Merasa dada tiba-tiba nyeri tentu bisa membuat siapa pun panik, apalagi jika rasa sakitnya mirip gejala serangan jantung. Namun, tidak semua nyeri dada berarti kondisi berbahaya. Salah satu penyebab yang cukup sering terjadi adalah kostokondritis. Sebenarnya, apa itu?
Apa itu kostokondritis?
Kostokondritis atau costochondritis adalah kondisi peradangan pada tulang rawan bagian rusuk yang menimbulkan rasa nyeri.
Bagian rusuk tulang rawan adalah jaringan spons yang elastisitas antara tulang rusuk dan tulang dada.
Kostokondritis adalah kondisi yang biasanya akan hilang setelah beberapa hari.
Seberapa umumkah kostokondritis?
Costochondritis biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja. Sebagian besar berusia 10 sampai 21 tahun.
Kostokondritis juga dapat terjadi pada orang dewasa dengan persentase wanita yang terinfeksi adalah 70%.
Anda dapat menurunkan peluang terkena penyakit dengan mengurangi faktor risiko Anda. Silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-tanda dan gejala kostokondritis
Gejala kostokondritis sangat mirip dengan angina yang disebabkan oleh penyakit jantung. Gejala kostokondritis adalah sebagai berikut:
- rasa sakit dan tidak nyaman di dada,
- rasa sakit bisa berlangsung selama beberapa hari atau lebih lama,
- terasa lebih sakit saat bersin, batuk atau napas dalam-dalam, serta
- sesak napas, kesulitan bernapas.
Kemungkinan terdapat tanda-tanda atau gejala yang tidak tercantum di atas.
Jika Anda mempunyai kekhawatiran tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda memiliki tanda dan gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan atau masalah, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.
Status dan kondisi kondisi kesehatan berbeda-beda pada setiap orang. Selalu diskusikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan diagnostik, pengobatan dan perawatan terbaik bagi Anda.
Penyebab kostokondritis
Penyebab pasti dari costochondritis terkadang tidak diketahui secara pasti.
Namun, berikut ini beberapa hal yang umumnya bisa menyebabkan rasa nyeri di dinding dada.
- Cedera. Misalnya, kecelakaan dalam berkendara atau jatuh.
- Tegangan pada dada. Misalnya mengangkat benda berat, olahraga berat, dan batuk yang terus menerus.
- Radang sendi. Misalnya osteoarthritis, rheumatoid arthritis (rematik), atau ankylosing spondylitis.
- Infeksi sendi. Virus, bakteri, dan jamur (misalnya tuberkulosis, sifilis, dan aspergillosis) bisa menyerang sendi tulang rusuk.
- Pertumbuhan tumor. Termasuk yang bersifat kanker maupun non-kanker di bagian tubuh dekat dada seperti payudara, tiroid, dan paru-paru.
Faktor-faktor risiko kostokondritis
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang terkena kostokondritis.
- merokok,
- memiliki berat badan berlebih,
- memiliki ketahanan tubuh yang rendah,
- memiliki gangguan sistem autoimun atau arthritis,
- memiliki kanker paru-paru, kanker payudara, atau tumor tiroid, serta
- memiliki sindrom Tietze.
Temui dokter Anda untuk mendapatkan saran dan jika Anda ingin mencegah salah satu dari risiko tersebut.
Bagaimana cara mendiagnosis kostokondritis?
Dokter akan mendiagnosis kostokondritis berdasarkan kondisi medis dan pemeriksaan klinis.
Nantinya, dokter juga akan menggunakan sinar-X jika kondisi tidak membaik dari waktu ke waktu.
Biasanya, diagnosis kostokondritis tidak memerlukan tes darah, tetapi dokter masih bisa menyarankan pemeriksaan untuk memastikan Anda tidak menderita penyakit lain.
Berbagai cara mengobati kostokondritis
Meskipun kondisi ini tidak selalu membutuhkan pengobatan, kostokondritis bisa diobati dengan berbagai cara dari mulai pengobatan hingga terapi.
Meskipun kondisi ini tidak selalu membutuhkan pengobatan, kostokondritis bisa diobati dengan berbagai cara dari mulai pengobatan hingga terapi.
1. Obat antiinflamasi nonsteroid
Obat antiradang nonsteroid (NSAID). Ibuprofen (Motrin IB) dan naproxen sodium (Aleve) termasuk jenis NSAID tanpa resep yang bisa Anda beli di apotek terdekat.
Namun, dokter biasanya akan meresepkan NSAID yang lebih kuat untuk mengatasi rasa sakit yang parah.
2. Obat antinyeri narkotika
Rasa nyeri yang sangat menyakitkan biasanya akan diobati dengan obat-obatan yang mengandung kodein seperti hydocodone-acetaminophen (Vicodin, Norco) dan oxycodone-acetaminophen (Tylox, Roxicet, dan Percocet).
3. Antidepresan
Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, sering digunakan untuk mengendalikan rasa nyeri kronis, terutama jika rasa sakitnya menganggu waktu tidur Anda.
4. Obat antikejang
Obat epilepsi gabapentin (Neurontin) juga bisa digunakan untuk mengobati rasa sakit akibat kostokondritis karena telah terbukti berhasil mengendalikan nyeri kronis.
5. Latihan peregangan
Latihan peregangan ringan untuk otot dada dapat membantu mengendalikan dan mencegah rasa sakit yang semakin parah.
Anda bisa mempraktikannya setiap hari sambil mengatur pola napas saat melakukan peregangan.
6. Stimulasi saraf
Prosedur stimulasi saraf listrik transkutan (TENS) dilakukan dengan mengirimkan arus listrik lemah melalui tambalan perekat pada kulit di dekat area yang terasa nyeri.
Hal ini dimaksudkan untuk mengacaukan dan menyembunyikan sinyal rasa sakit serta mencegahnya untuk sampai ke otak.
Pengobatan di rumah untuk kostokondritis
Untuk mengontrol kostokondritis, Anda perlu menjaga beberapa hal berikut.
- minum obat Anda sesuai arahan yang diberikan oleh dokter
- tanyakan kepada dokter jika Anda berencana berolahraga kembali
- laporkan segera ke dokter jika kondisi Anda tidak membaik, atau lebih parah
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Kostokondritis adalah peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dengan tulang dada, sering menyebabkan nyeri dada mirip serangan jantung namun umumnya tidak berbahaya.
- Penyebabnya bisa meliputi cedera, aktivitas fisik berlebihan, radang sendi, infeksi, hingga tumor, dengan faktor risiko seperti merokok, obesitas, dan penyakit autoimun.
- Diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, terkadang dibantu dengan rontgen untuk menyingkirkan penyakit lain.
- Penanganan meliputi obat pereda nyeri (NSAID, narkotika, antidepresan, atau antikejang), terapi peregangan, stimulasi saraf, serta perawatan di rumah sesuai arahan dokter.
[embed-health-tool-bmi]