Setiap wanita akan menghadapi perubahan yang berbeda-beda setelah mengalami menopause. Pada beberapa wanita, perubahan setelah menopause juga mencakup berat badan yang naik secara tiba-tiba. Perubahan ini disinyalir berkaitan dengan kondisi hormon, usia, gaya hidup, hingga genetik. Lantas, apa yang menjadi penyebabnya?
Penyebab kenaikan berat badan setelah menopause
Secara umum, terdapat dua faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan setelah menopause. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perubahan hormon
Seiring bertambahnya usia, produksi hormon progesteron kian menurun. Sementara itu, jumlah hormon estrogen meningkat pesat.
Kondisi ini terjadi akibat terganggunya sinyal antara ovarium dan kelenjar pada otak yang mengatur pelepasan hormon reproduksi.
Begitu mendekati menopause, siklus menstruasi mulai tidak teratur. Produksi sel telur pun menjadi lebih sedikit.
Estrogen yang tadinya tinggi kini menurun karena ovarium tidak lagi memproduksinya sebanyak dahulu. Hal inilah yang diduga kuat menjadi penyebab berat badan naik setelah menopause.
Pertama yaitu rendahnya estrogen dapat menurunkan laju metabolisme. Ini berarti ada lebih banyak kalori yang disimpan dalam tubuh dibandingkan yang dibakar. Kalori berlebih dapat berubah menjadi lemak.
Kedua, rendahnya estrogen bisa mengurangi efektivitas tubuh dalam memetabolisme gula darah menjadi energi.
Sama seperti kalori, glukosa yang yang berlebih juga bisa meningkatkan penyimpanan lemak dalam tubuh. Mengacu pada penelitian yang terdapat dalam Obesity Reviews, kondisi ini terjadi terutama pada bagian perut.
Ketiga, hasil penelitian pada hewan sebagaimana dilansir dari WebMD menunjukkan bahwa hewan yang memiliki jumlah estrogen rendah cenderung makan lebih banyak dan tidak aktif bergerak.
Gabungan ketiga kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan pertambahan berat badan.
2. Faktor selain hormon
Meskipun pengaruhnya amat besar, perubahan jumlah estrogen bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan berat badan naik setelah menopause.
Sering kali, kenaikan berat badan justru disebabkan oleh faktor-faktor seperti berikut:
Berkurangnya massa otot
Seiring bertambahnya usia massa otot akan berkurang sedangkan lemak justru meningkat. Kondisi ini membuat wanita yang sudah melewati usia menopause semakin sulit mempertahankan berat badan.
Faktor keturunan
Jika Anda memiliki kerabat atau orangtua yang obesitas, Anda berkemungkinan mengalami kondisi yang sama.
Kurang tidur
Gejala menopause bisa mengganggu istirahat, bahkan memangkas jam tidur. Jam tidur yang kurang dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan memicu kenaikan berat badan.
Kurang bergerak
Wanita pada masa menopause tidak lagi memiliki energi yang besar untuk berolahraga. Kurangnya kebiasaan berolahraga semasa muda juga bisa membuat Anda enggan berolahraga ketika tua.
Akibatnya, tubuh tidak membakar cukup banyak kalori sehingga berat badan naik setelah menopause.
Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat sedari muda akan berlangsung menahun jika tidak diperbaiki. Dampaknya adalah kelebihan berat badan, obesitas, hingga kenaikan berat badan usai melewati masa produktif.
Menopause akan memberikan tantangan tersendiri, baik dalam segi fisik maupun emosional. Kumpulan gejalanya, terhentinya menstruasi, hingga berat badan yang naik setelah menopause tentu memberikan dampak yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Meskipun sulit dihindari, Anda bisa meminimalisasi dampaknya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan mencukupi kebutuhan istirahat.
Kebiasaan baik ini juga akan membantu Anda menghadapi perubahan yang terjadi selama dan sesudah menopause.
Berapa Banyak Kalori yang Anda Butuhkan?
Selain rajin berolahraga, mengetahui berapa banyak asupan kalori yang harus dikonsumsi juga penting untuk menjaga kesehatan. Cari tahu kalori harian yang Anda butuhkan di sini.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.