Definisi
Apa itu hipersplenisme?
Hipersplenisme adalah suatu kelainan yang menyebabkan limpa menjadi terlalu aktif overeaktif sehingga menghancurkan sel darah dengan cepat dan prematur.
Limpa adalah organ yang terletak di perut kiri atas. Fungsi limpa adalah untuk mengeluarkan sel darah yang abnormal, menua, atau tertutup antibodi dari aliran darah tubuh.
Pada hipersplenisme, fungsi normal limpa dipercepat secara abnormal sehingga limpa mulai menghancurkan dan membuang sel darah sehat yang masih berfungsi normal secara otomatis.
Kondisi ini dipercaya disebabkan oleh berbagai gangguan lain. Kondisi ini terbagi menjadi dua. Pertama, hipersplenisme primer (idiopatik) yang terjadi karena adanya kelainan pada limpa. Kedua, adalah yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya.
Apabila penyebab kondisi ini adalah penyakit lain, seperti malaria kronis, rheumatoid arthritis, tuberkulosis, atau tumor, kondisi ini disebut sebagai hipersplenisme sekunder. Penelitian menunjukkan bahwa, pada umumnya, gangguan limpa yang terjadi pada seseorang hampir selalu yang tipe sekunder.
Seberapa umum kondisi ini terjadi?
Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 1998, jumlah kasus hipersplenisme yang terdiagnosis di Amerika Serikat masih kecil (sekitar 10.000 kasus) untuk pria dan wanita. Studi terbaru menunjukkan 2 – 5,6% individu memiliki pembesaran limpa (slenomegali) ketika pemeriksaan fisik, yang sering dikaitkan dengan hipersplenisme.
Namun, hipersplenisme dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-Tanda dan Gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala hipersplenisme?
Ada berbagai tanda-tanda dan gejala untuk kondisi ini. Berikut tanda-tanda dan gejala yang umum terjadi, meliputi:
- Pembesaran limpa
- Kadar salah satu atau beberapa sel darah yang rendah
- Merasa kenyang terlalu cepat setelah makan
- Sakit perut pada bagian kiri
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Diagnosis dan perawatan dini dapat menghentikan kondisi ini memburuk dan mencegah kondisi medis darurat lainnya. Untuk itu, bicarakan dengan dokter Anda segera untuk menghindari kondisi serius ini terjadi.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Penyebab
Apa penyebab hipersplenisme?
Terdapat beberapa hal yang dipercaya menjadi penyebab utama hipersplenisme, antara lain:
- Sirosis (penyakit hati tahap lanjut)
- Limfoma
- Malaria
- Tuberkulosis
- Berbagai penyakit jaringan ikat dan peradangan
Diagnosis & Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Bagaimana hipersplenisme didiagnosis?
Diagnosis untuk penyakit ini memerlukan pengalaman individu, seperti gejala yang meliputi mudah memar, rentan terhadap penyakit bakteri, demam, lemah, palpitasi jantung, serta ulkus pada mulut dan kaki. Banyak individu mengalami pembesaran limpa (splenomegali) yang dapat mengganggu lambung, menyebabkan sakit pada lambung bagian kiri, serta rasa kenyang berlebih meskipun baru makan sedikit atau baru saja mulai makan.
Gejala lain dapat berasal dari penyakit penyebab (seperti malaria dan tuberkulosis) yang menyebabkan penyakit ini.
Mengingat banyaknya kemungkinan gejala untuk penyakit ini, diperlukan riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan untuk menegakkan diagnosis. Hipersplenisme jarang didiagnosis berdasarkan gejala saja. Biasanya, penyakit ini baru akan ditemukan secara jelas apabila telah diketahui adanya kondisi medis (penyakit) tertentu yang menjadi penyebab dan penemuan dokter terkait pembesaran limpa saat pemeriksaan fisik tubuh pasien.
Gejala yang paling umum terkait adalah kekenyangan atau kurang nafsu makan. Pemeriksaan dokter dan penekanan pada area perut (palpitasi) dapat menunjukkan pembesaran limpa yang abnormal (splenomegali) atau hati yang menyusut dan keras (sirosis). Pemeriksaan dengan stetoskop dapat menunjukkan suara vaskular yang abnormal. Demam, memar, dan ulkus juga dapat dipastikan dengan pemeriksaan ini.
Beberapa tes dapat direkomendasikan oleh dokter, seperti tes darah, meliputi penghitungan darah perifer lengkap (DPL), untuk melihat jumlah berbagai tipe sel darah. Tes tersebut biasanya menunjukkan penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), sel darah merah (anemia) dan platelet (trombositopenia).
Tes diagnostik lain (seperti tes fungsi hati, CT scan, MRI dan ultrasonik) juga digunakan untuk mengonfirmasikan pembesaran limpa (splenomegali). Pengecekan sumsum tulang juga dapat membantu mengidentifikasi berbagai penyebab hipersplenisme, seperti leukemia, limfoma, dan penyebaran kanker.
Bagaimana cara mengobati hipersplenisme?
Kebanyakan individu dengan hipersplenisme sekunder memerlukan terapi untuk menyembuhkan penyakit utamanya (seperti malaria kronis atau tuberkulosis). mengobati penyakit utamanya akan membantu mencegah rusaknya sel darah dan kemungkinan pembesaran limpa.
Umumnya, perawatan untuk penyakit utama harus dilakukan sebelum pertimbangan pengangkatan limpa (splenektomi). Operasi pengangkatan limpa (splenektomi) sering kali digunakan untuk mengatasi hipersplenisme primer.
Indikasi untuk splenektomi biasanya juga harus disertai dengan berkurangnya platelet atau sel imun dengan drastis, keterlibatan langsung limpa pada penyakit seperti leukemia dan limfoma, dan penyebaran kanker dari organ lain ke limpa. Setelah splenektomi, individu akan perlu imunisasi untuk melawan bakteri tertentu, seperti Streptococcus pneumonia (bakteri penyebab pneumonia).
Pencegahan
Apa saja yang bisa saya lakukan untuk mencegah dan mengobati hipersplenisme?
Setelah perawatan yang tepat, aktivitas kerja mungkin perlu dibatasi untuk mengurangi potensi trauma yang dapat menyebabkan kerobekan limpa. Individu dengan kondisi ini mungkin memerlukan cuti sakit yang lebih sering untuk dapat merawat berbagai kelainan dan kompikasi yang muncul.
Apabila operasi diperlukan, pasien mungkin membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama untuk pemulihan. Konsultasikanlah dengan dokter Anda apabila memiliki pertanyaan terkait kondisi ini.
[embed-health-tool-bmi]