapi perilaku kognitif adalah terapi yang dapat membantu mengelola masalah dengan mengubah cara Anda berpikir dan bertindak.
Obat antidepresan juga mungkin saja akan dokter berikan bila Anda mengalami depresi atau kecemasan bersamaan dengan ciri-ciri telat haid karena stres.
Di samping mengatasi stres itu sendiri, Anda juga bisa membicarakan masalah menstruasi dengan dokter.
Dokter mungkin akan meresepkan pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormon serta mengatur siklus haid Anda.
Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut tentang hal ini.
[embed-health-tool-ovulation]