backup og meta

Antara Ayam dan Ikan, Mana yang Lebih Sehat sebagai Lauk?

Antara Ayam dan Ikan, Mana yang Lebih Sehat sebagai Lauk?

Mana yang lebih Anda sukai sebagai lauk, apakah makan ayam atau ikan? Keduanya sama-sama makanan sumber protein yang dibutuhkan tubuh, tetapi memiliki kandungan gizi yang berbeda. Lantas, dari kedua sumber protein ini, mana yang lebih sehat dan bergizi?

Lebih baik makan ayam atau ikan untuk lauk?

Ikan dan ayam memiliki manfaatnya sendiri berkat berbagai kandungan zat gizi yang ada di dalamnya. Kandungan protein dalam daging ayam dan ikan cukup tinggi, bahkan tidak kalah dengan daging sapi.

Berikut ini perbandingan kedua sumber protein hewani ini dari segi kandungannya.

1. Kandungan protein

Satu potong ayam segar bagian paha atau dada ukuran sedang tanpa kulit yang kira-kira beratnya 100 gram punya kandungan protein sebanyak 22,5 gram.

Sementara itu, ikan dengan berat yang sama mengandung 23 gram protein. Jadi, kandungan protein keduanya sama besar.

2. Kandungan lemak

Jika dibandingkan dengan daging merah, tentu daging ikan dan ayam punya kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit.

Dengan catatan daging ayam yang Anda konsumsi itu tanpa kulit, ya! Pasalnya, kulit ayam memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi.

Jika Anda makan potongan ayam, dada atau paha tanpa kulit dan tidak diolah dengan cara digoreng, lemaknya hanya sekitar 2 gram saja.

Dengan berat dan cara pengolahan yang sama, satu potong ikan juga punya lemak sebanyak 4 gram.

3. Jenis lemak

Meski sama-sama mengandung lemak, tetapi yang membedakan kedua sumber protein ini adalah jenis lemaknya. Lemak ikan adalah jenis asam lemak omega-3

Meski tidak semua jenis ikan memilikinya, omega-3 sudah terbukti baik untuk membantu menormalkan kolesterol, tekanan darah, serta mencegah radikal bebas terbentuk dalam tubuh.

Asam lemak omega-3 hanya terdapat pada ikan-ikan laut dalam, seperti salmon, sarden, dan tuna.

4. Mineral dan vitamin

Ayam dan ikan juga sama-sama diperkaya oleh berbagai mineral dan vitamin. Contohnya, zat besi. Namun ketika dibandingkan, ayam cenderung punya zat besi yang lebih banyak, apalagi pada hati ayam. 

Setiap 100 gram hati ayam yang sudah dimasak mengandung zat besi sekitar 15,8 mg. Sementara dalam 100 gram ikan tuna dan sarden ada sebanyak 2,92 mg zat besi.

Perlu diingat, ikan memiliki banyak jenis dan ukuran yang berbeda-beda. Hal ini membuat zat gizi yang dikandungnya pun berbeda-beda.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah cara pengolahan kedua lauk hewani ini. Bila Anda ingin mempertahankan kandungan gizinya, sebaiknya hindari memasaknya dengan cara digoreng.

Anda bisa membuat ayam tim, sup ayam, ayam panggang atau hanya sekadar menumisnya saja.

Pasalnya, menggoreng dalam minyak hanya akan menambah kalori ke dalam daging ayam atau ikan Anda. Jadi, tak hanya bahan makanan saja yang penting untuk dipilih, Anda harus memperhatikan cara memasaknya.

Bolehkah makan ikan dan ayam bersama-sama?

Sejauh ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa makan ikan dan ayam bersamaan dalam satu piring memiliki dampak negatif. Namun, dikutip dari Ou Kosher, makan dan ikan secara terpisah sebenarnya memiliki beberapa kelebihan.

Makan ayam dan ikan secara terpisah dapat mencegah kelebihan asupan protein. Hal ini dapat memungkinkan Anda untuk mengatur asupan protein dengan lebih baik sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Selain itu, makan ayam dan ikan terpisah jika terjadi reaksi alergi akan lebih mudah menentukan penyebab alerginya. Cara ini juga mengurangi pembentukan asam lemak yang dihasilkan dari daging dan ikan.

Oleh karena itu, sebaiknya makan dari salah satu jenis protein saja dalam satu kali makan. Anda juga sebaiknya menambahkan sayuran sebagai sumber serat dan sumber karbohidrat lain agar asupan zat gizi seimbang.

Kesimpulan

Ayam dan ikan sama-sama sumber protein yang baik untuk kesehatan. Namun, sebaiknya keduanya tidak dikonsumsi secara bersamaan dalam satu kali makan. Anda cukup memilih satu jenis sumber protein saja lalu tambahkan asupan sayuran sebagai serat dan nasi secukupnya sebagai sumber karbohidrat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

FoodData Central Search Results. Chicken, broiler or fryers, breast, skinless, boneless, meat only, raw(n.d.). Retrieved 27 October 2023, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171077/nutrients 

FoodData Central Search Results. Fish, salmon, Atlantic, farmed, cooked, dry heat (n.d.). Retrieved 27 October 2023, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/175168/nutrients 

FoodData Central Search Results. Fish, sardine, Atlantic, canned in oil, drained solids with bone

(n.d.). Retrieved 27 October 2023, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/175139/nutrients 

Data Komposisi Pangan Indonesia. Ayam, hati, segar. Retrieved 27 October 2023, from https://panganku.org/id-ID/view 

Data Komposisi Pangan Indonesia. Ikan sarden segar. Retrieved 27 October 2023, from https://panganku.org/id-ID/view 

Doctors do not consider it dangerous to eat fish and meat together. Is it possible that there is no longer a prohibition to eat fish and meat together? (n.d.). Retrieved 27 October 2023, from https://oukosher.org/halacha-yomis/doctors-do-not-consider-it-dangerous-to-eat-fish-and-meat-together-is-it-possible-that-there-is-no-longer-a-prohibition-to-eat-fish-and-meat-together/ 

Marangoni F, Corsello G, Cricelli C, Ferrara N, Ghiselli A, Lucchin L, Poli A. Role of poultry meat in a balanced diet aimed at maintaining health and wellbeing: an Italian consensus document. Food and Nutrition Research. 2015 Jun 9;59:27606. doi: 10.3402/fnr.v59.27606. PMID: 26065493; PMCID: PMC4462824.

Versi Terbaru

03/11/2023

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Mencuci Ayam Mentah Berisiko, Begini Cara yang Tepat

5 Manfaat Ikan Lele untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 03/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan