Tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti kebersihan lingkungan di sekitar kita. Tahukah Anda bahwa setidaknya ada 80 jenis jamur yang hinggap di permukaan tubuh manusia? Hal ini diungkapkan dalam penelitian dari National Institutes of Health di Amerika. Nah, jamur jenis Candida albicans adalah satu di antaranya. Apa itu Candida albicans dan apa bahaya yang bisa ditimbulkan jamur ini?
Candida albicans adalah jamur yang tidak boleh disepelekan
Sebenarnya, Candida albicans adalah salah satu jamur yang habitat aslinya memang berada di tubuh manusia.
Jamur Candida banyak ditemukan pada saluran pencernaan, mulut, vagina, rektum (saluran lubang anus), dan bagian tubuh lain yang bersuhu hangat.
Dalam batas wajar, Candida albicans tidak berbahaya. Keberadaan jamur ini biasanya bisa terkendali dengan baik jika tubuh manusia memiliki sistem kekebalan yang baik.
Namun, jamur ini baru akan menyebabkan masalah dan menimbulkan infeksi ketika populasinya berkembang biak di luar kendali.
Saat jumlah jamur Candida albicans di dalam tubuh melebihi batas wajar, hal ini berisiko menyebabkan infeksi berbahaya yang dapat menyebar ke berbagai organ tubuh, seperti aliran darah, jantung, ginjal, atau otak.
Apa saja penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans?
Candida albicans adalah jenis jamur Candida yang biasa menyebabkan infeksi candidiasis.
Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja.
Akan tetapi, orang-orang yang berisiko terkena infeksi Candida albicans biasanya meliputi:
- orang yang sedang minum antibiotik (terutama mereka yang mengkonsumsi antibiotik dalam jangka panjang),
- orang yang memakai gigi palsu,
- pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan,
- orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang dapat menurunkan sistem daya tahan tubuh, seperti HIV atau diabetes, dan
- bayi.
Selain itu, infeksi jamur Candida juga bisa mengakibatkan beberapa penyakit berikut ini:
1. Infeksi jamur vagina
Pertumbuhan jamur Candida albicans yang kelewat batas bisa menimbulkan infeksi pada alat kelamin Anda.
Bakteri Lactobacillus dalam vagina seharusnya bertugas untuk menjaga agar jumlah jamur Candida tetap normal.
Namun, bila jumlah bakteri Lactobacillus tergangggu dapat memengaruhi pertumbuhan Candida sehingga berujung pada penyakit infeksi.
Disamping itu, Anda bisa mengalami infeksi jamur vagina setelah melakukan hubungan seksual yang tidak aman.
Jika ini terjadi, muncul beberapa gejala infeksi jamur di alat kelamin, seperti:
- rasa terbakar saat berhubungan seks dan buang air kecil,
- area vagina terasa gatal,
- pembengkakan, iritasi, serta kemerahan di area sekitar vagina, dan
- keputihan yang tidak normal.
Infeksi jamur Candida juga bisa menginfeksi alat kelamin pria sehingga menimbulkan ruam pada penis.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika pasangan Anda memiliki infeksi jamur vagina.
2. Plak putih di mulut
Candida albicans yang tumbuh berlebihan di mulut dapat menimbulkan infeksi berupa plak putih.
Kondisi ini dikenal juga sebagai Candidiasis oral atau infeksi candidiasis (kandidiasis) pada mulut.
Dalam kasus yang parah, infeksi jamur di mulut ini bisa menyebar hingga ke kerongkongan.
Gejala infeksi jamur di mulut biasanya berupa:
- muncul bintik-bintik putih di dalam mulut,
- rasa sakit atau terbakar di dalam mulut,
- kemerahan di sudut atau dalam mulut,
- kesulitan makan atau menelan, dan
- kehilangan selera makan.
Infeksi kandidiasis oral yang tidak segera diobati bisa berdampak pada timbulnya infeksi Candida sistemik, terutama pada orang yang punya sistem kekebalan tubuh lemah.
3. Infeksi saluran kencing
Selain menyerang mulut dan vagina, jamur Candida bisa dibilang sebagai salah satu penyebab dari infeksi saluran kencing (ISK).
Sebagian besar infeksi ini terjadi pada bagian bawah saluran kemih, bahkan hingga naik ke ginjal.
Tidak sedikit orang yang mengalami infeksi saluran kencing (ISK) mengaku tidak merasakan gejala apapun.
Namun, ketika gejala ISK muncul, biasanya menimbulkan keluhan seperti:
- frekuensi buang air kecil meningkat,
- rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil,
- nyeri perut atau panggul, dan
- ada darah di dalam urin.
4. Candidemia
Candida albicans adalah infeksi jamur yang tidak hanya dapat menyerang bagian luar tubuh, tetapi juga mengalir masuk di dalam aliran darah Anda.
Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh infeksi Candida albincans dalam darah yakni Candidemia.
Karena menyerang aliran darah, maka gejala yang ditimbulkan oleh Candidemia menyerupai gejala penyakit sepsis, mulai dari demam, penurunan fungsi ginjal, hingga syok.
5. Intra abdominal candidiasis
Intra abdominal candidiasis, atau yang biasa disebut sebagai Candida peritonitis, adalah peradangan yang terjadi pada lapisan perut bagian dalam akibat ulah infeksi jamur Candida.
Ada banyak spesies Candida lainnya yang bisa menyebabkan ini, tetapi memang sebagian besar kasusnya disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Gejala intra abdominal candidiasis yang bisa muncul berupa:
- perut terasa sakit atau kembung,
- demam,
- mual dan muntah,
- mudah lelah,
- diare berat, dan
- nafsu makan menurun.
6. Meningitis jamur
Meningitis jamur atau fungal meningitis adalah infeksi pada otak dan saraf tulang belakang.
Infeksi dapat terjadi jika jamur Candida memasuki aliran darah dan terbawa menuju otak.
Beberapa tanda dan gejala yang harus diwaspadai jika jamur telah menginfeksi otak dan saraf tulang belakang adalah sebagai berikut:
- demam,
- sakit kepala,
- leher kaku,
- mual dan muntah,
- fotofobia (mata lebih sensitif terhadap cahaya), dan
- kondisi mental terganggu.
Apa saja pengobatan untuk infeksi Candida albicans?
Infeksi Candida albicans yang tidak segera diobati dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.
Jadi, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter bila Anda merasa muncul gejala yang tidak biasa dalam tubuh.
Dokter akan memberikan diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebab awal munculnya jamur Candida albicans.
Anda mungkin disarankan untuk menggunakan obat anti jamur yang berbentuk krim atau pil.
Berikut adalah obat-obatan yang umum diresepkan untuk penyakit-penyakit akibat candidiasis (kandidiasis):
- Echinocandin (caspofungin)
- Fluconazole
- Amphotericin B
Dosis dan lama waktu pemberian obat dapat bergantung pada banyak faktor, mulai dari usia, jenis kelamin, lokasi infeksi jamur, serta tingkat keparahannya.