backup og meta

Sorbitol, Gula Alkohol yang Banyak Ditemukan pada Makanan

Sorbitol, Gula Alkohol yang Banyak Ditemukan pada Makanan

Ada banyak jenis gula, salah satunya sorbitol. Anda mungkin belum memahami lebih dalam mengenai jenis gula ini. Padahal, makanan atau produk yang sering Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari mengandung gula ini.

Yuk, kenali jenis gula ini lebih dalam dengan membaca ulasan berikut ini!

Apa itu sorbitol?

Sorbitol adalah salah satu jenis dari gula alkohol yang merupakan senyawa larut dalam air yang terjadi secara alami pada banyak buah dan sayur.

Jenis gula alkohol ini pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Perancis di dalam buah pada tahun 1872. Namun, dengan berkembangnya teknologi, jenis gula alkohol ini mulai diproduksi secara komersial dalam bentuk cair dan kristal.

Menurut situs Food Insight, gula alkohol ini rasanya halus, manis, dan dingin di dalam mulut. Tingkat kemanisan sorbitol sekitar 60% semanis sukrosa, tapi dengan sepertiga kalori lebih sedikit.

Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika (FDA) menyebutkan bahwa jenis gula alkohol ini aman digunakan, begitu pula di Indonesia.

Manfaat sorbitol

Berikut beberapa manfaat sorbitol yang bisa Anda peroleh.

1. Menjaga kesehatan gigi

Jenis gula alkohol ini diketahui memiliki sifat nonkariogenik. Artinya, gula alkohol ini tidak lagi diuraikan oleh bakteri mulut.

Bakteri tersebut biasanya memecah gula dan pati untuk melepaskan asam. Asam tersebutlah yang dapat menyebabkan gigi berlubang atau erosi email gigi.

Manfaatnya ini membuat sorbitol sering kali ditambahkan pada permen karet bebas gula. Terlebih, aktivitas mengunyah permen karet juga melindungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang dengan meningkatkan aliran air liur.

Selain permen karet, gula alkohol ini kadang ditambahkan pada permen atau obat kumur.

2. Tidak menyebabkan kenaikan gula darah yang cepat

Sorbitol memiliki sifat manis, tetapi satu keuntungan utamanya adalah bahwa gula ini memiliki dampak yang lebih rendah terhadap peningkatan gula darah dibandingkan dengan gula biasa.

Proses metabolisme sorbitol memerlukan lebih banyak waktu dan energi, sehingga tidak menyebabkan lonjakan glukosa darah yang tajam.

Meskipun sorbitol tidak menyebabkan peningkatan gula darah yang cepat, sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung gula alkohol dalam batas yang disarankan.

3. Obat pencahar

Sorbitol digunakan dalam beberapa obat pencahar karena sifatnya sebagai gula alkohol yang dapat menyebabkan efek pencahar atau efek laksatif pada tubuh.

Jenis gula ini bekerja sebagai agen osmotik, yang berarti ia menarik air ke dalam usus dari jaringan sekitarnya. Ketika gula alkohol ini masuk ke usus, gula akan menarik air ke dalam saluran pencernaan sehingga meningkatkan volume dan melembutkan tinja.

Itulah sebabnya, ketika Anda susah buang air, makan buah bisa membantu melancarkan BAB yang keras karena kandungan gula alkohol di dalamnya.

Kegunaan sorbitol lainnya

Sorbitol sangat stabil dan secara kimiawi tidak reaktif. Sifatnya membuat gula alkohol ini dapat menahan suhu tinggi dan tidak menimbulkan kecokelatan pada proses pemasanan.

Oleh karena itu, gula alkohol ini digunakan dalam produksi kue kering yang jika melewati proses pemanasan tidak menimbulkan warna kecokelatan.

Jenis gula alkohol juga cocok ditambahkan dengan bahan makanan lain, seperti gula, zat pembentuk gel, protein dan lemak nabati.

Sorbitol juga sering kali ditambahkan pada permen karet, permen, makanan beku, dan mouthwash.

Efek samping bila menggunakan sorbitol berlebihan

Infeksi rotavirus diare

Meski fungsi gula alkohol ini melimpah, penggunaannya secara berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Bila dikonsumsi dalam bentuk makanan, biasanya akan menimbulkan perut kembung, kram perut, gangguan pencernaan, dan diare.

Jumlah sorbitol yang dapat dikonsumsi secara aman dapat bervariasi tergantung pada toleransi individu dan kondisi kesehatan.

Namun, sebagai panduan umum, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menetapkan batas konsumsi harian untuk sorbitol pada 50 gram per hari.

Buah apa saja yang mengandung sorbitol?

  • Aprikot.
  • Persik.
  • Plum.
  • Ceri.
  • Apel.
  • Pir.
  • Anggur (khususnya anggur merah).
Sorbitol juga dapat ditemukan dalam beberapa sayuran seperti jagung manis dan bayam.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sorbitol

Walaupun tidak ada batasan asupannya per hari, Anda perlu memperhatikan bahwa gula alkohol tidak hanya ada pada buah dan sayur saja. Permen atau kue kering yang Anda konsumsi juga mengandung jenis gula alkohol ini.

Oleh karena itu, pastikan tidak mengonsumsi kue kering, atau makanan yang mengandung gula alkohol ini secara berlebihan.

Khusus untuk pengidap diabetes atau resistensi insulin, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut mengenai asupan gula akohol kepada dokter, agar konsumsinya tetap aman.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kris Sollid, R. (2019). What is Sorbitol? Retrieved 4 January 2024, from https://foodinsight.org/what-is-sorbitol/ 

Liauw, S., & Saibil, F. (2019). Sorbitol. Canadian family physician Medecin de famille canadien, 65(8), 557–558.

Sorbitol. (2022). Retrieved 4 January 2024, from https://www.cspinet.org/article/sorbitol 

Sorbitol: What is it and where is it used? (2023). Retrieved 4 January 2024, from https://www.drugs.com/inactive/sorbitol-119.html 

Yale New Haven Health. (N.d.). Retrieved 4 January 2024, from https://www.ynhh.org/services/nutrition/sugar-alcohol 

CFR – Code of Federal Regulations Title 21. (n.d.). Retrieved 4 January 2024, from https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=184.1835&SearchTerm=sorbitol

Versi Terbaru

08/01/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Serba-serbi Prebiotik, Serat Unik yang Jadi Makanan Bakteri Usus

Pati Resisten, Karbohidrat Sehat yang Bantu Turunkan Gula Darah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 08/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan