Meskipun normal, mudah marah pada anak bisa menimbulkan masalah, terutama jika perilaku tersebut tidak terkendali atau agresif. Jika buah hati Anda sering mengalami kondisi yang demikian, maka sebaiknya jangan langsung menghukum atau berbalik marah kepada anak.
Lantas, bagaimana tips agar anak tidak mudah marah? Baca terus untuk mengetahui cara menghadapi anak yang pemarah dalam artikel ini.
Apa penyebab anak suka marah?
Kebanyakan anak memang terkadang suka mengamuk atau tantrum, terutama ketika mereka merasa kesal atau tidak ingin melakukan sesuatu yang diminta oleh orangtua atau pengasuh.
Ini merupakan bagian dari perkembangan emosi anak. Dalam hal ini, anak sedang belajar mengelola emosinya.
Namun, jika perilaku seperti ini terjadi secara berulang atau anak kesulitan mengendalikan emosinya dalam waktu yang lama, hal ini bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih serius.
Merangkum situs Child Mind Institute, berikut adalah beberapa penyebab anak kecil marah yang perlu orangtua ketahui.
1. Frustrasi
Penyebab anak suka marah yang paling umum adalah ketika mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau saat diminta melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai.
Misalnya, anak yang ingin bermain dengan mainannya tetapi harus berhenti untuk makan atau tidur sering merasa frustrasi.
Pada usia tertentu, mereka belum sepenuhnya bisa mengontrol emosi atau mencari cara lain untuk mengekspresikan perasaan mereka.
2. Faktor genetik
Melansir dari Yale Medicine, faktor keturunan atau genetik juga bisa memainkan peran dalam bagaimana anak mengelola emosi.
Beberapa anak mungkin memang secara alami lebih mudah marah atau agresif, yang dapat dipengaruhi oleh faktor biologis atau kimia dalam otak mereka.
Misalnya, ketidakseimbangan neurotransmitter atau faktor hormonal dapat memengaruhi bagaimana anak merespons rangsangan dan mengatur perasaan mereka.
3. Trauma
Anak yang mengalami situasi yang tidak aman atau tidak nyaman di rumah, seperti trauma pada anak, pengabaian, atau ketidakharmonisan keluarga, dapat menunjukkan perilaku negatif atau mengganggu di sekolah.
Anak yang merasa cemas atau tidak terlindungi di rumah mungkin tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas.
Sebagai akibatnya, mereka bisa menunjukkan perilaku yang agresif, mengintimidasi teman-temannya, atau bertindak buruk di sekolah sebagai cara untuk mengekspresikan rasa frustrasi atau ketidaknyamanan mereka.
4. Kondisi kesehatan mental
Anak dengan gangguan perilaku tertentu, seperti ADHD, oppositional defiant disorder (ODD), atau autisme, sering kali kesulitan dalam mengelola emosi mereka.
Si Kecil dengan ADHD, misalnya, dapat mengalami impulsivitas dan hiperaktivitas yang membuatnya lebih sulit untuk mengontrol emosi, dan dapat berperilaku marah ketika diminta untuk mengikuti aturan.
Anak dengan autisme juga dapat merasa kewalahan dan marah ketika ada perubahan mendadak dalam rutinitas atau mereka kesulitan berkomunikasi.
Tips menghadapi anak yang mudah marah
Memiliki anak yang mudah marah atau ngambekan memang sangat menguji kesabaran dan bisa membuat frustrasi dalam menghadapinya.
Nah, tidak jarang hal ini membuat orangtua jadi ikut tersulut emosinya, alih-alih menenangkan atau membantu anak untuk bisa mengendalikan amarahnya.
Banyak orangtua justru kerap melakukan kesalahan dengan sengaja membiarkannya, balik memarahinya, menghukum anak, atau hingga melakukan kekerasan fisik untuk sekadar membuat si Kecil diam.
Agar terhindar dari kesalahan tersebut, berikut ini beberapa tips agar Anda tidak mudah marah pada anak dan dapat membantu mengendalikan emosi si Kecil.
1. Ketahui penyebab kemarahan anak
Hal pertama yang perlu dilakukan jika anak mudah marah adalah Anda harus mengetahui dulu penyebab kemarahan si Kecil.
Entah itu karena memiliki permasalahan di sekolah atau lingkungan mainnya.
Selain masalah tersebut, ada juga beberapa hal sederhana yang bisa jadi penyebab seorang anak mudah marah. Misalnya rasa lapar dan kondisi kesehatan anak.
Itu sebabnya, sebagai orangtua, Anda harus mencari tahu dan memastikan penyebab kemarahan si Kecil sehingga Anda lebih mudah mencari solusinya.
2. Peka terhadap perasaan si Kecil
Umumnya, anak-anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan dan mendapatkan sesuatu. Namun, sayangnya kemampuan mereka belum sekuat keinginannya.
Hal inilah yang kerap kali membuat si Kecil kesal dan melampiaskannya dengan marah-marah. Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting bagi Anda untuk memahami perasaan dan kebiasaan si Kecil.
Kenalilah kesukaan mereka akan sesuatu, memahami apa yang ingin atau tidak ingin mereka lakukan, dan lain sebagainya.
Upaya ini juga mampu membantu orangtua untuk lebih lebih mudah menggali potensi yang dimiliki anak. Dengan demikian, anak akan melakukan kegiatan yang memang mereka senangi.
3. Bangun komunikasi yang hangat
Sebagai orangtua, Anda juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Ini bisa dimulai dengan mendengarkan semua keluhannya karena pada dasarnya anak memang selalu ingin diperhatikan.
Dilansir dari Growing Early Minds, saat mendengar keluhan mereka, orangtua harus melakukannya dengan pendekatan kasih sayang.
Tak lupa juga untuk memberikan nasihat pada anak di waktu yang sangat tepat.
Itu sebabnya, membangun komunikasi yang hangat dengan anak-anak adalah hal yang harus dilakukan oleh orangtua.
Ketika komunikasi dengan anak sudah bisa terjalin dengan baik, maka ia bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan segala bentuk keinginannya kepada Anda.
4. Beri contoh yang baik
Anak-anak belajar banyak dari contoh orang dewasa di sekitar mereka.
Jika Anda bisa mengelola emosi Anda dengan baik, anak-anak akan belajar untuk meniru perilaku tersebut.
Tips agar anak tidak mudah marah, cobalah untuk tetap tenang saat menghadapi perilaku anak yang menguji kesabaran.
Gunakan kesempatan ini untuk menunjukkan cara yang lebih sehat dalam mengelola perasaan.
5. Hindari menasihati anak saat sedang marah
Ketika anak sedang kesal atau tantrum, hindari mencoba berbicara atau memberi nasihat pada saat itu.
Anak dalam kondisi emosional biasanya tidak mampu mendengar atau memahami apa yang Anda sampaikan.
Tunggu hingga anak tenang, dan pastikan Anda juga sudah dalam keadaan lebih terkendali.
Dengan demikian, percakapan dapat berlangsung dengan lebih efektif dan tanpa emosi berlebihan, sehingga anak lebih mudah menerima arahan atau penjelasan Anda.
6. Berusaha tetap sabar
Jika anak marah, biarkan mereka memiliki waktu untuk menenangkan diri.
Alih-alih langsung merespons dengan amarah, beri mereka ruang untuk menenangkan diri dan berbicara setelah mereka merasa lebih tenang.
Anda bisa membantu anak dengan berbicara secara lembut dan menawarkan pelukan atau kata-kata yang menenangkan.
7. Ajarkan anak disiplin
Menggunakan disiplin yang positif dan bukan hukuman fisik atau verbal adalah kunci dalam mengatasi perilaku marah pada anak.
Cobalah untuk menjelaskan konsekuensi dari tindakan anak dengan cara yang penuh kasih dan sabar.
Fokuskan pada penguatan perilaku positif dan beri pujian ketika anak menunjukkan perilaku baik.
Alih-alih memarahi anak secara berlebihan, Anda bisa mencoba meminta anak untuk berdiam diri sendirian di suatu ruangan atau menyita mainannya untuk sementara waktu.
Itu beberapa tips agar tidak murah pada anak saat ia sedang marah.
Perlu diingat bahwa dengan memahami penyebab anak suka marah, Anda dapat membantu si Kecil mengelola emosinya dan membuat Anda lebih sabar.
Kesimpulan
- Anak yang mudah marah adalah bagian normal dari proses belajar mengelola emosi, tetapi dapat menjadi tantangan jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat.
- Penyebabnya bervariasi, mulai dari frustrasi, faktor genetik, trauma, hingga kondisi kesehatan mental.
- Tips seperti memahami penyebab emosi anak, peka terhadap perasaannya, membangun komunikasi yang hangat, memberikan contoh yang baik, dan mengajarkan disiplin positif dapat membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.
- Dengan pendekatan yang penuh kesabaran dan kasih sayang, orangtua dapat mendukung perkembangan emosional anak secara optimal.
[embed-health-tool-vaccination-tool]