backup og meta

Perbedaan Cacar Air dan Cacar Api Berdasarkan Penularan dan Ciri-Cirinya

Perbedaan Cacar Air dan Cacar Api Berdasarkan Penularan dan Ciri-Cirinya

Bintik-bintik merah atau lenting yang terasa gatal di kulit merupakan gejala utama penyakit cacar air. Namun, lenting yang gatal juga menjadi gejala utama dari herpes zoster atau cacar api. Keduanya memang merupakan penyakit berbeda, tapi saling berkaitan. Nah, bagaimana cara membedakan dua penyakit ini? Simak secara lebih lengkapnya pembahasan mengenai perbedaan cacar air dan cacar api ini.

Penyebab cacar air dan cacar api

Penderita gejala cacar air dan cacar api

Baik cacar air maupun cacar api sama-sama disebabkan oleh infeksi virus herpes yaitu varicella-zoster. Karena virus penyebabnya sama, gejala utama yang ditimbulkan juga hampir serupa. Pada kulit Anda akan muncul ruam kulit berupa bintik-bintik kemerahan di sekujur tubuh. Bintik merah ini menimbulkan rasa gatal yang sangat kuat.

Biasanya bintik merah ini akan berubah jadi lenting kecil yang berisi cairan. Lama-lama lenting akan mengering membentuk keropeng, dan apabila terus digaruk akan meninggalkan bekas luka di permukaan kulit Anda.

Cacar api berasal dari cacar air

Meskipun cacar api dan cacar air disebabkan oleh virus yang sama, perbedaan kemunculan kedua penyakit adalah cacar api dialami oleh orang yang pernah terjangkit cacar air. Saat pertama kali Anda terinfeksi virus varicella-zoster, Anda akan mengalami cacar air.

Setelah sembuh dari cacar air, virus ini tetap tinggal di dalam tubuh, tapi tidak aktif memperbanyak diri (dorman). Virus ini tepatnya bersembunyi di bagian sel-sel saraf. Penyakit cacar api muncul ketika terjadi reaktivasi virus varicella-zoster yang semula dorman di dalam tubuh.

Penyebab mengapa virus varicella-zoster kembali aktif menginfeksi sebenarnya belum diketahui secara pasti.  Namun, salah satu penelitian dalam The Science Journal of the Lander College memperoleh kaitan reaktivasi virus dengan kondisi sistem imun yang melemah. Kondisi stres yang berat bahkan bisa ikut memicu terjadinya reaktivasi.

Oleh karena itu, orang-orang dengan penyakit yang menyerang sistem imun seperti HIV atau kanker yang sebelumnya pernah terinfeksi cacar air berisiko tinggi untuk mengalami reaktivasi.

Infeksi virus varicella-zoster yang kedua inilah yang disebut penyakit cacar api atau herpes zoster. Serangan penyakit ini bisa terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun. Oleh karena itu, apabila Anda pernah terkena penyakit cacar air sewaktu kecil, Anda berisiko mengalami herpes zoster di saat dewasa. 

Perbedaan penularan cacar air dan cacar api

bintik cacar air

Cacar air adalah penyakit kulit yang sangat menular. Penularannya bisa terjadi melalui udara atau melalui droplet yang dikeluarkan saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Anda juga bisa tertular cacar bersentuhan dengan lenting orang yang sedang menderita cacar air.

Perbedaan cacar air dan cacar api selanjutnya aadalah penyakit cacar api tidak menular seperti cacar air. Akan tetapi, saat orang di sekitar Anda kena herpes zoster, virus varicella-zoster ini masih mungkin menyebar.

Jika Anda tidak terinfeksi cacar air sebelumnya dan Anda berdekatan dengan orang yang terkena cacar api, Anda memang tidak akan terkena cacar api, tapi Anda tetap punya risiko tertular virus varicella-zoster dan terkena cacar air.

Perbedaan ciri-ciri cacar air dan cacar api

bintik herpes zoster

Kendati keduanya memiliki bentuk gejala utama yang sama-sama mengganggu, ternyata terdapat ciri-ciri lain yang dapat menjadi perbedaan cacar air dan cacar api.

Jika ruam berbentuk bintik merah pada gejala cacar air akan berubah menjadi lenting yang menimbulkan rasa gatal, sedangkan pada cacar api lenting tersebut tidak sekadar menimbulkan rasa gatal tapi juga rasa perih.

Ruam pada cacar air biasanya bisa dengan cepat berubah mengering. Waktu penyembuhannya hanya berkisar 1 minggu ditandai dengan keropeng cacar air yang mengelupas atau meninggalkan bekas cacar air yang sulit hilang.

Sementara cacar api memerlukan waktu yang lebih lama, ruam akan mengering dan hilang dengan sendirinya selama 3-5 minggu.

Perbedaan cacar air dan cacar api juga diperlihatkan melalui penyebaran ruam kulit pada tubuh. Ruam cacar air mulanya di temukan di bagian tengah tubuh seperti wajah dan badan bagian depan.

Pada cacar api, ruam cenderung menyebar di salah satu sisi tubuh dengan kumpulan bintik-bintik yang lebih memusat di satu area. Namun, secara bertahap ruam juga bisa muncul pada wajah dan kulit kepala.

Perbedaan cacar air dan cacar dari gejala awal

Ciri-ciri yang paling menjadi perbedaan cacar api dan cacar air adalah gejala awal kedua penyakit. Sebelum munculnya bintik-bintik merah, kedua jenis cacar yang disebabkan infeksi varicella-zoster akan menunjukkan gangguan kesehatan tertentu.

Dalam 1-2 hari sebelum munculnya ruam, penyakit cacar air akan menunjukkan gejala awal, seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri sendi dan otot
  • Kelelahan dan perasaan tidak enak badan

Demam biasanya berlangsung selama 3 sampai 5 hari, tapi kenaikan temperatur tubuh umumnya tidak melebihi 39℃. Selain gangguan kesehatan seperti di atas, penderita juga bisa mengalami batuk dan bersin.

Dua hingga empat hari sebelum ruam muncul, penyakit cacar api menunjukkan gejala seperti rasa gatal dan rasa nyeri yang menusuk di kulit. Rasa nyeri yang dirasakan tepatnya berasal dari sistem saraf di dalam kulit.  Secara umum inilah gejala awal yang dialami penderita cacar api:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Gatal-gatal di kulit
  • Rasa nyeri di kulit
  • Tubuh menggigil
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Nyeri di perut

Ciri-Ciri Cacar Api yang Wajib Dikenali, Jika Anda Sudah Pernah Kena Cacar Air

Manakah yang lebih berbahaya?

Berdasarkan perbedaan tingkat keparahan penyakit secara umum adalah gejala cacar air bersifat lebih ringan daripada gejala cacar api.

Dari waktu penyembuhan kedua penyakit, gejala cacar air juga dapat mereda dalam waktu yang lebih singkat dari cacar api. Apalagi cacar air pada anak-anak biasanya jauh lebih cepat masa penyembuhannya dibandingkan dengan cacar air yang di alami orang dewasa.

Dibandingkan cacar air, cacar api dapat menimbulkan gejala yang lebih parah dan berlangsung dalam jangka waktu panjang, yaitu berbulan-bulan. Dalam kondisi ini, cacar api akan semakin sulit untuk disembuhkan.

Menurut National Foundation for Infectious Disease, tak jarang rasa nyeri yang muncul bisa menimbulkan sensasi terbakar di kulit. Rasa nyeri bahkan bisa tetap muncul sekalipun ruam di kulit telah hilang. Gangguan rasa nyeri pada sistem saraf kulit yang terjadi pasca penyembuhan cacar api disebut dengan post-herpetic neuralgia (PHN).

Untuk mengatasi gangguan ini, dibutuhkan obat cacar api seperti jenis anti-konvulsan yaitu carbamazepine, pregabalin atau gabapetine.

PHN lebih umum dialami oleh orang lanjut usia yang mengalami reaktivasi virus varicella-zoster. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur penderita, maka kedua penyakit kulit ini sama-sama berisiko menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius.

Penyakit cacar air memang lebih cepat sembuh, tapi gejalanya bisa sangat mengganggu aktivitas. Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan cacar air yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nussbaum, R. (2014). Theories on Varicella Zoster Virus Reactivation Based on Shingles Patterns. The Science Journal of the Lander College of Arts and Sciences, 8 (1).Retrieved 13 March 2020 from https://touroscholar.touro.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1082&context=sjlcas

Mayo Clinic. (2020). Shingles – Symptoms and causes. Retrieved 9 November 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shingles/symptoms-causes/syc-20353054

Penn Medicine. (2020). 4 Ways Shingles Is More Than Just Adult Chickenpox. Retrieved 9 November 2020, from https://www.pennmedicine.org/updates/blogs/health-and-wellness/2018/november/shingles

National Foundation of Infectious Diseases. (2019). Shingles Myths and Facts. Retrieved 9 November 2020, from https://www.nfid.org/infectious-diseases/shingles-myths-and-facts-for-consumers/

Versi Terbaru

05/02/2021

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

Infeksi Cytomegalovirus

Mengenali Proses Penularan Virus Cacar Air dan Cara Mencegah Penyakitnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 05/02/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan